Part 3 .... Penjelasan

3.3K 288 7
                                    

     Jalan ibukota masih lenggang di jarum jam angka sembilan. Rizky membawa mobil dengan sangat cepat. Meluapkan emosi yang membuatnya kalap saat berkendara. Menyalip beberapa mobil yang membuat Rizna memejamkan mata. Gadis youtuber itu masih belum tau penyebab kekesalan sang adik.

     "Gila lo! Kalau mau mati gak usah ajak-ajak gue," hardik Rizna dan membanting pintu mobil setelah sampai di pelataran rumah.

      "Arrrghhhh!! Syifaaaa!!"

     Rizky membanting kepalanya di stir beberapa kali dan menyandarkam tubuhnya di jok mobil. Mengusap wajahnya kasar dan mencoba mengatur napasnya.

     "Kenapa gue bisa emosi kaya gini sih cuma liat vidio gitu doang?" sesal Rizky "gue harus minta penjelasan dia. Gue yakin dia belum bisa move on juga dari gue." Rizky berdialog dengan dirinya sendiri.

     Rizna yang sedang meminum jus strawberry kesukaannya menatap Rizky sekilas. Senyuman melengkung indah di wajahnya. Ia senang, adiknya sudah lebih tenang. Sejak membuka instagram selagi menunggu jus buatan mamanya, Rizna tau jika Rizky sedang cemburu melihat snapgram dari mantan adiknya tersebut.

     "Kalau kangen telepon kali, biar gak cemburu buta," cetus Rizna saat Rizky mengambil air putih.

     "Siapa yang cemburu? Biasa aja kali."

     "Kalau gak cemburu apa dong namanya? Bawa mobil udah kaya dikejar satpol pp."

      "Itu karena gue kebelet pengen boker."

      Rizkina tersedak mendengar jawaban asal Rizky dan langsung melempar laki-laki brewok itu dengan potongan apel di tangannya.

      Bukannya membalas tapi Rizky justru mendekati kakaknya dan memasang wajah serius. Dua bulan putus dari Syifa, belum sekalipun ia curhat dengan Rizna.

      Rizky menceritakan semua detail cerita yang sudah lebih dulu Syifa ceritakan pada Rizna. Mata laki-laki bertubuh atletis ini sampai berkaca-kaca menumpahkan semua isi hatinya.

      "Gue berusaha buat ngerti dia. Tapi kenapa dia lebih mentingin egonya sih, Na?"

      Rizna mengatur napasnya sejenak. Memikirkan cara untuk menjawab pertanyaan adiknya. Dia tidak mau berat sebelah dengan memposisikan Rizky salah begitupun dengan Syifa.

      "Dalam hubungan lebih mementingkan ego itu udah biasa. Gue dan Satria juga sering ada dalam posisi hubungan kalian. Bedanya mungkin cara menyelesaikan kita yang lebih dewasa."

      "Dia pergi ke Jogja tanpa bilang apa pun dan milih buat ninggalin gue. Lo tau alasannya apa? Cuma karena dia belum siap punya pacar artis. Dia cemburu dengan lawan main gue. Dia cemburu, Na. Kekanakan banget kan? Pergi dari masalah."

      "Dan lo percaya kalau itu adalah alasan satu-satunya dia untuk pergi ke Jogja?"

      "Maksud lo? Ada alasan lain dia ninggalin gue?"

      "Harusnya lo bisa cegah kepergian dia, Ky."

      "Gimana gue bisa cegah sedangkan dia putusin gue secara sepihak."

      "Sebagai laki-laki, harusnya lo bisa lebih tegas dengan dia. Pertahanin hubungan kalian kalau lo yakin dia penting buat hidup lo."

       "Buat apa gue pertahanin hubungan kita kalau dia ajah gak ada itikad baik buat memperbaikinya juga."

       "Lo lupa, kalau dia remaja belasan tahun? Please, bersikap dewasa dan selesaikan dengan baik. Turunin ego kalau dia juga egois dengan pilihannya. Satu pesan gue, hubungi Syifa kalau lo kangen dan mau penjelasan dari dia. Gue yakin laki-laki di storynya bukan siapa-siapa."

     Rizna meninggalkan adiknya setelah bicara panjang lebar. Walaupun ia tau alasan sebenarnya Syifa melepaskan Rizky, tapi dia juga ingin melihat sejauh mana adiknya bisa bersikp dewasa menyelesaikan masalah dalam hubungannya. Ego Rizky membuatnya harus kehilangan Syifa, itu yang ingin Rizna sadarkan kepada adiknya.

******

     Ruangan nuansa biru muda dengan wallpaper bunga terlihat sepi. Empunya kamar sibuk mengerjakan tugas yang diberikan dosen. Ponsel yang berada di atas tempat tidur terdengar nyaring tanda ada telepon masuk. Syifa beranjak dari kursi panasnya dan mengangkat cepat setelah tau siapa yang menelponnya malam-malam.

     "Hallo, Kak! Apa kabar?" sapanya ramah dengan penelpon di seberang.

     Syifa menuju balkon kamar seraya mendengarkan cerita panjang dari orang yang selalu menjadi tempat curhatnya selama empst bulan ini. Terhitung sejak ia menjalim kasih dengan Rizky. Ia menjadi gelisah mendengar kabar kesalah pahaman dari mantan kekasihnya.

      "Demi Tuhan aku gak ada hubungan dengan siapa pun di sini, Kak. Tadi pagi aku cuma lari pagi biasa ajah dengan teman-teman di sini. I still love him."

     "I know,  dan Rizky galau banget Syif. Tapi akhirnya dengan kejadian ini dia bisa cerita juga ke aku tentang hubungan kalian. Aku gak tega liat dia kaya tadi. Apa gak bisa nurunin ego kamu sedikit buat ngalah ke Rizky? Kalau kalian masih saling sayang, saling cinta, buat apa sih harus putus? Itu cuma nyiksa diri kalian masing-masing," jelas Rizna panjang lebar.

      Syifa mencoba menahan air matanya agar tidak jatuh. Dia memang sakit tapi ini adalah konsekuensi yang harus dia ambil.

      "Aku mau Ka Rizky sadar, kalau ada hati yang harus dia jaga. Aku gak mau dia bohongin aku terus demi bisa keluar dengan cewek lain. Aku bukan anak kecil yang dikit-dikit cemburuan. Ketimbang Ka Rizkz harus selalu bohong ke aku, lebih baik aku yang mundur dan melepaskan supaya dia bisa bebas. Aku gak perlu berulang-ulang bilang ke kakak kan alasan aku putusin Ka Rizky? Aku cuma mau dia sadar, kalau menjadi public figure dia gak bisa be self tanpa mikirin pendapat orang lain. Semua ada porsinya. Belum lagi Dara yang terus-menerus ganggu kegiatan aku di Jakarta. Jadi, ego mana yang harus aku turunin, Kak?"

      "Aku paham perasaanmu. Hati kamu terlalu baik, sayangnya Rizky belum bisa tau alasan kamu. Seandainya kamu bilang ke Rizky, ceritanya akan berbeda, Syif. Hubungan kalian masih bisa diselametin."

     "Aku sendiri juga gak membenarkan keputusan sepihak ini. Aku kebawa emosi dan aku menyesal. Tapi Syifa yakin, kalau aku dan Ka Rizky berjodoh pasti akan disatukan juga walaupun kita ada di belahan dunia manapun. Yang penting aku tau, Ka Rizky masih sayang dan cinta sama aku. Kalau pun perasaan Ka Rizky berubah, aku juga akan berusaha melepasnya. Karena aku tau cinta gak harus memiliki."

     "Syif ...,"

     "Kalau boleh, aku titip salam untuk Ka Rizky. I miss him so badly."

     Syifa mengakhiri sambungan teleponnya dan berlari ke dalam. Menjatuhkan tubuhnya di atas kasur. Ia tidak mau kehilangan Rizky tapi ia juga tidak mau Rizky menduakan dirinya dengan gadis-gadis di luaran sana. Mungkin dia memang egois. Dan inilah sumber perpecahan hubungannya dengan laki-laki berdarah Arab ini.

- Bersambung -

Bekasi, 08 Juli 2018

Stuck In One HeartWhere stories live. Discover now