👤

2.1K 119 8
                                    

Adimas segera mengejar Dewi yang semakin jauh.

Tiba tiba putra memghampiri Alfi di ruangan Adimas yang sedikit ricuh.

"Al"

"eh Putra,kenapa??" Alfi menyeka airmatanya.

"emm gue cape nih bantuin dong."

"oh maaf ya gue kelamaan ya disini?"

"yuk yuk!!" Putra menarik tangan Alfi keluar ruangan.

Putra mendengar semua yang dibicarakan Alfi dan Adimas mengenai Dewi.

jadi ini penderitaan lo selama ini- Putra

***

"Dewi!Jangan lari inget kamu lagi hamil"

Akhirnya Dewi berhenti dan menatap Adimas.

"Jadi kamu pindah karena Alfi ada disini?biar kamu bisa berduaan sama mantan kamu itu,kamu anggap aku apa Dim??"

"aku bisa jelasin"

"aku ini istri kamu,semua istri dimana mana kalo lihat suaminya sama wanita lain ya sakit hati apa lagi sampai peluk pelukan"

"udah ayo aku anter pulang"

"aku juga bisa cemburu,aku itu awalnya udah tau pasti kamu pindah tiba tiba ada alasanya"

"udah dew dengerin aku sekarang lebih baik kita pulang,gaenak dilihatin orang"

Dengan wajah murung dewi mengikuti Adimas.

"kamu tunggu disini aku ambil mobil."

***

"woi!!bengong aja dari tadi,kesambet loh, ada yang nyariin tuh"

"eh iya"

Alfi pergi begitu saja,namun ia kembali lagi.

"oiya lo bilang apa tadi?"

"tuh kan,gini kalo gak fokus,ada yang nyariin"

"siapa"

"katanya tunangan lo di lobby"

"o yaudah gue kesana dulu ya"

"oke"

Alfi menghampiri Devon fi lobby

"haii"

Devon tersenyum lebar ke Alfi yang menghampirinya

"haii udah lama nunggu?"

"baru kok"

"tapi kan masih 30 menit lagi jam makan siang"

Alfi mengecek jam tanganya.

"yaudah nunggu 30 menut duduk disini aja"

mereka berdua duduk.

"Devon?!?!"

"maaf?"

"gue Adimas"

"oh iya iya gue ke acara pernikahan lo sama alfi kemarin ya"

"sama Alfi?"

"iya kemaren gue yang nemenin alfi ke acara pernikahan lo"

"oh iya iya"

Adimas memandang Alfi yang hanya menatapnya dari tadi.

"yaudah ya Dim gue sama Alfi cabut dulu"

"eh iya iya"

***

dimobil.

"kok murung"

"gak mood aja"

"mau ice cream?"

"diet"

"diet muluuuu dariii kemariinn"

"ya terserah aku lah"

"iya ya biasa aja kali"

"diem gak"

"kenapa ya Al  kok hari ini gue kangen banget ama lo"

"gombal"

"rasanya tuh gue kayak mau ninggalin elo aja"

"kemana"

"gatau mungkin tidur gue cape"

"yaudah besok aja"

"lo gaboleh diet ketat lagi ya dan kenapa gue malah pengen setelan jas putih,oiya lo harus bisa beli seafood sendiri gausah nyuruh gue lagi"

"lo apa apaan sih ngelantur banget bicaranya"

"pokoknya rindu gue itu udah gapenting"

Alfi menatap Devon

"apa liat liat katanya bad mood"

Alfi masih menatap

"gue cium mampus lu"

Devon mencium Alfi tepat pada bibirnya

cup-

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
suara sirene ambulan bergema siang itu
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
jalan itu menjadi ramai
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"1..2..3..kita ulangi sekali lagi"

---^--^---^^----^--^^-^^^^-^

"detak jantungnya melemah"

__^____^^________^_____^

"1..2..3.."

"darahnya terlalu banyak yang keluar"

"kita coba sekali lagi"

"1..2..3"

________________

"maaf dok pasien sudah tidak bisa diselamatkan"

"1..2..3..4..5..6..7..8..9..10"

"dok maaf pasien sudah tiada"

Domter berjalan keluar dari unit gawat darurat rumah sakit itu,dan menggelengkan kepala ke wanita yang sedang menaiki kursi roda dengan kepala yang diperban.

Seketika tangisnya mengisi kesunyian rumah sakit itu.

Dengan penuh usaha ia mencoba berjalan untuk menemui lelaki yang baru saja tidak bisa diselamat kan dengan kursi rodanya.

"jangan tinggalin gueee"












bersambung.....

My Fat WifeWhere stories live. Discover now