"Kenapa? Kamu nggak suka aku rapih kayak gini?" Niall mengambil beberapa helai rambut yang menutupi keningku lalu menyangkutkannya di telingaku.

"Suka kok rapih, ganteng banget malah." Jawabku.

"Kamu juga cantik kok sayang." ujar Niall, beralih dari telingaku dia mengusap-ngusap lembut pipiku.

"Terimakasih." ucapku seraya tersenyum malu.

"Kamu capek ya? Sini tiduran disini." Niall menuntun kepalaku untuk tiduran di dadanya.

Aku mengikuti kemauan Niall. Aku sangat nyaman berada sangat dekat dengan Niall sangat, ingin ku pause waktu yang lama untuk saat ini. Aku tiduran di dadanya Niall, jantungnya berdetak lumayan cepat dan terdengar jelas sekali, wangi parfumnya sangat tercium jelas di hidungku. Aku merasa sangat beruntung karena memilikimu.

"Main yuk." ajak Niall padaku saat kita berdua sudah merasa pulih kembali setelah berlari-lari tadi.

"Main apa?" tanyaku lalu bangun dan duduk di hadapan Niall.

"Main petak umpet." Jawabnya seraya mengeluarkan cengirannya.

"Ayo deh, kamu yang jaga." pintaku pada Niall.

"Ya udah aku hitung sampai 10 ya siap 1—2—3—" aku pun langsung bangun dan berlari mencari tempat bersembunyi, dimana ya? Ah di balik pohon itu aja. Aku langsung melompat dan bersembunyi di balik pohon.

"Sepuluh!" Niall langsung membuka mata dan mencariku.

Nafasku tersenggal-senggal karena habis berlarian tadi, aku mengatur nafasku perlahan dengan bersandar di pohon dan ketika mengintai Niall kembali, lho kok nggak ada sih? Kemana dia? Aku menoleh ke kanan dan ke kiri mencari Niall, tapi tiba-tiba sepasang tangan melingkar lembut di pinggangku.

DEG! Wangi parfum Niall!

Seketika aku flashback, aku pernah mengalami ini ketika aku minta maaf pada Niall beberapa hari yang lalu di basecamp One Direction dan berakhir dengan aku menjadi pacarnya Niall, itu beberap hari yang lalu dan itu moment terindah yang pernah aku alami dan sekarang aku kembali mengalami hal ini.

"I got you." bisik Niall di telingaku.

Aku hanya tersenyum geli ketika Niall berbicara tepat di samping telingaku.

"Babe aku nggak akan pernah ninggalin kamu, nggak akan pernah." bisik Niall lagi dan itu membuatku semakin geli.

Aku memutar tubuhku, lalu sedikit menengadahkan kepalaku dan menatap mata biru Niall "Janji?"

"Aku janji. I love you." kata Niall lalu memajukan wajahnya dan mengecup keningku lembut. Entah mengapa aku sangat menyukai dicium di kening.

"Tutup mata kamu." perintah Niall.

"Mau ngapain?" tanyaku Niall penasaran.

"Udah tutup mata aja." jawab Niall.

Aku pun menutup mata lalu merasakan sesuatu menggantung di leherku, aku merabanya dan aku merasakan bahwa Niall baru saja memasangkan sebuah kalung.

"Sekarang buka mata." perintahnya lagi setelah selesai memasangkan benda itu padaku.

Aku membuka mata dan menunduk untuk memastikan, ternyata benar saja Niall memasangkan kalung untukku dan kalung itu ada namaku eh tapi di belakang namaku ada nama lagi 'Ayesa Horan' kalung yang sangat cantik, sangat indah.

"Ayesa Horan?" tanyaku tidak percaya.

"Cepat atau lambat kau akan menyandang nama tersebut, babe."

My Idol is My BoyfriendWhere stories live. Discover now