"Maaf Tuan, saya permisi."

Victor melanjutkan langkah kakinya berwibawa menuju kamar di mana Juliet ada. Hanya sekedar melihat keadaannya, setelah itu dia akan menyuruh siapa saja untuk membuat gadis ini pergi.

Dia tidak ingin berhubungan dengan orang asing, hal itu membuat Victor kurang nyaman bahkan membenci gadis asing masuk ke dalam hidupnya kembali.

Setelah berada di depan kamar dia tidak mengetuk ataupun berkata sesuatu untuk izin ke dalam, ini rumahnya dan dia bebas melakukan dan berlaku hal seperti apapun tanpa perintah.

Karena dia di sini adalah seorang raja pemilik mansion bak istana di negeri dongeng, apa yang dia perintah dan inginkan akan terkabul dan tidak bisa diganggu gugat.

Victor melihat keadaan Juliet sedang duduk di ranjang dan memegangi kepalanya masih terbalut perban, sesekali ringisannya mengeras saat dia mencoba untuk bangkit dari tempat tidur.

Victor tidak berkutik sama sekali, dia hanya melihat apa yang dilakukan gadis asing ini tanpa membantu sama sekali.

Di sisi lain Juliet terus berusaha untuk berdiri tegak karena dia sudah duduk di pinggir ranjang yang entah ada di mana.

Dia kebingungan saat terbangun dari tidurnya, pasalnya dia tidak mengenal tempat ini yang dia ingat adalah kejadian di mana dia sedang menyebrang jalan. Lalu ada sesuatu menghantam tubuhnya keras hingga kepala cantiknya terbentur aspal.

Juliet terus berusaha semampunya hingga dia berhasil berdiri, walau kakinya terasa berdenyut nyeri dan lemas, diiringi kepala yang terasa berputar karena pusing tidak tertahan.

Juliet mencoba untuk pergi dari tempat asing ini, rasanya dia kurang menyukai ruangan ini. Terkesan kaku dan monoton, tidak ada barang-barang lain selain ranjang, lemari, televisi, dan meja.

Saat dia ingin mencoba berjalan langkahnya terhenti karena pusing melanda begitu kuat, dia kembali mencoba dan terus seperti itu. Sampai dia hampir memegang sisi meja tapi tubuhnya limbung siap terjatuh ke lantai marmer, namun ada sebuah tangan kekar yang besar menahan tubuhnya.

Tidak jelas bagi penglihatan Juliet yang buram. Gadis ini coba memfokuskan kembali penglihatannya sampai dia melihat seorang pria berjas kaku, menatap tanpa rasa kasihan, khawatir, hanya tatapan datar dan tidak berselera.

Degup jantung berdetak sedikit cepat, bagaimana tidak, posisi mereka begitu intim. Mereka terlalu dekat, Juliet merasakan tangan kekar itu mencengkram pinggangnya erat.

"Bodoh," gumam pria itu masih terdengar oleh Juliet, sebelum membantah ucapan menyakitkan Victor.

Tubuhnya diangkat menuju ranjang king size otomatis tangannya merengkuh leher pria asing yang tengah membantunya untuk kembali beristirahat di ranjang.

"Jangan terlalu memaksakan diri," lanjut Victor pelan.

Juliet terdiam menatap Victor tanpa berkedip, bukan karena terpesona melainkan dia hanya bingung dengan keadaan sekarang.

"Siapa kau?" tanya Juliet tiba-tiba namun tidak digubris sama sekali, Victor hanya diam tanpa melakukan apa-apa dengan mata tajam yang terus menusuk retinanya terlalu dalam.

Benar-benar pria yang datar seperti tidak berminat untuk hidup.

"Aku sedang bertanya Tuan," kata Juliet dengan kesal, sama saja reaksi seorang Victor Melvin hanya dia menatap keadaan Juliet menyedihkan.

"Kau tidak bisa mendengar? Apa kau tuli?" tanyanya dengan polos.

"Kau yang bodoh," sarkas Victor tajam.

Juliet membulatkan matanya dan dia merasa bertambah pening akibat memikirkan sifat orang di depannya seperti apa. Dia bertanya apa, dan pria ini menjawab kemana.

Sumpah serapah mengalir lancar di hatinya, jika dalam keadaan sehat mungkin Juliet akan kembali memaki pria tidak tahu diri ini. Sayangnya kondisi tidak memungkinkan, lebih baik memendam dalam diam.

Kenapa pria ini, apakah dia gila?

"Kau memanggilku bodoh!" Juliet melotot ke arah Victor yang sama sekali tidak menatapnya.

"Memang," katanya singkat lalu pergi meninggalkan Juliet sendirian di sini, dengan keanehan dan rasa ingin menguliti pria tidak dikenal itu hingga dia jadikan sup iga.

"Dia memang pria gila," gumam Juliet memejamkan mata.

***

TBC



Entangled with The Jerk [AXTON'S SERIES 3]Where stories live. Discover now