Chapter 13.

588 21 8
                                    

Leviana Point of View

“Aku balik dulu ya, Lev.”

Bersamaan dengan anggukanku, Claire resmi meninggalkan ku sendirian di bangku taman sodara-sodara.

Kak Lando?

Kampret, aku inget lagi kan.

Oiya, aku tau orang yang mungkin tau kepergian kak Lando. Langsung saja kusambar handphone ku dan mendial nomornya.

“Halo?” ucap seseorang diujung telepon

“Mama!” teriakanku hampir saja membuat pohon trembesi di sebelahku roboh. Oke, ini berlebihan.

“Oh, Levi. Ada apa, sayang?”

“Kok ada apa. Levi kangen mama, kapan balik ke Indo?”

“Sabar dong. Kok cengeng gitu--- Oh, yes, Sir. Wait, I’ll be back in a minute. Levi, kalo gak ada yang penting Mama tutup ya?” terdengar sedikit keributan di seberang sana.

Ah, kampret. Masa udah diputus?

WAIT! PENTING MA, PENTING,” aku menarik napas dalam. “Mama tau Kak Lando pergi kemana?”

“Lando? Emang dia kenapa?”

Kan, sudah kuduga. Kak Lando pasti gak bilang siapa-siapa. ADA GOLOK GAK, GUE SEBEL GILA SAMA DIA.

“Eh?----eng--enggak deng, Ma. Pamitnya sih ke rumah temen, tapi dari kemarin kok belum pulang. Levi aja kali ya yang lebay, haha,”

Wah, bohong lagi deh gue. Yang pergi siapa, yang dosa siapa.

“Oyasudah. Mama tutup ya? Masih banyak kerjaan. Kamu ati-ati di Indo. Dah, Sayang,”

Tuttt...tuutt

Bagus. Sekarang gak ada yang tau dimana kucrut satu itu pergi. Dan WOW, mungkin emang saatnya aku gak terlalu mencampuri urusan Kak Lando.

Bodo amat, entar juga dia balik sendiri.

BAGUS!

You can count on me, like one two three, I’ll be there

And I know when I need it, I can count on you like--- Haha.”

Terdengar sayup-sayup nyanyian sesorang. Dan--hah? Kok ketawa? Siapa sih yang nyanyi---

“HUAHAHA,”

Kok malah kenceng. Wah, songong nih---Gedubrak.

Adaow! Oiya, gue lagi ngumpet dibawah kursi taman kan. Intip dikit ah.

Pelan-pelan aku menjulurkan kepalaku dari bawah bangku dan mendongak demi melihat sang pemilik suara. Agak bejat sih kelakuan gue.

Udah pelan-pelan gue ngintip kan ya, dan gue malah ngeliat seseorang yang sudah sangat amat familiar. HAHA, K-E-T-O-S.

Ke-gep deh.

“ANJIR, SIAPA YANG NGINTIPIN GUE, HAH? SIAPA LO? RASAKAN KAU!”

WAIT, WAIT! AMPUN, KAK. TADI SAYA--”

Telat deh.

--Pletak.

Keren deh, kepentok dua kali dalam waktu 5 menit. Harus potong tumpeng nih.

“SINI LO, KELUAR! ANAK MANA SIH PAKE NGINTIPIN ORANG SEGALA, HAH? UNTUNG HARI INI GUE PAKE CELANA,”

Setelah berhasil berdiri menghadapnya, aku melancarkan jurus andalan gue. TAPAL KUDAA--eh, boong. Nyengir doang sih.

PuzzleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang