Nine

2.7K 276 5
                                    

Suara hentakan kaki yang saling beradu terdengar di sepanjang koridor kelas yang mulai sepi.  Yang satunya memasang wajah penuh amarah dan satunya lagi merintih kesakitan. Terlebih lagi kini telinga Dokyeom benar benar berubah menjadi merah karena ulah Yuju yang sama sekali tak berniat untuk melepaskan telinganya.

"Yuju-ya, sakiitttt..." Dokyeom mengaduh kesakitan,  tak lupa juga kini ia memasang wajah memelasnya,  yang menurutnya menggemaskan(?).   Dokyeom fikir mungkin jika yuju melihatnya, ia akan berubah pikiran dan mengampuni dirinya.

"Salah lo sendiri malah ngeselin!" Yuju membentak dan tak ada niatan untuk mengampuni temannya itu. Ia sudah terlalu sering mendapat perlakuan seperti ini, karenanya aegyo dari Dokyeom itu tidak akan berpengaruh lagi padanya.

"Tapi...  Ini beneran sakit beb. " Dokyeom memelas untuk kedua kalinya.  Yang kali ini dia sambil mengerucutkan bibirnya,  berharap aegyonya kali ini dapat berhasil.

Namun hasilnya masih nihil.

"Beeebbbbb..... "

"Bab beb bab beb!  Jijik lo!  Ini salah lo juga bikin gue kesel!  Lagian kenapa sih lo kaya gini terus, hah? Jadinya gue lagi kan yang dimarahin si woozi!"

"Soalnya gue pengen diperhatiin elo ju." bisik Dokyeom dalam hati.

"Si woozi marahin gue karena gue sekelas sama lo,  kalau tau gini gue berharap ga pernah sekelas sama lo."

Dokyeom tersentak mendengar ucapan dingin dari Yuju. Dokyeom memang sudah biasa mendapat perlakuan dingin dari gadis kesukaannya itu. Namun jujur,  ini perkataan Yuju yang menurutnya paling menyakitkan.

Tangan Dokyeom meraih lengan Yuju yang sedari tadi sibuk menarik telinganya. Kemudian ia  menggenggam tangannya erat sehingga berhasil membuat fokus Yuju terahlihkan kepadanya.

"Kok, lo ngomong kaya gitu?" Tanya Dokyeom dengan ekspresi kecewa yang tersirat di wajahnya.

Yuju bungkam seketika.  Ia jarang melihat Dokyeom yang seperti ini.  Karena pasalnya,  ketika dirinya mengucapkan kata kata kasar sekalipun,  Dokyeom tak pernah semurung ini. Dan,  oke.  Sekarang Yuju merasa bersalah.

"Habisnya--- mmmm...  Habisnya lo nya ngeselin." Ucap yuju sambil memelankan suaranya di akhir kalimat.

"Oke,  gue gabakal bikin lo dimarahin woozi lagi. Tapi janji sama gue,  kalau lo gabakal ngomong kaya gitu lagi." Ucap Dokyeom dengan sangat serius. Yuju pula mengerti jikalau sekarang ini Dokyeom tidak sedang bermain main dengan ucapannya .

Yuju mengangguk pelan.  "Iya,  gue janji.  Tapi lo juga harus tepati ucapan lo tadi! Awas aja lo kalau bohong!  Telinga lo gabakal selamat!"

Dokyeom terkekeh pelan mendengarnya.  Menurut pria itu ancaman dari Yuju bukannya menyeramkan,  malah membuatnya semakin menggemaskan.  Dokyeom mengangkat kedua sudut bibirnya yang membuahkan senyuman manis andalannya. Dokyeom yang periang nampaknya sudah kembali.

"Yaudah ayo,  beb!  Keburu di amuk si woozi."

"YAK!  JANGAN PANGGIL GUE BEBEB KUDAAAA!!!!"

🔆🔆🔆


Leera dan Wonwoo menyusuri koridor sekolah dengan tangan yang masih bertautan. Wonwoo nampaknya tidak menyadari tindakan sensitifnya itu, dengan santainya ia berjalan tanpa menghiraukan pandangan sekitar yang ditujukan padanya.

Sedangkan Leera tengah berusaha untuk bertingkah senormal mungkin tanpa berfikir yang macam macam. Dan tentunya ia harus mengontrol detak jantungnya agar tetap dalam tekanan yang normal, namun itu sangatlah sulit.

HOSHI : THE PERVERTWhere stories live. Discover now