You In Danger 19 : Butterfly I

Start from the beginning
                                    

"Kami akan menanyaimu beberapa pertanyaan. Tolong jawab pertanyaan kami dengan jawaban yang jujur." Ucap Taehyung dengan tegas.

Jungkook membuka laptopnya, ia langsung membuka laman email, sehingga saat wawancaranya sudah ia ketik, ia langsung mengirimnya kepada Yoongi. Sedangkan Taehyung, ia membuka bukunya untuk melihat daftar pertanyaan yang sudah ia buat sepulang dari rumah sakit.

"Pertanyaan pertama, kau tahu siapa pembuat pill butterfly?" Tanya Taehyung.

"T-tidak. Aku tidak mengetahuinya bahkan mengenalnya."

Taehyung dan Jungkook mengerutkan dahinya, suasana semakin serius. Jungkook diam-diam menatap wajah Yoon Jisung untuk mengetahui apakah dia berbohong atau tidak.

Ternyata ia memang berkata dengan jujur.

"Lalu bagaimana cara kau menerima pill-nya kalau tidak mengetahui siapa pembuatnya?" Tanya Taehyung.

"Dia hanya mengirimku lewat paket setiap malamnya."

"Bagaimana bisa kau memulainya?"

"Waktu itu aku sedang berada di bar. Di sana aku mabuk berat sambil mengingau masalah yang sedang ku alami. Aku ingat bahwa aku berkata kalau aku punya banyak hutang yang harus ku lunasi, tetapi aku tidak memiliki uang untuk melunasinya. Lalu ada seseorang yang menawariku untuk berkerja dengan mengedarkan pill narkoba. Lalu tanpa berfikir panjang aku langsung setuju."

"Lalu dia meminta alamatmu kemudian mengantarnya setiap malam?"

Yoon Jisung menganggukan kepalanya.

"Kau ingat seperti apa orangnya? Ciri-cirinya? Wajahnya? Namanya?"

"Dia tidak ingin diketahui namanya. Ia seorang laki-laki dengan tubuh yang tinggi dengan bahu yang lebar. Ia selalu menutupi wajahnya dengan masker hitam. Aku hanya dapat melihat matanya. Matanya cantik seperti kucing." Yoon Jisung menatap ke arah tembok yang ia pikir dapat membantunya untuk mengingat seseorang yang menawarkannya untuk mengedarkan narkoba.

"Kau bertemu dengannya di bar yang terletak di sudut kota itu?"

Yoo Jisung menganggukan kepalanya.

Taehyung dan Jungkook saling menatap, mereka sampai hafal dengan jawaban Yoon Jisung, karena kelima orang sebelumnya mempunyai jawaban yang hampir sama dengannya.

***

Rumah, pukul 17.48.

Sambil mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk kecil, Jungkook berjalan menuju dapur karena sebuah aroma masakan mampu membuatnya tergoda untuk melihat apa makanan yang tersedia di sana. Tidak hanya Jungkook, rupannya Taehyung, Jimin, dan Yoongi pun langsung menuju dapur setelah mencium aroma sedap makanan.

Setelah sampai di dapur, betapa terkejutnya mereka melihat meja makannya penuh dengan masakan rumahan. Sudah satu minggu ini mereka tidak makan masakan rumahan. Karena yang mereka makan adalah makanan kantin di rumah sakit juga makanan pesan antar, sering juga mereka hanya makan ramen buatan sendiri.

"Jin-hyung? Kau yang memasaknya?" Tanya Jimin dengan heran.

"Siapa lagi kalau bukan dia?" Jawab Taehyung.

"Whoaaa daebak!!" Seru Jimin dengan kagum.

Jimin dan Taehyung langsung mengambil kursi lalu duduk di sana. Mereka tidak sabar untuk segera melahap masakan Jin yang sudah lama dirindukan. Diikuti oleh Jungkook dan Yoongi. Sedangkan Hoseok dan Jin masih sibuk menyiapkan jus melon yang sedang dibuat.

"Aku kira kau kerumah hanya untuk mandi dan mengambil barang-barang Namjoon." Ucap Yoongi.

Seok Jin tersenyum melihat teman-temannya senang dengan kejutan kecilnya. Ia senang jika masakannya membuat orang lain gembira.

"Ini bukan jam makan malam, tetapi aku tidak sabar untuk memakannya sekarang juga!" Seru Jimin sambil mengambil sumpit yang berada di samping mangkuk nasinya.

"Makanlah sepuasnya. Aku akan memasaknya lagi jika kalian masih lapar." Ucap Jin disusul dengan sorak-sorak teman-temannya.

Hoseok berjalan menuju meja makan sambil membawa nampan yang diatasnya berdiri enam gelas jus melon. Seperti pelayan, ia menaruh gelas tersebut tepat di hadapan masing-masing anak.

"Whoaaa!!" Taehyung tidak berhenti untuk kagum.

"Padahal hanya masakan rumahan dan jus melon, tapi rasanya aku sangat bahagia." Ucap Jungkook masih dengan tanpa ekspresi. Bahkan nada suaranya sangat datar.

"Selamat makan!!" Ucap Jin yang mempersilahkan teman-temannya untuk makan.

Keenam anggota BTS tersebut makan dengan lahap, sampai-sampai Jimin menghabiskan tiga mangkuk nasi.

Satu jam kemudian.

Berbeda dengan suasana di ruang makan, kini mereka berada di ruang tengah dengan suasana yang serius. Mereka hendak membicarakan kasus yang mereka hadapi saat ini.

Jungkook membuka laptopnya, melihat hasil wawancara yang beberapa jam lalu ia lakukan bersama Taehyung. Ada enam data di sana, karena mereka berdua mewawancarai enam orang pengedar pill bernama Butterfly itu.

"Bagaiman hasil wawancaranya?" Tanya Jin. Kali kedua ini ia yang membimbing kasus, karena Namjoon masih berada di rumah sakit.

"Semua jawaban dari keenam pengedar hampir sama. Aku akan menjelaskannya satu kali dari hasil wawancara kami dengan Yoon Jisung. Mereka melakukannya karena sedang krisis uang, lalu ada yang menawari mereka untuk bekerja sebagai pengedar narkoba. Sayangnya saat kami tanya tentang siapa yang menawari mereka, mereka semua tidak tahu dengan nama maupun wajahnya yang djtutupi oleh masker. Kita sebut saja dia Tuan X. Mereka hanya menyebutkan ciri-ciri tubuh dan matanya." Ucap Jungkook menjelaskan.

Semuanya mendengarkan penjelasan Jungkook dengan tenang dan dengan ekspresi wajah yang serius.

"Lalu, keenamnya sama-sama bertemu dengan Tuan X di bar sudut kota." Lanjutnya.

"Bukannya ini kasus yang sangat mudah?" Hoseok meremehkan.

"Lalu apa rencana selanjutnya?" Tanya Jin.

"Kita pergi saja ke bar sudut kota, lalu kita mengamati orang-orang di sana dan mencari Tuan X dengan petunjuk dari ciri-ciri yang sudah mereka bilang." Ucap Hoseok.

Taehyung mengerutkan dahinya, ia tidak setuju dengan rencana Hoseok.

"Aku rasa tidak perlu secepat itu. Malam ini dua di antara kita pergi ke sana untuk menaruh beberapa mini DV kamera. Lalu dari sini kita mengamati, jika ada seseorang yang mencurigakan, kita anggap dia sebagai tersangka. Lalu malam berikutnya kita pergi ke sana untuk mendekati tersangka tanpa mencurigakan. Maksudnya jangan sampai mereka tahu kalau kita sedang memata-matai." Ucap Taehyung.

"Setuju!" Seru Jimin dan Yoongi bersamaan.

"Aku setuju denganmu Hyung.." lanjut Jungkook.

Hoseok tidak dapat berkata-kata, ia merasa bahwa dirinya sedang dikalahi oleh Taehyung, adiknya yang ia anggap paling aneh dan berisik.

"Rencana sudah dibuat, lalu kalian tinggal menjalankannya dengan sebaik mungkin." Ucap Jin.

Yang lain menganggukan kepala dengan mantap.

"Siapa yang akan pergi ke bar malam ini? Cukup dua orang saja. Menaruh kamera di sana tidak perlu banyak orang." Jin memandang adik-adiknya bergantian.

Jungkook mengangkat tangannya sekilas.

"Andwaaeee!!" Tolak Taehyung dengan mentah-mentah.

"Dia memiliki ekspresi yang terlalu serius dan tidak pernah merubah ekspresinya diamanpun tempat dan diwaktu apapun. Bisa-bisa nanti dia dicurigai dan rencana kita akan gagal. Sebaiknya Hoseok-hyung dan Jimin yang pergi kesana." Lanjutnya.

Jungkook melirik ke arah Taehyung sambil menghembuskan nafasnya dengan pasrah. Ada benarnya ucapakan Taehyung, pikir Jungkook. Ia mengakui dirinya memang tidak pandai mengolah ekspresi.

"Baiklah kalau begitu, kami akan berangkat pukul 11 malam." Ucap Jimin menyetujui.

To be continue

Double up lagi nihh.. Jangan lupa voment yaahhh biar authornya tambah semangat ngetik :))

[FF BTS] You In DangerWhere stories live. Discover now