Chapter 10 : Triangle

345 78 6
                                    


_Cupid : True Love "Triangle"_


Cuaca pagi musim gugur semakin dingin dengan turunya hujan deras. Jungkook terbangun karena suhu dingin tersebut. Ia bangkit untuk mengambil jaketnya yang tergeletak di sofa kemudian memakainya. Hari ini ia hanya berdiam diri menemani Yein. Proyeknya dengan perusahaan Kimmy sudah berpindah tangan pada ayahnya karena ayahnya sudah kembali. Ia menghampiri tempat tidur Yein kemudian merapatkan selimutnya.

"Yein-ah... bangunlah. Kau tidak merindukanku ya?" bisik Jungkook pelan. Ia mengusap puncak kepala wanitanya itu. "Kembalilah. Aku akan melakukan apapun untukmu."

Lawan bicaranya hanya diam tidak bergeming.

Jungkook mencium kening Yein. Berharap ciumannya itu bisa membuat Yein terbangun. Bodoh. Memangnya ia sedang berada dalam dongeng-dongeng bodoh itu?

Srek.

Jungkook menoleh ketika mendengar suara pintu terbuka. Melihat Hoseok menghampirinya, ia buru-buru membungkuk. "Selamat pagi, Hyung." Sapanya.

"Pergilah. Kau belum sarapan kan? Aku akan menjaganya." Ucap Hoseok.

"Aku sudah makan. Aku membeli roti semalam." Sahut Jungkook.

Hoseok hanya menghela napas. "Hey, Jung. Kau bisa meninggalkan Yein kalau kau mau. Entah sampai kapan gadis ini akan tertidur. Aku hanya merasa tidak enak pada keluargamu. Kau tahu sendirikan bagaimana sikap ibumu pada Yein."

"Tidak. Aku akan tetap bersama Yein. Aku tidak mau meninggalkannya, Hyung." Tolak Jungkook mentah-mentah. Ia tidak sebodoh itu melepaskan gadis yang dicintainya begitu saja. Apalagi hanya karena keluarganya.

"Jung, kau masih muda. Kau kaya raya. Kau sangat sempurna untuk gadis di luar sana. Yein hanya akan menghambatmu. Aku tahu Yeinku yang sederhana itu tidak akan pantas bersanding denganmu. Pergilah sebelum kau menyesal." Paksa Hoseok. Ia tahu adiknya akan marah kalau ia mengatakan itu pada Jungkook. Tapi bagaimana lagi? Hoseok sendiri walaupun membenci Jungkook, ia merasa tidak enak pada anak konglomerat itu.

Jungkook menggelengkan kepalanya dengan tegas. "Tidak Hyung. Maafkan aku. Aku tidak bisa melakukannya. Siapa yang peduli dengan wanita diluar sana. Bagiku Yein sangat sempurna. Jangan pernah katakan itu, Hyung. Aku mohon." Jungkook memelas. Ia menggenggam tangan kanan Yein dengan kedua tangannya.

"Baiklah Jung. Terserah kau." Hoseok mengalah. "Aku mau keluar sebentar." Ia meninggalkan Jungkook yang terdiam menatap Yein.

"Yein-ah... aku sangat mencintaimu. Kau harus tahu itu."

.

.

.

Yein keluar dari kamarnya dirawat dengan lunglai. Ia duduk bersandar pada tembok. Memejamkan matanya sejenak.

Yein-ah... aku sangat mencintaimu. Kau harus tahu itu.

"Aku sangat tahu itu." gumam Yein. Ia ingin segera menyelesaikan tugasnya dan kembali pada Jungkook. Tapi ia malas sekali hanya untuk beranjak dari duduknya. Ia memeluk kedua lututnya. Hari pertama minggu ketiga. Ia tidak punya banyak waktu lagi.

Tidak lama lorong itu dipenuhi beberapa dokter beserta dua perawat yang mendorong ranjang menuju ruang UGD. Dibelakang mereka, dua orang wanita mengejar.

"Permisi." ucap wanita bertubuh pendek itu ketika berjalan melewati Yein.

Yein menatap wanita itu yang menjauh. Tadi apa? Wanita itu bisa melihatnya? Ia segera bangun dan bergerak mengikuti rombongan.

CUPID : TRUE LOVEWhere stories live. Discover now