Keputusan sepihak

20.3K 1K 15
                                    

" silahkan turun ibu Cherry " Charli membukakan pintu mobil lalu menunduk hormat.

" sudah aku katakan jangan panggil aku ibu . Jarak umur kita mungkin tidak jauh beda. Sekali lagi kamu memanggil aku ibu , aku akan menendang bokongmu " Cherry memasang wajah serius sedetik kemudian tertawa melihat wajah kaget Charli.

Charli menunduk meminta maaf " maaf ib ah Cherry maksud saya " Charli memukul Bibirnya sendiri.

" Apa yang kalian diskusikan sampai kamu tidak turun dari mobil "

Mark menatap Cherry di balik punggung Charli. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya. Penampilan Mark cukup berantakan. Jasnya sudah menghilang entah dimana . Kemejanya menonjolkan tubuh seksinya.

Cherry mendecakkam lidahnya lalu dengan malas keluar dari mobil . Charli dengan sigap menyingkir dari hadapannya. Cherry melihat sebuah rumah yang sangat cantik yang penuh dengan kaca sebagai dindingnya. Mulutnya terbuka mengagumi.ini seperti rumah impiannya. Kepalanya berfikir ini rumah siapa . Kenapa Cherry dibawa kesini bukan di bawa pulang ke rumahnya.

" Tutup mulutmu sayang nanti kamu masuk angin." Bisik Mark.

" Kenapa membawaku kesini. Ini bukan rumahku. Aku mau pulang ke rumahku. "

" Kita masuk dan aku akan menjelaskannya di dalam. " Kali ini Mark tidak menggendong Cherry lagi tapi tangannya menggenggam tangan Cherry menuntunnya dengan agak paksa masuk ke rumah .

" Open the door" Mark bersuara didepan pintu kaca yang tidak memiliki engsel . Setelah bersuara pintu tersebut terbuka secara otomatis . Cherry terpukau dengan kehebatan rumah ini. Hanya mengucapkan kalimat tersebut otomatis pintu terbuka. Teknologi memang sudah sangat canggih.

Mark membawa Cherry masuk dan mengajaknya menuju sofa berbentuk U berwarna abu abu dengan alas karpet berbulu selebar ukuran sofa dan meja. Di sebelah kanan sofa terdapat dapur dan ruang makan . Di sebelah kiri terdapat music corner yang dimana disudut rumah terpajang grand piano dan biola tergantung di dindingnya. Cherry melihat keatas , di atas terlihat 4 pintu yang entah itu tempat apa. Mark mendudukkan Cherry lalu mengambil sebuah remote . Mark memencet tombol lalu dinding berwarna putih terbuka pelan. Ya Cherry terpaku melihat apa dibalik dinding tersebut. Cherry tidak menyangka kalau dinding ini memiliki benda tersembunyi dibaliknya . Kalau Mark tidak membukanya, Cherry pasti tidak akan pernah tahu kalau tembok ini bukan tembok asli. Semacam connecting door yang menyerupai tembok rumah Mark.

Mark menyalakan TV nya lalu menyambungkan dengan video call. Tidak lama kemudian muncul wajah papa dan mama Cherry. Luar biasa hari ini Cherry dikagetkan banyak kali dan untung saja Cherry tidak memiliki penyakit jantung kalau iya sudah dari tadi Cherry berpamitan dengan dunia.

" Akhirnya kamu pulang anak nakal. " Suara papa membuka percakapan ketika video tersambung
" Cherry ku nak kamu baik baik saja ? Mama merindukanmu " mata mama berkaca kaca.

Cherry menutup mulutnya dengan keras. Cherry sangat merindukan kedua orangtuanya. Tapi langkah yang diambilnya dua tahun yang lalu menyebabkan malu luar biasa bagi mereka.

" Ma.. pa.. akuuuu... " Cherry tidak melanjutkan kalimatnya . Cherry menangis pelan . Melihat Cherry menangis , Mark langsung duduk dan mengusap punggungnya.

" Kenapa kamu baru pulang hah? Kamu membuat papa jatuh sakit karena malu dengan semua orang . Kemana saja kamu ? Apakah sudah sadar dengan kelakuan kekanakan kanakanmu?" " Pa jangan memarahinya" mama terlihat menegur suaminya.

" Sayang kamu terlihat kurus. Selama ini kamu dimana ? Kamu tega sama mama tidak pernah menelfon mama. Setiap bulan hanya mengirim surat kerumah. "

Tangisan Cherry semakin deras. Cherry tidak tahu dampak yang ditimbulkannya akan separah ini sampai membuat papa nya jatuh sakit.

" Mama papa aku minta maaf. Cherry tidak bermaksud menyakiti mama papa. Cherry juga tidak bermaksud membuat kalian malu. Cherry akui Cherry salah. Cherry kekanakan kanakan dengan memilih kabur. Tapi itu semua ada alasannya . Cherry hanya ingin menyendiri. Itu saja. "

" Sekarang katakan apa alasan kamu bertindak seperti itu. Kenapa disaat seminggu menjelang pernikahanmu kamu bersikap semaumu dengan kabur. " Papa memandang tajam Cherry seolah ingin mencincang tubuhnya.

" Pa aku tidak bisa menceritakan alasannya pada papa. Yang harus menjelaskannya itu Mark. Karena Mark yang membuat aku memilih jalan untuk pergi. " Isak Cherry

Mark tegang disampingnya Cherry. Tangannya berhenti mengusap punggung Cherry. " Apa yang kamu katakan ? Itu karena aku? "

Cherry tidak menjawab . Cherry memilih sibuk menangis dan menutup wajahnya.

" Papa beri kamu kesempatan . Papa akan memaafkanmu jika kamu bisa menyelesaikan masalah kamu dengan Mark. Dan papa tidak akan membiarkan kamu pulang ke rumah sebelum masalah kalian selesai. Paham kamu? "

" Maksud papa apa ? Kenapa aku tidak boleh pulang kerumah. Mama aku mau pulang kerumah . " Cherry memohon dengan tersedu sedu

" Kamu tinggal di sana bersama Mark sampai semuanya selesai. Papa memblokir semua jalan kamu untuk menuju pulang kerumah. Kamu boleh menginjakkan kaki dirumah jika kamu memberi kami kabar kalau kamu mampu menyelesaikan semuanya. "

" papaaa tidak boleh seperti ituuu aku anak papa atau bukan ? Kenapa papa kejam sama aku.. ini keputusan sepihak. Aku tidak setuju "

" Sayang dengar kata papa. Kamu tidak ingin papa jatuh sakit? Ikuti saja permintaannya. Mama yakin kamu akan menyelesaikannya dengan cepat lalu kamu akan kembali ke sini. Kami sayang sama kamu nak. " Mama menangis.

" Ingat kata kata papa Cherry. Kamu tahu bukan , Papa tidak pernah main main. Selesaikan cepat jika ingin pulang dan tinggal bersama kami. Mark, kami akan memutus sambungan nya. Jaga diri kalian. Dan aku titip Cherry. Jika dia nakal beri pelajaran. "

" Tapi pa.. papa... Mama.. papa..." Sambungan video call terputus. Cherry menangis sekeras kerasnya. Papanya terlalu kejam. Memberi syarat yang tidak mungkin Cherry penuhi.

" Sayang coba beritahu , aku sudah membuat kesalahan apa sampai kamu bilang aku penyebab kamu kabur pada saat itu. "

Cherry mencoba berhenti menangis. Matanya bengkak dan masih ada tetesan air mata yang jatuh di pipinya. Matanya merah menatap Mark.

" Coba sadari sendiri. Karena jawabannya ada pada kamu. " Cherry beranjak dari sofa berlari menaiki tangga dan memasuki salah satu pintu di hadapannya. Cherry tidak peduli dirinya memasuki ruangan mana. Yang dia ingin saat ini adalah menyendiri dan menangis sebanyak banyaknya. Cherry membuang tubuhnya diatas ranjang besar berwarna putih menelungkup kan dirinya dan menangis lagi

"Maafkan aku" gumam Cherry sesegukan. Matanya terpejam dan kemudian terlelap.

Mark memasuki kamarnya. Dilihatnya Cherry terlelap ditengah ranjangnya dengan telungkup. Mark naik ke ranjang perlahan membalikkan tubuh Cherry dan memperbaiki posisinya. Melepas sepatu dan menanggalkan bantal di kepalanya dengan hati hati. Mark mengambil tissue di meja kecil dekat ranjangnya lalu mengusap wajah Cherry bekas air matanya. Sesekali terdengar suara sesegukan Cherry membuat Mark dengan cepat menenangkan serta mengelus pipinya. Mark menyelimuti tubuh Cherry dengan selimutnya  Dan juga Merapikan rambutnya

" Kalau kamu tidak ingin memberi tahuku, tolong bantu aku menemukan jawaban dan juga alasan kamu " Mark mengecup kening Cherry sangat lama sampai dia memutuskan untuk mandi agar tubuh dan pikirannya terasa segar.

Heyyyy

Udah 3 part. Heeeyyyyy...

Vote comment dan follow yaaakkkk...

Untuk silent reader apresiasi karyaku dengan secukupnya vote jika kalian suka.

Loveeyouuu
Tengs

CandyB

Love At The First And Second Sight ( C H E R R Y )Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin