***

Divo meneguk segelas air, lalu kembali bersandar ke sofa. Dia menarik napasnya dalam-dalam. Dia sudah siap untuk menceritakan semuanya.

Flasback on

Mentari pagi mengalahkan kegelapan malam dan kembali menyinari bumi sebagaimana semestinya tugas sang matahari. Bulan sudah tidak terlihat, sinarnya sudah dikalahkan sang matahari. Semua ayam sudah berkokok sejak tadi, membangunkan setiap makhluk yang masih mengunci diri dikamar.

"Bangun! Udah pagi!" Suara anak perempuan itu menguasai rumah mewah ini. Setiap orang yang mendengar suaranya pasti akan terbangun dengan jengkel, tapi tetap saja kejengkelan itu dikalahkan oleh kepolosan anak perempuan itu.

"Iya, Bella sayang. Kami sudah bangun sejak tadi." Seorang wanita paruh baya, dengan kantung mata hitam yang menhiasi wajah sendunya. Terlihat wajah wanita dan anak perempuan itu mirip sekali.

"Mama." Anak perempuan yang bernama Bella itu memeluk wanita itu, dia adalah Ibu Bella.

"Hai, anak gadis Papa selalu bangun lebih awal ya." Lelaki paruh baya mendekati ibu dan anak itu.

"Mana abang mu?" Tanya Lelaki itu, yang merupakan ayah Bella.

Bella merenggut, "Pasti dia masih tidur. Bella mau bangunin abang dulu ya."

Baru saja Bella berlari, seorang anak laki-laki turun dari tangga dengan mengucek matanya.

"Gausah, aku udah bangun."

"Eh, kok pake aku sayang."

Anak laki-laki itu mendengus, "Iya iya, Sena udah bangun."

"Yaudah mandi dulu, terus kita sarapan bersama."

"Iya Ma."

Mereka sudah terlihat segar dan berkumpul di meja makan untuk sarapan. Tampak wajah mereka yang sangat bahagia, keluarga yang saling menyayangi satu sama lain. Tidak ada kata ketidaksempurnaan, semuanya terlihat sempurna.

Mereka adalah salah satu keluarga terkaya, bukan hanya kaya harta melainkan kaya hati, perilaku dan semuanya terlihat kaya. Mereka sempurna namun tetap rendah hati. Banyak keluarga yang iri dengan mereka. Mereka juga selalu membantu tetangga mereka yang butuh bantuan.

Namun siapa sangka, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama.

Sore itu, Bella sedang bermain boneka dengan temannya ditaman perbatasan antara rumah Bella dan tetangganya.

"Cici, kamu harus kasih makan boneka kamu, biar dia tumbuh besar." Ucap Bella yang sedang asik menyisir rambut bonekanya.

"Nanti aja deh, aku mau hiasin boneka aku dulu biar cantik kayak princess." Anak perempuan yang bernama Cici itu menjawab. Mereka tidak lagi berkata, asik dengan bonekanya masing-masing.

"Divo, sini dibelakang kedai ada ayunan besar." Sena berteriak semangat sekali.

Anak laki-laki yanh dipanggil Divo menoleh, "Mana?"

"Itu! Kesana yuk, aku panggil Cici sama Bella dulu." Divo hanya mengangguk mengiyakan.

"Cici, Bella ayok sini! Ada ayunan besar di belakang kedai." Sena berlari kearah Cici dan Bella, lalu menarik tangan mereka.

AURORA♕[ON GOING]Where stories live. Discover now