"Begitulah Islam memang sangat memuliakan seorang wanita."kurasa ia tersenyum mendengar perkataanku kemudian melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti karena perkataanku.

Pagi ini banyak orang yang memandangi diriku dengan tatapan aneh. Aku sudah terbiasa akan hal itu,seolah sudah menjadi tayangan spesial setiap pagiku. Namun,untuk apa aku memikirkan mereka lebih baik aku harus bergegas sekarang atau aku akan kena marah dengan Sunbaeku yang galak.

Jimin

Halwa.

Dia dan pamannya mengajarkan banyak hal pagi ini padaku. Tentang bagaimana menghormati perempuan dalam islam. Aku berjanji tidak akan menyentuh Halwa sebelum dia bisa halal untukku.

Aku tahu Halwa wanita yang kuat walaupun sedari tadi ia dipandang aneh oleh orang-orang yang berpapasan dengan kami, tak sedikitpun,dia mengeluhkan padaku,atau pun marah pada orang-orang itu.

Entah kenapa sikapnya membuat hatiku menjadi nyaman.

"Jimin-ssi aku duluan ya mau bertemu Hyerin."ucapnya setelah kami sampai di depan kantor ini.

"Hem... baiklah ." kulihat ia berlari kecil menuju sahabatnya Hyerin.

Tuhan apakah aku benar-benar mencintai gadis itu..?

🍁🍁🍁

Kantor

Terlihat seorang Park Jimin keluar dari ruangan Seo Kang Joon. Tatapan marah terlihat diraut wajahnya. Setelah membanting pintu, ia melangkahkan kakinya menuju rooftop dari gedung ini.

"Dasar orang saiko, kenapa dia masih mengejarku." teriaknya frustasi sambil mengacak rambutnya.

Ingatan tentang seseorang dimasalalunya itu mulai terputar di memori otak Jimin. Rasa kesal,sedih dan takut bercampur aduk di hatinya.

Baru sebentar ia teralihkan oleh kehadiran Halwa yang membuatnya nyaman namun kini masalalu mendatanginya lagi.

drrt..drt...drrtt.

"Yeobosseyo.."

"........."

"Aku ada di rooftop."

"......."

"Baiklah aku menunggumu disini."jawab Jimin seraya mematikan telponnya.

Tidak lama kemudian dua orang pria datang menghampiri Jimin. Mereka adalah Lee Taemin dan Kim Jongin(Kai).Kebetulan mereka juga tengah ada pekerjaan di stasiun tv ini.
"Jimin-ah." sapa Taemin pada Jimin sembari mendudukkan bokongnya disebelah Jimin begitupun dengan Kai.

"Kenapa wajahmu terlihat muram seperti itu...?" celetuk Kai pada Jimin.

"Aku sedang kesal Hyung." jawab Jimin

"Kesal kenapa..? Apa karena tantangan kami untuk mendapatkan Halwa...?" tanya Taemin pada Jimin.

"Bukan. Ada masalah lain hyung dan itu berhubungan dengan masalaluku." jawabnya sembari menunduk lesu. Tangan Kai pun menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu.

Syahadat Cinta Untuk Halwa(Faith,Love,and Destiny)✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz