Akhilla menyipit. "Karena itulah kau menyerangku tanpa ampun tadi?"
"Kau juga ... menyerangku tanpa ampun." Napas Zakharya terdengar begitu berat. "Baiklah ... kekuatan Mata Darah yang menyerangku ... tapi, memang begitu rencananya."
"Bicaramu aneh. Apa maksudmu?"
Zakharya menoleh ke arahnya. Tangannya terangkat perlahan dengan bergetar. Menimang beberapa saat, Akhilla memilih untuk meraih tangan itu. Zakharya membuka mulut lagi, "Inang Mata Darah yang abadi ... hanya bisa dibunuh oleh Inang Mata darah lainnya."
Akhilla membeliak. Dia baru memahami maksud Zakharya. Reruntuhan ini, pembunuhan massal ini, kehancuran ini, semua dilakukan tak lain oleh dirinya sendiri. Oleh kehendak Mata Darah. Akhilla pun menyadari dengan ngeri; inilah kendali milik kekuatan Mata Darah sendiri demi melindungi inangnya.
Dan setelah ini, apa?"
"Kita semua berhak untuk hidup bebas." Zakharya mengangkat tangannya lagi, menelusuri pelipis Akhilla yang berdarah. "Bukan hidup di bawah tirani seperti ini."
Perlahan, tangan itu pun jatuh mengikuti gravitasi. Uap tipis yang menandakan Pangeran Salju masih bernapas pun menghilang. Tak ada lagi denyut nadi. Tubuh itu sudah kaku.
Akhilla termangu. Dia tahu selama ini dia menanti-nantikan hal ini, menantikan kematian Pangeran Salju. Namun setelah semuanya terbongkar, dan ternyata pelaku yang dia kejar adalah dirinya sendiri, apa yang harus dia lakukan? Dunia ini begitu penuh kebohongan. Dia bahkan tak tahu lagi harus mempercayai apa.
Akhilla bangkit, ingin menguburkan mayat Pangeran Salju. Namun dari hutan di sekitarnya, tiba-tiba muncul beberapa orang yang mendekat. Akhilla segera memasang posisi siap bertarung. Dia lalu menyadari siapa orang-orang yang mendekat itu.
Mereka adalah Pasukan Pemberontakan Pangeran Salju.
Para pasukan itu bermunculan mengelilinginya. Perlahan-lahan makin banyak hingga Akhilla tak bisa lagi menghitung kemunculan mereka. Semua berkumpul dan hanya berdiri di sekitar mayat Pangeran Salju. Akhilla hendak merapalkan mata untuk membuat senjata ketika tiba-tiba, beberapa dari pasukan Pangeran Salju itu berlutut, diikuti oleh orang-orang lainnya.
Akhilla tercengang.
"Hormat kami kepada pemimpin Pasukan Pemberontakan terbaru!"
Jantungnya berdebar. Kemudian muncul sorakan bergema dari ujung ke ujung. Tidak. Bukan ini yang dia harapkan. Apakah ini bagian dari rencana Zakharya? Dia tak menginginkannya. Tapi tirani dari kerajaan sudah dengan begitu kejinya membuat hukum agar semua orang menghakimi para Inang Mata Darah. Dia tak menyukai itu. Dia tak terima diperlakukan begini. Apakah memang ini jawabannya?
Akhilla menatap tubuh kaku Pangeran Salju yang sudah tak bernyawa, kemudian menatap ke arah pasukan yang berlutut terhadapnya. Di tengah kekacauan ini. Rasanya Akhilla tahu kenapa Pangeran Salju menginginkan kematian. Namun, apa yang selama ini diembannya adalah tanggung jawab, sebuah gerakan besar demi mengubah nasib.
Karena perubahan besar takkan terjadi tanpa bayaran yang besar juga.
Pangeran Salju sudah membayar begitu besar. Kini adalah gilirannya.
Akhilla mengangkat tangannya, angkat suara dengan volume terkencang yang dia bisa. "Mari gulingkan raja kita! Gulingkan para penguasa!"
Para pasukan pun bersorak. Mengamini rencana dari Inang Mata Darah yang selama ini selalu dimanfaatkan oleh kerajaan.
TAMAT
A/N
Akhirnya tamat. Horeee!
This is my poor attempt to write fantasy. Iya, menurut gue ini ceritanya emang ecek-ecek banget sih. Soalnya worldbuilding-nya juga tempelan gitu. Turns out kalau nulis fantasi lebih enak kalau worldbuilding-nya dikupas perlahan tapi udah mulai dari awal kisah sih, daripada info dumping begini.
Kalau mau baca novel fantasi bagus, gue ada beberapa rekomendasi, di antaranya:
-) Karya-karya Leigh Bardugo, tapi terutama gue rekomen Six of Crows dan Crooked Kingdom. Dwilogi SoC-CK ini menurut gue excellent dari berbagai sisi, dari karakter yang unik nan kuat, plot twist yang tepat, romance-tapi-gak-romance-amat, kadar friendship yang pas, dan action-packed jadi memicu adrenalin banget, plotnya nggak berjalan lambat. Trus dialognya witty2 gitu gemash. Tokoh-tokohnya mematikan sekaligus menggemaskan. Gue suka sama semuanya kecuali sama satu hal, tapi kalau gue kasih tahu ntar spoiler. Kalau lo tertarik sama Fantasi, plis baca cerita ini.
-) The Poppy War by R. F. Kuang. GILA GUE JATUH CINTA SAMA KEBRUTALANNYA. Ini juga action-packed. Jadi tokoh utamanya tuh selalu act, act, act, gitu. Tokoh utamanya itu cewek, namanya Fang Runin, terinspirasi dari tokoh Azula (Avatar: The Legend of Aang) dan Mao Zedong. Gue tahu The Poppy War itu cerita tentang perang, yang menurut gue itu nggak seksi. Tapi pas gue udah baca, bangsat, bagus banget men ceritanya sangat teramat bikin adrenalin terpacu dan gue nggak bisa berhenti baca gitu. Fang Runin itu GILA CUY dia sangat sangat sangat ambisius dan itu justru bikin gue jatuh cinta sama dia. Trus taktik perangnya, strategi dari Fang Runin, wah gila ini tuh my 2019 best book. Gue awalnya gak tertarik baca karena ceritanya tentang perang (menurut gue itu bukan tema yang lagi pengen gue baca), but turns out gue nggak nyesel udah ikutin saran temen gue buat baca TPW. Very, very recommended 10/10.
-) Aroma Karsa by Dee Lestari (tapi kayaknya ini lebih masuk ke paranormal(?) tapi gue masukkin fantasi aja karena emang ada sedikit fantasinya). Mungkin ini bias sih karena Dee itu novelis Indonesia fav gue, tapi menurut gue, semua orang Indonesia wajib banget baca Aroma Karsa, karena pas baca ini gue merasa ditunjukkan bahwa Indonesia 'sekaya-raya' itu. Like, ya gue tau Indonesia itu kaya akan budaya, tapi kalo di novel yang gue temui itu tuh kebanyakan telling, sedangkan yang Dee lakukan di Aroma Karsa itu dia lagi showing sisi 'kaya-raya'nya di mana dengan karya tulis. Menurut gue nggak semua penulis mampu kayak gitu. Kalaupun mampu kasih informasi, belum tentu mampu bikin informasi itu teruntai serapi, seindah, dan sepuitis Dee, yang rasanya tuh kayak itu bukan fiksi gitu. Jadi pas baca tuh kayak, jendela imajinasi terbuka lebar saat baca deskripsi tentang racikan parfum, dan Dee genius banget meramu kata buat deskripsi wangi-wangian disertai bahan-bahannya, trus tentang mitos-mitos, tentang abdi keraton, DAN TENTANG ANGGREK sumpah gue langsung relate banget anjir karena nyokap gue penggila anggrek. Kalaupun lo nggak suka gaya menulis Dee, minimal banget lo baca ini bisa dapet berbagai pengetahuan, dan belajar berbagai untaian kata untuk memperkaya glosarium lo dalam menulis. Ide dan tulisannya sendiri bener-bener... *chef's kiss*
-) A Darker Shades Of Magic by V.E. Schwab. Gue nggak tahu ya, gue suka banget sama ini novel. Sekuelnya gue lebih suka lagi. Mungkin bias sih, soalnya gue suka sama cerita yang idenya aneh-aneh, tapi pembangunan universe-nya masih konsisten gitu. Gue awalnya agak skeptis baca buku ini, takut malah nggak masuk ke selera gue. Turns out gue suka karena menurut gue semuanya tuh rapi gitu. Istilahnya, semua hal dalam novel ini kayak 'sesuai pada porsinya, semua takaran tepat'. Semuanya tepat, baik itu karakternya, mengulas perasaan si karakter (tokoh utama cowoknya priviledged man, sedangkan tokoh ceweknya enggak makanya dia jadi pencopet), bikin hukum-hukum sihirnya, menjelaskan perasaan ketika menggunakan sihir ini-itu, tokoh antagonisnya juga bikin empatik, terus tuh ketika tokohnya capek, gue juga ikut capek gitu soalnya tempo cerita cepat dan kayak gak dikasih istirahat, tapi emang harus begitu, misinya segenting itu. Ya intinya gue suka karena worldbuilding rapi, penokohan rapi, dan perasaan tokoh-tokohnya tersampaikan ke gue dengan baik.
-) The Wrath And The Dawn. Ini kisah fantasy-romance, retelling tentang awal mula Dongeng 1001 Malam (Arabian Nights) tercipta, yakni dimulai dari Scheherzade yang bercerita berbagai kisah bersambung agar sang raja pensaran sama kelanjutannya, dan jadi menunda pembunuhan Scheherzade (Shahrzad dalam novel). Ini novel gue suka karena walau tulisannya tuh puitis indah yang membuai, tapi tokoh ceweknya pinter dan tokoh cowoknya nggak abusive. Tulisannya pun romantic, romantisnya indah kayak ada rasa-rasa didongengin dengan dongeng 1001 malam (mungkin karena pengaruh dari pilihan diksinya). Overall this is a quite romantic story.
Itu semua rekomendasi dari gue udah ada terjemahan bahasa Indonesia-nya kok. Semua ada di toko buku. Kalaupun stoknya lagi kosong, coba beli via online aja.
YOU ARE READING
Darah dan Salju
FantasyAlkisah, di sebuah desa yang damai, mata seorang gadis berganti senada dengan warna darah, dan rombongan Pangeran Salju membantai seisi desanya detik itu juga. All right reserved 2016 by Crowdstroia.
LIMA - END
Start from the beginning
