"Tapi niat gue itu ngasih buat lo, lagipula nggak seberapa cuman seharga secangkir kopi kan?"

"Please, gue mau ganti uang lo."

Bailah, perempuan ini cukup keras kepala ternyata.

"Oke." Ujarku akhirnya lalu meraih ponselnya dan mengetikkan alamat rumahku. Setelah itu aku mengembalikannya dan dia tersenyum.

"Thanks ya, umm nanti sore atau malam gue ke rumah lo buat balikin duit."

"Terserah deh, sebisa lo aja. Nggak di balikin juga nggak apa-apa kok."

"Nggak gue nggak mau, oh iya thanks ya sekali lagi. Gue duluan, bye." Pamitnya lalu berdiri dan berlalu pergi.

Rambut brunette, mata hijau orang Irlandia namanya Abigail umurnya seumuran Ayesa sepertinya. Cantik, boleh juga nih di jodohin sama Harry. Pasti Harry mau, baiklah mari kita coba.

Sampai di rumah aku langsung masuk, dan telingaku langsung menangkap sebuah saura dengan frekuensi yang cukup tinggi.

"NIALL!" aku menutup kedua telingaku dan menemukan Louis yang muncul dari balik pintu.

"Berisik, apa sih?" tanyaku kesal seraya membuka kacamata, topi serta masker.

"Lo kabur ke Indonesia nggak bilang-bilang.

"Lou please gue capek banget, introgasinya entar aja ya. Gue kena jet lag."

"Ah lo nggak asik, gue kan pengen tau Indonesia kayak apa."

"Nanti ya kalau gue udah bangun, sekarang gue mau tidur dulu." Ujarku menepuk pundak Louis lalu berjalan melewatinya.

"Dasar kebo! Kerjaan lo tidur mulu." Gerutu Louis. Aku berhenti berjalan lalu memutar tubuh dan mengahadap padanya.

"Yang lain mana?" tanyaku heran karena keadaan rumah yang begitu sepi.

"Shopping." Jawabnya singkat.

"Lo kenapa nggak ikut?" tanyaku lagi.

"Nunggu El pulang kuliah, terus gue mau jalan." Jawabnya lagi.

"Lah terus kumpulnya kapan?"

"Malam."

"Ya udah gue tidur dulu." Kataku lalu masuk ke dalam kamarku, menyisikan koperku dan melepas tas gendongku. Setelah itu kubuka bajuku lalu melompat naik ke atas kasur dan memejamkan kedua mataku.


* * *


"NIALL!" teriak seseorang di hadapanku.

"APA LO? BERISIK! GUE LAGI TIDUR!" semprotku kesal ketika seseorang baru saja membangunkaku dari mimpi indahku.

"BANGUN! SIMON UDAH NYURUH KITA KUMPUL!" teriaknya lagi.

Dengan terpaksa aku membuka mata dan menemukan Harry duduk di hadapanku dengan senyum yang mengembang lebar.

"Ganggu orang tidur aja." Gerutuku sebal.

"Gimana Indonesia, bagus?"

"Hm ya cantik."

"Cantik apanya?"

"Ayesa."

"Gue nggak nanya itu kampret! Ah ya udah buruan mandi, nanti telat." Seru Harry lalu bangkit dan keluar dari kamarku.

Dengan cepat aku mengambil handuk lalu mandi. Selesai mandi buru-buru aku berpakaian rapih, dan setelah siap aku langsung keluar kamar.

"Ayo." Ajakku pada mereka yang sedang menungguku di ruang tamu.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang