Chapter 1: A Village

490 12 0
                                    

Terdengar sebuah suara mobil yang melintasi sebuah hutan pada malam hari dengan begitu tenangnya. Dengan seorang pengendara lelaki dan perempuan yang sebagai penumpang. Lelaki itu bernama Zega Khilaga, dan perempuan itu bernama Insanti Miko Putri yang biasa dipanggil Miko. Mereka berdua sedang menuju kesebuah desa yang tempatnya tepat disebuah hutan belantara. 

Tujuan mereka adalah untuk bertemu dengan neneknya Zega. Zega mendapatkan sebuah kiriman pesan 3 hari yang lalu yang dikirim oleh neneknya sendiri. Pesan itu berisi bahwa neneknya ingin memberikan sesuatu barang yang berharga untuknya. Tidak ada keterangan lebih lanjut tentang barang apa yang ingin diberi oleh neneknya itu.

"Zega, Kapan nih kita nyampenya??" tanya Miko.

"Bentar lagi kok, Tunggu sebentar lagi..." balas Zega.

"Baiklah... Ngomong-ngomong kapan terkahir kamu mendatangi rumah nenekmu?"

"5 tahun yang lalu kalo ga salah..."

"Kukira kamu mengunjunginya setiap tahun...hahaha... ." sambil tertawa kecil.

"Keluarga kami tidak selalu bisa berkumpul setiap tahun, sekarang aja aku mengajak kamu karena keluarga ku tak bisa menemaniku."

"Iyaaa aku tahu Zegaa..."

"Nah tuh kita sampe, tepat didepan kita ada sebuah desa disana." ucap Zega.

"Wah iya benar loh, bagus juga desanya..." Balah Miko dengan senang.

"Ayo kita turun, sudah malam ini tak enak jika berada lama lama dimobil, hahaha...."

"Ayoo..." jawab Miko dengan semangat.

Mereka pun segera turun dari mobil dan mendekati salah satu rumah didesa itu. Rumah itu terbuat dari kayu dan atapnya terbuat dari daun kelapa yang sudah kering. Sebelum mereka mengetuk pintu itu, ada sebuah perapian yang masih menyala tepat di tengah desa itu. Saat mereka baru saja ingin mengetuk pintu tiba-tiba ada seseorang yang berbicara kepada mereka.

"Selamat datang, apa kalian baru sampai disini?" tanya seorang kakek-kakek yang sudah terlihat tua sekali.

"Oh iya kek, saya cucu dari nenek yang tinggal dirumah ini, dan disebelah saya ini teman saya." jawab Zega.

"Salam kenal kek." ucap Miko.

"Iya Iya, tapi maaf dek... Nenek Kio sedang tidak ada dirumah sekarang, dia sedang mengobati seseorang di desa tetangga. Jika tidak keberatan, kalian bisa menginap disini terlebih dahulu. Nenek Kio menitipkan ku sebuah kunci rumah ini, mungkin kalian bisa menggunakannya untuk beristirahat sampai besok." ucap Kakek itu.

"Oiya kek, kami akan menginap disini dulu." jawab Zega.

Kakek itu pun memberikan kunci tersebut kepada Zega dan berkata,

"Tolong simpan kunci ini, Nenekmu akan kembali dalam 2 hari kedepan. Jadi kalau tidak keberatan kalian bisa tinggal disini lebih lama lagi."

"Iya kek terima kasih atas bantuan dan informasinya. Kami permisi dulu untuk mengemas barang-barang kami kek." jawab Miko.

"iya sama-sama kakek tinggal dlu ya..." balas kakek itu.

Kakek itupun meninggalkan mereka berdua, Zega pun langsung membuka pintu dengan kunci tadi. Mereka membereskan barang-barang mereka ke dalam rumah nenek Zega. Rumah yang tidak terlalu bagus dan tidak terlalu jelek juga untuk ditempati.

Kamar itu memiliki 2 kamar yang terpisah karena ruang keluarga yang berada di tengah-tengah. Tidak ada lampu di rumah itu, hanya ada beberapa lentera yang menyala tergantung disisi setiap ruangan.

"Mungkin kita langsung istarahat saja, aku sudah lelah dengan perjalanan tadi." ucap Miko.

"Ya, kita sudah menghabiskan 5 jam untuk kesini dan sekarang pukul 11 malam. Kamu akan tidur di kamar depan dan aku akan tidur di kamar belakang." balas Zega.

"Ok, Selamat tidur Zega."

"Selamat tidur."

Baru saja mereka ingin masuk ke kamarnya masing-masing, terdengar suara ketukan pintu yang keras dan berulang. Ketukan itu terdengar menyeramkan dan disusul sembari ada suara jeritan yang terdengar.

"Hoiiiii!!!!!!"

To Be Continued.

Maafkan saya, cerita yang satunya yang berjudul "Diki Story" mungkin tidak akan saya lanjutkan karena ada beberapa masalah. Tetapi untuk cerita ini saya usahakan tetap menulis sampai selesai.

The Village Forestحيث تعيش القصص. اكتشف الآن