14

18.2K 3.3K 247
                                    

Pangeran Zephran telah dinyatakan sembuh.

Untuk pertama kalinya, pintu batu tempat masuk ke ruang penjaga pangeran terbuka dan mempersilakan orang di dalamnya untuk keluar.

Ibu Ryena yang menyaksikan dari bawah, tersenyum miring. Dia yakin, setelah ini hidup-hidupnya esok akan lebih terjamin dan lebih makmur. Baginya, Ryena yang mendapat pemberkatan langsung dari Dewi Penyembuh adalah gadis yang telah ditakdirkan dan patut disyukuri.

Pintu itu terbuka dan menampakkan dua orang yang keluar dari sana. Kedatangan keduanya yang sebenarnya sudah ditunggu-tunggu sejak kemarin.

"Kau benar-benar tidak apa-apa?"

Ryena memalingkan wajahnya, menghindari agar Pangeran Zephran tidak melihat wajahnya, "Tidak."

Kain itu sudah sobek tercakar oleh sisi monster yang kini telah menghilang. Pangeran telah sembuh. Kabar baiknya, wajah dan kulit tangan Ryena juga bebas dari kemungkinan jejak cakaran akan meninggalkan bekas, hal ini dikarenakan tubuh Ryena menyembuhkan dirinya sendiri dan memperbaiki semuanya, seolah cakaran dalam itu memang tidak pernah terjadi.

"Penghormatan kepada Ryena Shin," ucap seseorang, diikuti dengan penyembahan lain dari bawah sana yang lagi-lagi membuat Ryena tidak merasa nyaman.

Raja Zeolard menghampiri putranya. Dengan agak ragu, disentuhnya tangan putranya. "Kau sudah sembuh, Zephran?"

Pangeran Zephran mengangguk, yang membuat Raja Zeolard akhirnya memeluknya.

Ryena sebenarnya ingin segera turun dari sana dan segera menghampiri orangtuanya untuk menyeret mereka pulang. Dia tak dapat menemukan dua orangtuanya di antara kerumunan itu.

Usai menyembuhkan pangeran dan memusnahkan sisi lain pangeran, Pangeran Zephran terbangun. Ryena melupakan fakta bahwa kain penutup wajahnya telah sobek. Ditolehkannya wajahnya ke Pangeran Zephran yang baru mengumpulkan kesadarannya.

"Pangeran tidak apa-apa?" tanya Ryena sembari memposisikan dirinya berjongkok di depan pangeran yang terduduk di lantai.

Rok putih panjangnya menyentuh lantai dan juga tak sengaja menyentuh jari kaki Pangeran Zephran, membuat sang pangeran tersadar bahwa Ryena ada di depannya.

"Pipimu ...." Pangeran Zephran hampir mengangkat tangannya untuk mengusap darah yang mengalir di pipi gadis itu, tetapi Ryena lebih cepat lagi menyadari apa yang akan dilakukan pangeran.

"Saya baik-baik saja," ujarnya cepat sembari berdiri.

Ryena langsung memalingkan wajah dan kembali masuk ke dalam ruangan tadi dan meninggalkan Pangeran Zephran di kamarnya dengan penuh tanda tanya.

Sudah tiga purnama, Pangeran Zephran tidak pernah melihat langit malam. Tiga purnama berlalu, pangeran kehilangan kesempatan untuk menyaksikan bulan purnama. Tiga purnama berlalu, dirinya tidak lagi melihat taburan bintang-bintang.

Dan sekarang, berkat Ryena, dia akan kembali menjalani hidup normal.

Fercie segera menghampiri Ryena setelah pemujaan berakhir, lalu dengan cepat membawa Ryena menjauh dari sana.

"Kemana kain penutupmu? Apakah pangeran melihatmu?" tanya Fercie dengan nada marah (baiklah, sebenarnya tidak, tetapi Ryena yang menyimpulkan demikian).

"Disobek pangeran," balas Ryena dengan santainya. Hal yang dilakukannya semata untuk melihat reaksi Fercie.

"Tidak mungkin Pangeran Zephran melakukan itu. Pangeran sangat menghargai orang lain," ucap Fercie seolah hendak membantah perkataan Ryena, padahal dia mengatakan hal yang sebenarnya.

ZEMBLANITY - The Kingdom of Light [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz