16

1.5K 126 0
                                    


Krystal mengelus-elus bajunya yang basah. Gerimis membasahi halte bus yang akan membawa Krystal ke sekolahnya.

Krystal mengeluarkan jaket dari tas dan mengenakannya. Sambil menunggu bus, tangan Krystal terulur merasakan tetesan air hujan. Sepuluh menit berlalu tapi bus tidak kunjung datang.

Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depannya. Kaca jendelanya terbuka.

"Jung..."

Krystal tersentak kaget. Suara itu. Ia pasti akan mengenali suara itu dimana saja. Suara Jongin.

"Masuklah, bus tidak akan datang untuk waktu yang lama"

Krystal selalu tak habis pikir dengan Jongin. Dia selalu muncul tiba-tiba dihadapan Krystal. Seperti ada yang memprogram lelaki itu untuk selalu hadir di hidup Krystal.

Jongin keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Krystal.

Krystal berdiri dan berjalan memasuki mobil Jongin.

Sesaat kemudian mobil Jongin sudah melesat menuju sekolah.

"kenapa ga minta gue buat jemput lo Jung?" kata Jongin memulai pembicaraan.

Krystal menghembuskan nafasnya perlahan. Dia mati kutu. Jantungnya berdegup kencang lagi. Ia benar-benar kesulitan berbicara.

"biasanya lo ga berangkat sepagi ini juga" lanjut Jongin.

Krystal heran, kenapa Jongin selalu tau banyak hal tentang dia.

Setelah beberapa saat, jantung Krystal kembali berdetak normal.
"mama bilang hari ini bakal hujan, jadi gue berangkat pagi banget, tapi sialnya hujan tetep lebih dulu turun" kata Krystal.

Jongin mengangguk ngerti, akhirnya Krystal tidak menjawabnya dengan emosi. Ini kemajuan baginya.

"gue juga biasanya ga datang sepagi ini, jika bukan karna harus nyusun acara untuk pertandingan basket minggu depan"

Jongin tau Krystal sama sekali ga nanya. Dia hanya ingin memberitahu Krystal saja.

"lo pasti sibuk" ucap Krystal yang membuat Jongin menyungingkan senyumnya.

Kali ini Krystal menanggapi perkataan Jongin. Padahal dia udah siap nerima rasa malu kalo Krystal tadi mengabaikannya.

"ya gitu, risiko jadi Ketua OSIS" kata Jongin tersenyum tipis.

Beberapa saat kemudian mobil Jongin memasuki area sekolah. Jongin memarkirkan mobilnya di area parkir.

"makasih" kata Krystal tulus.

Jongin dan Krystal berjalan beriringan memasuki koridor sekolah.

Tiba-tiba sebuah suara mendekati mereka.

"Kai" panggil seseorang.
"rupanya lo udah nyampe" lanjut orang itu.

Krystal dan Jongin menoleh kearah datangnya suara.
Ternyata Somi.

Krystal tidak mengenal siapa gadis dihadapan mereka ini.

"apa yang lo lakuin di mobil Kai?" tanya Somi curiga.

Krystal mengernyitkan dahinya. Kenapa tiba-tiba cewek itu ngegas? Pikirnya.

Jongin mendengus sebal. Somi sudah diperingati Jongin untuk tidak mengganggu Krystal tapi dia tidak mendengarkannya.

"bukan urusan lo" Jongin yang menjawab perkataan Somi.

Somi menatap Krystal dengan pandangan tidak suka. Dia sangat tidak suka melihat Krystal berdekatan dengan Jongin.

"gue ga suka lo sama cewek lain di mobil lo Kai" kata Somi ketus.

Krystal semakin bingung. Bukannya Jongin sudah sangat sering memberinya tumpangan padanya? Lalu kenapa cewek ini yang ga suka? Aneh bukan.

Krystal ga berniat menyauti perkataan Somi. Lagian dia juga ga kenal Somi.

"lo ga berhak bicara kaya gitu" ucap Jongin geram.

Dia menarik tangan Krystal untuk meninggalkan Somi. Krystal bahkan ga ingin tau siapa cewek itu dan apa masalahnya.

.
.
.

Hari-hari berikutnya sangat berat buat Krystal, karena sepertinya Somi telah menetapkannya sebagai musuh nomor satu di sekolah.

Sebenarnya Krystal ga peduli akan hal itu. Dia bahkan ga pernah berurusan sama Somi.

Tapi hari ini suasana sekolah cukup berbeda buat Krystal.

Beberapakali Krystal mendapat cibiran dan tatapan sinis dari orang-orang di sekolah.

"Ital lo lagi ada masalah?" bisik Irene yang saat ini sedang berjalan beriringan sama Krystal.

Krystal mengedikan bahunya acuh. Dia ga peduli.

Minggyu dan Yixing yang ada di belakang Krystal sedikit heran dengan cibiran beberapa gadis buat Krystal. Setau mereka Krystal ga bermasalah di sekolah. Jangankan bermasalah sama anak sekolah,  ngebacot aja dia cuma sama temen deketnya doang.

"Ngeri ih tal, lo ada masalah apa sama mereka?" tanya Seulgi yang ikutan ga suka denger cibiran orang lain.

"Gue aja ga tau. Biarin aja, suka-suka mereka" jawab Krystal cuek.

Yixing merangkul Krystal. Dia tau walaupun gadis itu ga peduli sama cibiran orang lain tapi dia pasti merasa terganggu.

"Gue mau ke toilet dulu" ucap Krystal melepaskan rangkulan Yixing.

Krystal memasuki toilet cewek, disana ada beberapa cewek yang sepertinya adalah kakak kelas Krystal.

Setelah membasuh tangan dan wajahnya dia mengeringkan tangannya dan menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi.

"gue rasa dia ga begitu cantik, tapi pede banget deketin Ketos" sindir cewek di sebelah Krystal.

Dan Krystal tau sindiran itu untuknya. Dia mengabaikannya dan berlalu pergi.
Sebelum dia berlalu, cewek-cewek tadi berhasil mendahuluinya keluar toilet dan dengan sengaja menabraknya sampai terjatuh. Mereka ga minta maaf sama Krystal dan pergi gitu aja.

"sialan emang!" umpat Krystal.

Dia tau sekarang masalahnya sama Somi apa. Ini semua karena Jongin.
Somi bertingkah seperti ini sebagai peringatan buat Krystal supaya ga deketin Jongin.

Dan apa kalian pikir Krystal peduli dan takut? Tentu saja tidak.

.
.
.




Can I Be Your Boyfriend? [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang