Buka bukunya halaman 123

Start from the beginning
                                    

"Dan terakhir..." ketua kelasku membuka kertas terakhir yang berada di tangannya. "...Raib."

Apa? Aku?

"Kelompok satu ada Ali, Seli, dan Raib. Selanjutnya kelompok dua..." ketua kelasku melanjutkan pembuatan kelompok sembari aku mempertanyakan kejadian yang kebetulan ini.

"Ya... setidaknya aku tidak perlu bingung akan mengerjakan di rumah siapa." aku menatap binderku lalu menengok ke arah Ali juga Seli yang sedang berdiskusi.

Setelah semua kelompok sudah terbentuk, masing-masing anggota berkumpul di salah satu meja anggotanya dan membahas topik yang sudah ditentukan ketika mengocok anggota kelompok.

Kelompok kami mendapatkan materi reproduksi. Ya, dari semua materi yang mungkin kami dapatkan, kami mendapatkan materi itu.

"Bab reproduksi halaman berapa?" Seli bertanya kepadaku dan Ali.

"Halaman 123." Ali menjawab tanpa mengecek buku. Ia justru sibuk menulis di dalam bindernya. Mungkin merancang sesuatu terkait Komet Minor.

"Ah, jangan bercanda!" Seli menjawabnya dengan sebal.

"Serius, coba buka."

Ternyata benar. Bab reproduksi yang sebenarnya tak ingin kami bahas pada minggu depan terdapat tepat pada halaman 123 dalam buku Biologi kelas XI.
Ali tidak mungkin mengetahui ini sebelumnya kan?

"Bagaimana kalau kita langsung membagi tugas saja?" Seli yang terus berinisiatif untuk menggerakkan kelompok kami. Tidak seperti ketuanya yang asyik sendiri dalam dunia imajinasinya.

"Boleh." Ali menjawab dengan singkat, masih melanjutkan pekerjaannya.

"Ayo, Ali! Simpan dulu bindermu!" Seli sudah tidak sabar menghadapi manusia yang satu ini.

"Ya, sebentar Bu Seli.." Ali segera mengambil tasnya yang ia gantung di samping meja dan memasukkan binder saktinya.

Kami hanya ditugaskan untuk membuat powerpoint dan mempresentasikannya minggu depan. Sebenarnya tidak sulit, materinya pun aku rasa tidak banyak. Namun banyak dari kami yang sebenarnya malas (jujur saja) dan ingin menghabiskan akhir pekan dengan bermain.

"Aku punya ide." Ali yang sedari tadi tidak berpartisipasi akhirnya bersuara.

"Apa?" Seli menjawabnya, berharap sang ketua mempunyai ide yang cemerlang.

"Sebaiknya kita mengambil powerpoint dari internet saja." ucapnya dengan wajah cerdas dan meyakinkan. Tapi malas. "Kelompok lain juga seperti itu."

Tentu saja Seli menolak. Aku pun sama.

"Jadi selama ini kamu tidak pernah membuat powerpoint sendiri?" Seli mendengus. "Dasar malas."

Ali menyengir lebar. "Buat apa membuat powerpoint dari nol kalau sudah banyak di internet? Tinggal diunduh dan ditambahkan nama kelompok beserta anggotanya." ucapnya. "Kalau sedang niat, mungkin beberapa foto dan video bisa disisipkan juga."

"Dasar malas." aku ikut mengomentari Ali.

Ia hanya tertawa dan merebut laptopku dariku untuk mencari powerpoint yang ia maksud tadi.



...


"Ali," aku memanggilnya sebelum ia sempat kabur.

"Apa?"

"Apakah kamu sudah membuka kado ulang tahun dariku?"

Aku hanya penasaran.
Bagaimana reaksi dia setelah mendapatkan hadiah seperti itu?
Aku memang tidak tahu harus memberi apa padanya.

RA - ALI - SELI [fanfiction serial Bumi]Where stories live. Discover now