(+) LunatiC : Normal - Pra EpiloG

Mulai dari awal
                                    

"Aku jadi teringat..." Dave menggantung kalimatnya. Membuat Gilang menunggu.

"Aku memasak sesuatu di dapur!" Kata Dave panik lalu berlari ke dapur, sedangkan Gilang mengikutinya dengan santai.

"Untung saja tidak gosong!" Dave mengangkat tempe yang sudah matang dan meletakkannya di sebuah piring.

Ketika tangannya hendak mematikan kompor, dia teringat sesuatu...

"Masokis... ceroboh..." suara Gilang menggema.

...Gilang yang asli tidak akan tahu tentang hal itu. Karena saat itu, Dave bertengkar dengan Gilang yang lain.

***

Nina memantapkan langkahnya saat keluar dari Bus. Dia berhenti di halte kemudian berjalan sedikit untuk pergi ke rumah panti.

***

Bugh!

Dave terpental saat Gilang memukulnya. Punggung belakangnya menabrak tembok dengan amat keras sehingga menimbulkan bunyi yang amat keras pula.

Dave memegang hidungnya yang berdarah, lalu menatap Gilang tajam yang saat ini tengah memegang pisau.

"Masih kurang Dave?" Tanya Gilanh dengan seringai.

"Demi Tuhan, Gilang! Aku sudah sembuh! Aku benar-benar sudah sembuh!" Ucap Dave yang mencoba berjalan mundur. Tapi, tidak bisa karena sebidang tembok menghalangi langkahnya.

"Kau tidak. Pernah. Merasa. Puas"

"Tidak, Gilang... aku sudah sembuh.."

"Jangan menyangkal, ayolah... temanmu ini akan membuatmu bahagia" Gilang berjalan pelan mendekati Dave. "Sekarang, TERTAWALAH DAVE!!"

Dave membelalak saat ujung tajam pisau tersebut mulai mendekatinya. Pemuda itu langsung menggenggam pergelangan tangan Gilang. Berusaha menjauhkan pisau itu darinya.

"Hentikan semua ini, Gilang..." ucap Dave dengan susah payah.

Dave dan Gilang saling memperebutkan pisau itu. Tidak ada yang mau mengalah. Tidak ada, meski tangan mereka kini telah memerah. Menemukan sedikit celah, Gilang mulai mendorong pisau ke dada Dave. Namun, dengan cepat pisau berubah haluan menusuk lehernya.

***

Nina berdiri di tepi jalan sebelum dia melangkah masuk ke halaman panti. Rumah Panti yang dia lihat sangat gelap dan menyeramkan. Nina hendak berbalik untuk pergi. Namun gadis itu mengurungkan niatnya saat menyadari sebuah mobil terparkir disana.

"Gilang?"

***

Darah Gilang di tangannya.

Dave berjalan mundur menatap mayat Gilang dengan tatapan takut. Dia hanya ingin menyelamatkan diri, tapi tanpa sengaja membunuh Gilang.

"Tidak, bukan aku pembunuhnya..."

"Tidak... aku tidak melakukan apapun..." Dave memegangi kepalanya dengan kedua tangan kotornya. Dia menatap kedua tangannya lalu menangis.

Bau gosong masuk ke indera penciumannya. Dave berdiri menuju kompor yang lupa Ia matikan. Minyak panas yang berada dalam wajan memantulkan bayangan wajahnya.

Dia mendekat.

***

Nina membuka pintu panti saat mendengar suara teriakan dari dalam.

"Itu.. itu suara Dave!" Gadis itu bergegas menuju ruang tengah yang lampunya menyala lalu pergi ke sumber suara.

Matanya menatap takut pemandangan dihadapannya. Seorang pemuda... memanggang wajahnya sendiri dalam sebuah wajan dan kompor yang menyala.

Dia berjalan mundur. Matanya memandang kebawah. Ke arah darah yang membanjiri. Sesosok mayat terbaring disana.

Nina menutup mulutnya. Dia menjerit dan berlari keluar panti. Dia harus pulang. Apapun yang terjadi, dia harus pulang.

'Kenapa? Kenapa? Kenapa?' Tanyanya dalam hati.

'Kenapa Dave? Kenapa Gilang?' Air mata gadis itu menetes dan terbawa angin.

'Kenapa ini terjadi, Tuhan?'

Nina terus berlari. Ketakutan dan kesedihannya berbaur menjadi satu. Bergejolak dalam dadanya. Membuat jantungnya berdetak kencang.

'Kenapa...'

Nina berhenti di tepi jalan. Lalu lalang kendaraan. Suara klakson. Rambu lalu lintas. Dia menutup telinganya di tengah keramaian jalan. Bus yang akan membawanya pulang kerumah berhenti di depan halte yang berada di seberang jalan.

Nina menatap jalan dibawah kakinya dengan pandangan takut. Keringat dingin mulai membasahi wajah, kaki, dan pergelangan tangannya.

'Apa yang harus kulakukan?'

Orang-orang yang lewat hanya menatapnya heran. Nina benci tatapan itu.

'Aku harus pulang...'

Gadis itu memantapkan dirinya. Berlari menyebrangi jalan raya yang mulai sepi. Namun, bis dengan kecepatan tinggi datang. Membuat tubuhnya terpental dan berakhir menggenaskan di jalan.

***

Satu Minggu setelah kematian Rika.
Pukul, 12:12 siang

"Hei, Erick! Kau tahu? Ada kecelakaan yang tak jauh dari rumah panti"

Erick memegang selembar koran yang baru diberikan pagi ini. Setelah dia pergi untuk menemui Nina di kelasnya, pemuda itu kembali desa tempatnya tinggal dengan mata yang terlihat sendu. Dia berjalan kaki hendak pulang menuju rumahnya. Namun, Ibu sahabatnya memanggil.

Erick menjawab panggilannya dengan senyuman kecil, lalu masuk kerumah almarhum sahabatnya hanya untuk berbincang sebentar.

"Setelah mendengar berita di televisi, Rudi langsung pamit keluar." Kata wanita itu. "Dia mungkin akan pergi ke rumah panti saat itu"

"Tapi Rudi bilang, 'jangan beritahu Erick'"

Erick menatap koran gelas berisi teh hangat di hadapannya dengan tatapan sendu yang sejak tadi tak berubah.

"Saat Rudi kembali kerumah, wajahnya terlihat sedih. Rudi bercerita bahwa gadis yang menjadi korban kecelakaan adalah temannya. Dan bahwa ketika dia sampai disana, dia hanya bisa melihat TKP, bukan bertemu dengan orangnya."

Wanita itu mengambil koran yang dia letakkan di bawah meja. Menaruhnya di hadapan Erick.

"Ini."

Tanpa berkata apa-apa, Erick mengambil koran itu. Air mata nya jatuh saat membaca berita yang tertulis disana.

Sudah lewat berapa hari, ketiga temannya telah berpulang ke rumah Tuhan. Mereka pergi begitu saja, tanpa pamit, tanpa sepatah kata, tanpa lambaian tangan, ataupun ucapan selamat tinggal.

Erick pamit pergi seraya membawa koran itu bersamanya. Merobek lembar yang memuat nama teman-temannya dan menyimpan lembaran itu dalam saku celananya.

.

.

Selasa, pukul 19:00 malam.
Terjadi aksi pembunuhan di 'Rumah Panti'.

Korban 1 : V.G.R.(19th)
Korban 2 : David (19th)

Selasa, pukul 19:05 malam.
Terjadi kecelakaan di Jalan Katak Indah*

Korban : Eriska.T (18th)

.

.

PRA EPILOG END

(*) Nama jalan buat sendiri, gak tau kalo emang ada :v

Kritik dan Saran sangat Di perlukan^^
.

.

.

(selesai pada tanggal 5 Juli 2018)

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang