12

17.2K 3.3K 126
                                    

Ryena duduk dalam ruangan yang didedikasikan oleh Pangeran Zephran sebagai ruangan yang digunakan para tabib apabila sudah selesai meramu obatnya. Ruangan itu telah dikuncinya sesuai instruksi Pangeran Zephran.

Katanya, saat matahari tenggelam sepenuhnya nanti, maka pangeran akan bertransformasi. Begitu, kata pangeran, saat Ryena bertanya. Saat sudah menjadi monster nanti, Pangeran Zephran mungkin akan menyerang Ryena, tetapi pangeran sudah memberikan jaminan bahwa Ryena tidak akan terluka, selama dia masih berada di balik pintu itu. Karena menurut cerita pangeran, banyak tabib yang bersembunyi di sana saat mereka gagal.

Di sana, Ryena membawa tiga buah buku yang dipilih langsung oleh Pangeran Zephran. Pangeran memberikannya untuknya. Buku itu akan tetap menjadi miliknya walaupun jika dia gagal menyembuhkan pangeran. Jika gagal, maka Ryena akan membaca buku itu di ruang bawah tanah. Jika berhasil, Ryena boleh membawa buku itu pulang, tentu saja begitu.

"Pangeran," sapa Ryena dari balik pintu.

"Hm?"

Ryena menatap ke arah lima lubang lingkaran yang berbentuk formasi segilima—yang rupanya juga ada di ruangan kosong yang kini dimasukinya. Langit sudah memamerkan senjanya dan bersiap-siap menenggelamkan sang matahari.

Ryena kembali melanjutkan, "Apa hadiah yang paling pangeran inginkan saat pangeran berulang tahun?"

Untungnya, Ryena ingat pesan dari Riuka, karena sahabatnya yang satu itu sangatlah ingin memberikan hadiah yang membuat sang putra mahkota merasa senang. Ryena terkadang kesal dengan Riuka, karena dia sendiri juga bahkan belum pernah mendapatkan hadiah yang membuatnya senang—lebih tepatnya, seluruh dunia bahkan melupakan hari kelahirannya. Kedua orangtuanya juga, semuanya hanya mengingat hari itu sebagai hari yang besar karena adalah hari kelahiran calon pemimpin mereka. Rasanya pantas saja bagi Ryena untuk merasa kesal.

"Mengapa kau bertanya begitu?"

"Ada teman saya yang menanyakannya," balas Ryena dengan jujur. Dia juga tidak mau menutupi-nutupi kenyataan untuk membuat harapan sang pangeran menjadi tinggi.

Tidak, Ryena tidak ingin membuat pangeran salah sangka dan mengira bahwa Ryena juga adalah salah satu dari jutaan pemujanya yang berserakkan di luar sana.

"Oh." Pangeran Zephran membalas dari seberang. "Apa yang kau berikan tahun lalu?"

Ryena tersentak kaget dari duduknya, lalu melepas kain yang sebenarnya membuatnya agak kepanasan walaupun temperatur di sini sangatlah normal.

"Pangeran tidak boleh tahu. Itulah sebabnya Yang Mulia Raja meminta kami untuk tidak menulis nama di atas hadiah!" balas Ryena sengit.

Dan juga, dia tidak ingin Pangeran Zephran tahu bahwa dia hanya memberikan sebatang kayu yang sudah dihaluskannya, lalu Ryena mengukirnya dengan tulisan, "Semoga pangeran berulang tahun sampai seribu kali lagi."

Ryena ingat dengan sangat jelas bahwa ibunya meminta Ryena menulis surat saja untuk pangeran tentang betapa menderitanya mereka, tapi karena kebetulan ibunya tidak bisa membaca, maka Ryena memanipulasi tulisannya sendiri. Menjijikkan sekali kalau sampai surat yang penuh dengan ucapan penderitaan itu sampai di tangan pangeran. Pangeran pasti akan mengira bahwa anak yang menuliskan itu adalah anak paling aneh di dunia.

"Tidak ada ayahku di sini, kau bisa memberitahuku," ucapnya dengan nada bercanda.

"Hadiah saya hanya hadiah biasa, bahkan mungkin pangeran sudah membuangnya."

Keheningan dari balik pintu membuat Ryena kesal (lagi), karena bukankah itu artinya kata-katanya memang benar? Padahal, setelah mengenal sedikit sifat pangeran, Ryena berharap bahwa pangeran membantah dan mengatakan bahwa dia masih menyimpan semuanya.

ZEMBLANITY - The Kingdom of Light [END]Where stories live. Discover now