#18

6.1K 255 12
                                    

Author pov

Setelah revan memberondong arin dengan serentetan pertanyaan mengenai kenapa ia ada di sini dan mengapa ia tidak di temani sicurut (reza sepupunya) dan arin hanya menjawab seperlunya bahwa dari perjalanan bisnis dan mampir di cafe untuk makan dan mengecek keadaan cafe.

Setelahnya suasana menjadi canggung di meja cafe itu sejak teman teman revan bergabung dengan mereka, revan berdehem untuk menghilangkan kecanggungan .

"EKHM "

viko yang sedang memperhatikan arin seketika memalingkan pandangannya begitupun aby dan adrian yang juga memperhatikan wajah arin sejak mereka duduk disana. Lain halnya yang dilakukan leon yang otaknya sedang gesrek tidak mengerti suasana, lantas bertanya.
"Batuk pak aji?"tanyanya menirukan iklan obat batuk yang sering muncul di tv.

"Enggak"balas revan ketus

"Oh ya kalian belum kenalan kan ?"lanjutnya lagi memperkenalkan mereka satu persatu.

"Kenalin ini kakak gue Arin dan itu sekretaris nya..."revan menggantungkan kalimatkanya karena memang ia tidak tau nama max dia hanya tau dia itu sekretaris arin yang sering ia lihat.

"Maxim"maxim menyebutkan namanya.

"Ya maxim, dan kak kenalin yang paling pinggir itu rio, evan, dani, anton, dan di sampingnya satya."max memperkenalkan anggota basket yang berada di meja seblah. Arin hanya mengangguk sedikit sebagai salam perkenalan dengan wajah datar. Kemudian revan lanjut memperkenalkan mereka yang satu meja dengan mereka.
"Kalau yang ujung itu leon, viko aby dan ..."ucapan revan terpotong dengan perkataan adrian.
"Adrian, aku adrian kamu masih ingat aku kan"?tanyanya kepada arin antusias.

Arin tampak mengingat ngingat wajah adrian, memang sejak awal ia bertemu adrian  di sekolah ia merasa tidak asing.

Sedang teman teman adrian sontak menoleh kearahnya dengan pandangan aneh sebab nada bicara adrian tidak pernah terdengar sesemangat itu dan juga mereka penasaran apakah arin mengingatnya atau tidak seperti yang dikatakan adrian tadi.

Arin mengamati adrian sekali lagi kemudian berucap ragu "kamu sepupu Wandi?"

Adrian mengangguk semangat, ternyata arin mengingatnya.

"Ya aku sepupu bang Wandi,ternyata kau tak lupa"seru adrian senang.

Teman temannya tambah melongo di buatnya pasalnya adrian ini termasuk sosok yang pendiam dan dingin meskipun kadang kadang ikut ikutan gesrek kalau sedang bersama sahabat sahabatnya, dan apa tadi panggilannya aku-kamu bukan adrian sekali.

Revan yang sedikit banyak tau tentang sifat adrian yang dingin serta jarang menggunakan aksen kata aku-kamu bahkan tidak pernah memicingkan matanya melihat adrian lalu bertanya.
"Lo gak suka kak arin kan?"tanyanya penuh selidik.

"Tidak tidak gue gak suka sama dia gue cuma ngefans sama dia, lagian gue juga masih mau hidup tenang kali, mana berani gue suka sama dia"jawab adrian cepat mengingat peringatan wandi sepupunya.

Yap wandi telah memperingatkannya bahwa jangan sekali kali menyukai arin karena dia sudah punya kekasih yang akan selalu jadi tameng arin dari lelaki di luaran sana dan tidak akan membiarkan orang yang menyukai pacarnya hidup tenang. Selain itu masih ada juga bang Doni abang arin yang menjadi bodyguard nya. Oh dan ya jangan lupakan arin ketua dari dojo Blake Flower yang sangat terkenal di kalangan seni beladiri, meskipun info terakhir yang dia dengar posisi ketua beralih ke bang Doni tapi tetap saja arin yang terkuat diantara mereka.

"Baguslah kalo lo udah tau, gue baru aja mau peringatin lo". Revan mengangguk lega, jangan sampai teman barunya ini bermasalah dengan abang sepupunya itu'fikirnya.

FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang