“Edward! Kalau kau meragukan diri ku, kau bergabung saja dengan mereka. Aku tidak apa-apa,”tukas ku sambil berusaha menahan rasa dingin yang berada di tangan kanan ku—yang semakin menghilang.

Edward menoleh, ia menggeleng. Lalu menepuk pundak kiri ku. “Tidak. Aku percaya dengan mu.”

Dingin itu menghilang. Dengan secepat kilat, aku melirik tangan ku yang sudah utuh.

“Aku harus mencari rasa kepercayaan mereka. Itu yang akan mengingatkan mereka.”

Melodies mengangguk. Lalu ia berjalan melewati ku. Dengan cepat, Melodies berubah wujud menjadi peri kecil. Otomatis, membuat Michael, Charlonna palsu, dan Develine terkejut. Aku menatap mata Develine dengan harapan agar Develine bisa mempercayai ku. Perlahan-lahan, kerutan di dahi Develine menghilang, lalu mata nya yang tadi menunjukan rasa angkuh, memudar.

Aku tersenyum puas. Lalu berlari menuju Develine, yang membuat Michael dan Charlonna palsu mundur beberapa langkah. Aku mengusap kepala Develine. “Devel!”

Develine mengerjab, lalu ia menampakan gigi nya yang putih bersih. “Maafkan aku! Aku percaya pada mu!”

Dengan waktu sekejab, serpihan-serpihan yang melayang di sekitar tubuh ku langsung menyatu lagi, membuat kaki ku utuh—membuat badan ku utuh. Aku tersenyum bahagia, lalu aku segera memeluk Develine dengan erat. Develine membalas pelukan ku. Lalu ia melihat ku dengan bingung.

“Lalu dia siapa?”tanya Develine.

Sesuai dugaan ku, pikiran Develine pasti akan lamban ketika Ia kembali lagi ke Develine yang biasa nya.

“Dia diri ku dari dunia lain, yang sama sekali tidak mengingat apa-apa tentang dunia nya itu. Semua nya akan di jelaskan Melodies. Sekarang, aku harus mengejar Michael yang semakin mundur, kelihatannya dia akan berlari,”tukas ku seraya mengusap dahi yang berkeringat.

Develine mengangguk. Lalu ia berlari menuju Edward. Aku memandang Michael dan Charlonna palsu yang saling berangkulan erat. Mata Michael menandakan keraguan. Antara percaya dengan ku, atau percaya dengan Charlonna palsu itu.

Kalau aku tidak berharap yang tidak-tidak. Aku yang sudah berpacaran dengan Michael.

Tunggu, bukan berarti aku mau! Oh sudahlah. Kita bicarakan itu nanti.

“Oh ayolah Michael, kau lebih percaya dengan seorang perempuan yang tiba-tiba datang ke kehidupan kita? Padahal kau akan melamar ku tadi!”

What the..

“Um, iya.. Seperti nya,” Michael melihat ku dengan kerutan di dahi nya.

Apa yang terjadi saat aku tak ada!?

Aku menatap Michael dan Charlonna palsu yang saling mesra di depan ku. Sungguh menyedihkan diri ku ini, aku melihat lelaki yang ku suka tetapi tidak ku sadari dengan diri ku sendiri yang berubah sifat nya menjadi lebih menjijikan sedang mesra.

Apa?

Apa yang barusan ku katakan?

Oh tidak, tidak. Sudah ku katakan kalau kita akan membicarakan itu nanti.

“Michael! Jangan percaya dengannya! Dia hanyalah—”

“Kau yang palsu!”teriak Michael, membuat ku terdiam. Suasana menjadi sunyi. “Tiba-tiba waktu berhenti. Lalu kau datang dan berkata kalau kau adalah Charlonna yang asli. Apa maksud mu? Charlonna yang asli tidak akan berkata seperti itu! Charlonna yang akan sli akan.. Akan mengejek ku dan memarahi ku! Aku saja tidak tahu Charlonna yang asli itu dimana!”

Nafas ku tercekat ketika mendengar kata-kata itu. Kedua tangan ku langsung membeku. Dan serpihan itu semakin banyak mengelilingi ku. “Michael..”

My Stupid WishWhere stories live. Discover now