You Are

1.8K 129 2
                                    

idea by : BOOSEUNG_

genre : Angst

bahasa : baku

Hari itu aku menikah dengan Kim Mingyu, anak rekan ayahku di perusahaannya. Lebih tepatnya kami di jodohkan untuk mempererat perusahaan ayahku dan temannya itu. Jujur, aku terpaksa melakukannya demi ayahku, aku tidak ingin menikah dulu. Awalnya aku berencana menuntaskan kuliahku, tapi ayah berkata bahwa aku tidak perlu melanjutkan kuliah karena Mingyu, calon suamiku akan menafkahiku dan harta kekayaannya tidak akan habis tujuh turunan. Ya, ayahku dan rekannya itu berencana menyerahkan semua bisnisnya kepada Mingyu untuk diambil alih dan diteruskan olehnya ke depannya.

Awalnya Mingyu menerimanya namun setelah ia mendengar bahwa salah satu syaratnya adalah menikahiku tentu saja ia menolak. Mingyu itu sudah punya pacar di kampusnya, yah aku se-fakultas dengannya mana mungkin aku tidak tahu kabar tentang cowok sepopuler dia.

Sebulan ini aku sudah hidup se-atap dengan Mingyu, rasanya sangat hampa seperti aku hanya tinggal di mansion ini sendiri. Mingyu jarang berada di rumah katanya urusan kantor. Jika aku melayaninya dengan memasakkannya sarapan, menyiapkan ini itu untuknya ia hanya menerimanya. Tidak banyak bicara. Untuk menyapaku saja hampir tidak pernah dan menjawab pertanyaanku ia hanya menjawab seadanya.

"Gyu," Aku membuka pintu ruang kerjanya, terlihat Mingyu masih berkutat dengan laptopnya.

"Hn" jawabnya.

"Tidurlah sudah larut malam, mungkin kau bisa melanjutkan itu besok" kataku memberi saran.

"Bukan urusanmu, pergilah. Kepalaku pening melihatmu" jawabnya sambil memberi tatapan tajam padaku.

"Gyu, aku ini istrimu. Aku mengkhawatirkanmu. Sudah hampir seminggu kau tidur larut malam. Keadaanmu juga memburuk. "

"Cih, Jangan kira kau ini istriku lalu aku mencintaimu, hah? kau sudah merusak hubunganku dengan pacarku. Aku benar-benar tidak sudi jadi suamimu, kau tau?!"

Sungguh, perkataannya menusuk hatiku mendalam. Ia sudah tidak sesekali memperlakukanku seperti ini. Aku pun bertekad meninggalkannya, jujur aku sudah tidak tahan hidup dengannya begini terus.

Hari ini aku berniat melarikan diri sejauh-jauhnya dari Mingyu. Aku membereskan barang-barangku dan mengemasnya ke dalam koper. Aku pergi di saat Mingyu pergi ke kantor.

Aku berdiam diri di taman. Meratapi nasibku dan menangis.

Tiba-tiba hujan turun, lihatlah betapa dramatis sekali diriku sekarang, namun rasanya aku tidak merasakan sesuatu yang basah karena hujan di tubuhku padahal aku tidak ingat membawa payung tadi.

"Pulang, kau ini selalu merepotkanku saja" kata seseorang yang sepertinya sedang memayungiku.

"Eh, apa yang kau lakukan di sini?" tanyaku saat mengetahui orang itu adalah Mingyu.

"Ayah mengkhawatirkanmu, pulanglah. Asal kau tahu aku mencarimu dengan terpaksa, tidak terlintas di kepalaku sedikitpun untuk membawamu pulang dan mengkhawatirkanmu." katanya.

"Ya, aku tahu, tapi aku tidak mau pulang" kataku.

"Lihatlah kau ini, kau mau tinggal dimana, hah? pake acara kabur-kaburan! kenapa kau selalu membuat masalah, sih!" kata Mingyu marah.

"Aku tidak mau tinggal denganmu, di matamu aku selalu salah! aku lelah, bodoh" kataku menahan tangis.

"Ayo pulang!" Mingyu menarikku dengan kasar namun aku masih menghempaskan tangannya. Karena ia tidak mau ambil pusing, akhirnya ia menggendongku.

Imagine With Mingyu ✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα