Bertemu kebaikan dan keburukan

129 9 5
                                    


Senja

Senja telah tiba, bel telah berbunyi. Pertanda jam pelajaran telah berakhir. Aku bergegas untuk cepat-cepat pulang menuju ke masjid untuk belajar mengaji.

Langkah demi langkah aku jalani dengan cepat agar sampai ke rumah. Setelah sampai di tengah perjalanan, terdengar suara sepeda motor yang amat bising.

"Aku tidak suka suara ini."

"Heii Senja...." teriak seseorang kepadaku.

"Sepertinya pernah ku dengar suara ini." Gumamku sembari mendengar teriakan di belakangku.

"Kelihatannya dia sedang mengikutiku."

"Senja tunggu !!! Aku Revan." Teriak kak Revan sekali lagi padaku.

Dengan menghela nafas lega dan mengelus dada, aku menoleh ke samping jalan yang kebetulan kak Revan sudah di samping ku "Assalamualaikum kak, maaf tadi saya kira ..." sambil menunduk.

Revan memotong ucapan Senja." Gak apa-apa kok, Sendiri aja nih ?"

"Maaf Kak jawab salam saya dulu !!" seruku.

"Eh emang harus ya ?" tanya kak Revan dengan nada santai.

" Astaghfirullah itu kan hukumnya wajib Kak, kalau gak jawab kan dosa."

"Waalaikumsalam Bu Ustadzah .. "

"Ya Allah Saya lupa harus ngaji sekarang, aku pulang dulu Kak, Assalamu'alaikum." sambil memegang jidat.

"Waalaikumsalam, Heii tunggu!! Aku antarin nih." teriak Revan kepada Senja sambil mengendarai motornya perlahan.

"Gak usah Kak, bukan mahram ga baik !!" kakiku terus melangkah dengan cepat.

_____________________________

Revan

Hidup yang jauh dari kata pendidikan Agama membuatku sulit memahami apa yang dibicarakan Senja, wanita yang solehah. Dan Aku pun berhenti mengikuti Senja.

"Perasaan gue tadi Senja ngomong ngaji, berapa tahun ya gua gak ngaji ? dan gua baru denger kata Mahram nih," gumam Revan dan bertanya pada diri sendiri.
"Kalo deket sama Senja gue harus belajar Pendidikan Agama nih, nilai gua paling jelek juga Agama lagi."

***

Senin

Dimohon untuk seluruh siswa berkumpul di lapangan sekolah, upacara akan segera dimulai.

Pengumuman pelaksanaan upacara yang diumumkan oleh salah satu seorang guru.

Senja

"Alhamdulillah akhirnya sampai juga, wah sudah berkumpul ke lapangan semua nih." Aku meletakkan tasku dan menuju ke lapangan dengan tergesa-gesa.

"Assalamualaikum teman." ucap salamku kepada salah satu teman sekelas yang ada di barisan paling belakang.

"Waalaikumsalam nja, eh topi kamu mana ?" tanya teman senja.

"Astaghfirullahaladzim ...
Ya Allah, aku lupa Nis, duh gimna nih ?" dengan rasa cemas dan bingung, Aku terpaksa harus dihukum.

"Kita beli di koperasi aja siapa tahu ada," saran Nissa, untukku.

"Jam segini masih tutup Nis, yaudah aku maju aja ya, ini sudah seharusnya aku dihukum." sambil menghela nafas lega, Aku berjalan menuju pinggir tiang bendera.

Seperti biasa jika upacara tidak memakai atribut lengkap, tidak memotong rambut tiap bulan sekali, maka ada hukuman tertentu dari guru.

"Senja, tunggu !!" Panggilan lirih seorang laki-laki dari belakang yang menghampiriku.

Aku menghentikan langkah ku, "Kak Revan, ada apa kak ?" tanyaku.

"Nih topi Aku." sambil menyodorkan topi yang berwarna putih abu-abu.

"Kakak gimana ? " tanya senja.

"Udah jangan banyak omong, pakai aja, rambut Aku kan belum dipotong, percuma juga ketahuan." ujar kak Revan dengan memakaikan topi ke kepalaku.

"Heii Revan sedang apa kamu ? Silahkan kamu maju ke depan !!" Teriak Pak Bejo kepada Revan.

"Yaelah Pak, gak pake topi aja kok maju sih ? Pake dihukum lagi." sewot Revan kepada Pak Bejo.

"Wis jangan banyak ngomong kamu, rambut kamu belum dipotong kok !!" Bentak Pak Bejo dengan logat jawanya.

SKIP

Bel telah berbunyi, jam istirahat telah tiba. Saatnya Aku mengembalikan topi putih abu-abu milik Revan.

Aku melihat sekumpulan tiga orang cewek keluar dari kelas Kak Revan, "Permisi Kak, apa benar ini kelas Kak Revan ?"
Aku bertanya singkat dan Ku pastikan ada yang mengenal Kak Revan.

"Iya benar, emangnya ada urusan apa lo sama dia ?" Tanya salah satu perempuan dengan ekspresi jutek.

Raina Zamora, nama itu tampak jelas di bedge seragam putih milik kakak kelas itu.

"Ini kak..." Perkataanku terpotong karena kedatangan Kak Revan.

"Eh Senja, ngapain kamu kesini, mau ketemu sama Akang yang ganteng ini ya?" Tanyanya sambil memegang pipi kanan dan kiri dengan dua jari telunjuknya.

Senyumnya membuatku...
Astaghfirullah Senja
Aku segera mengalihkan pandanganku, dan Tanpa basa-basi Aku memberikan topi kepada Kak Revan.

Banyak yang bilang kalau Raina atau biasa disebut Rain adalah cewek yang terkenal sombong, jahat, dan banyak yang tidak menyukainya. Dan lebih hebohnya lagi Rain adalah salah satu cewek yang menaksir Revan sedari kelas X.
Tapi Revan tidak pernah peduli akan hal itu.

Gerbang sekolah

"Aku udah dijemput nih, duluan ya Assalamualaikum ??" Kata Nissa sambil melambaikan tangan padaku.

"Waalaikumsalam, hati-hati Nis!!" Balasku.

Tiba-tiba ada mobil yang melaju cukup kencang dan bannya menyipratkan air dari aspal berlubang, hingga mengenai seragamku sampai basah dan kotor.

Aku memutuskan untuk berjalan kaki sambil membersihkan seragamku yang kotor dengan telapak tanganku, akibat cipratan air tadi. 'Ya Allah, apakah maksud dari semua ini' batinku.

***
Jangan lupa vote dan komennya 🌼

SenjakuWhere stories live. Discover now