(+) Epilog

2.7K 194 58
                                    

Memang benar kata petuah, rasa sakit di hati mungkin dapat diterima, tetapi sangat sulit untuk dilupakan. Ibaratkan sebuah vas kaca yang terlanjur pecah, meskipun dirangkai sedemikian rupa, tetap tidak akan indah seperti semula.

Jika saja waktu bisa terulang kembali, maka gua ingin memperbaiki segalanya. Tapi sayangnya mesin waktu hanya ada di cerita fiksi.

***

Seharusnya hari seperti ini akan menjadi menyenangkan. Menerima hasil raport yang menegangkan, bila kita mendapatkan hasil yang bagus maka kita akan bernafas lega. Sedangkan bila mendapatkan nilai yang buruk, kita hanya perlu ikut tertawa mendengarkan ejekkan teman.

Ya, biasanya gua menjadi manusia normal seperti itu. Tapi nyatanya hari ini gua gak memiliki niatan untuk bercengkrama sama sekali.

Dinding berpoleskan cat berwarna putih itu cukup kuat menahan badan gua untuk bersandar. Tatapan fokus ke depan sambil bersedakap dada, membuat orang lain enggan untuk bertegur sapa. Memang itu niatan gua sebenarnya.

Di papan pengumuman terpampang nama-nama murid untuk pembagian kelas di tingkat selanjutnya. Seperti tradisi sekolah ini dari sebelum-sebelumnya, bahwa murid akan kembali di bagi secara acak. Dan jika beruntung mereka akan bertemu lagi di kelas berikutnya.

Setelah mencari dengan teliti, ternyata gua masuk di kelas XII-IPA 3. Dan beruntungnya gua kembali sekelas dengan Dokyeom,Seungkwan dan satu lagi Woozi. Dengan kehadiran mereka rasanya sudah cukup membuat kelas berikutnya menjadi nyaman.

Dan hebatnya Wonwoo dan Leera berada di kelas yang sama, XII-IPA 2.

Hhaahhh... Rasanya sedikit lega, karena setahun setelah ini gua tak terpaksa untuk melihat wajah mereka berdua.

Tak perlu memakan waktu yang lama agar berita tentang Wonwoo dan Leera berpacaran, tersebar ke telinga semua murid. Bahkan hal itu sudah menjadi buah bibir di sekolah.

Pasalnya Wonwoo memang terbilang terkenal di kalangan para murid, terutama para gadis. Karena prestasinya yang luar biasa juga ketampanannya yang tiada tara.

Sedangkan Leera, berhasil mencuri perhatian para murid karena membuat kehebohan saat waktu perkenalan murid pindahan.

***

"Hosh." Sapa seseorang sambil menepuk pundak gua. Dari suara beratnya yang khas, membuat gua tau pria itu adalah Wonwoo. Sial, gua terpaksa harus memasang senyum palsu.

"Eh, Won." Balas gua singkat, berusaha terlihat tulus.

"Ngapain lo di sini? Gak bareng yang lain?" Wonwoo menyenderkan punggungnya kemudian berdiri tepat di sebelah kanan gua.

"Engga, males gua. Nanti kena cibir, pada nyombongin nilai rapot mulu."

Wonwoo terkekeh pelan mendengarnya. "Kenapa gak lu ikut sombongin juga? Toh belakangan ini nilai lo mulai meningkat?"

"Bukannya gua gak mau ikut bercanda gurau soal nilai rapot, toh sebenernya gua bodo amat nilai gua mau bagus apa enggak. Tapi yang membuat gue enggan itu, soalnya alasan nilai rapot gua bisa meningkat itu, bukan usaha dari gua sendiri aja. Tapi berkat bantuan dari pacar lo juga, Jeon Wonwoo." Ucap gua datar yang hanya dibalas deheman panjang oleh Wonwoo.

Gua dan Wonwoo hanya bernafas dan terdiam, hanyut dalam pikiran masing-masing.

Sejak kejadian kemarin di instagram, padahal hanya segelintir kata yang tertulis. Dengan ajaibnya gua dan Wonwoo kembali seperti semula, layaknya tak pernah ada masalah dalam pertemanan kami.

HOSHI : THE PERVERTحيث تعيش القصص. اكتشف الآن