Chapter 27 : Mengukir Kehangatan Bersama

Start from the beginning
                                    

" Sudahlah jangan memikirkan hal yg tak penting dan lebih baik kalian beristirahat. " tegur Zee yg bersandar pada dinding ruangan tersebut sembari bersedekap dada dan dengan mata terpejam. Zee memang sedari tadi terdiam dengan matanya yg terpejam erat.

●●●●🌷●●●●

Ke esokan harinya, Zea dan Irish mulai kembali ke aktifitas mereka seperti biasanya. Sebenarnya tak ada yg memperbolehkan mereka melakukan aktifitas berlebihan karena kondisi tubuh mereka yg membutuhkan istirahat total agar cepat pulih namun kebosanan yg pada akhirnya membuat Zea dan Irish bersikeras untuk melakukan aktifitas tanpa adanya larangan berlebihan.

" Apa kau bosan sayang? " Sean bertanya dan sesekali menciumi wajah Zea. Matanya sedari tadi memperhatikan matenya yg kini tengah mengerucutkan bibirnya lucu tatkala ia mulai merasakan kebosanan.

Zea menyeruakkan wajahnya di ceruk leher Sean dan ia berkata. " Sangat. " gumam Zea lirih di sela-sela aktifitasnya yg terus saja menciumi dan juga menghirup aroma yg selalu membuat hatinya tenang.

Zea tak bermaksud menggoda Sean hanya saja gadis itu tengah merindukan aroma tubuh pria yg sangat ia cintai karena beberapa hari ini mereka tak bisa berduaan dan jujur saja Zea ingin bersama Sean seharian ini namun Zea tak mengatakan apapun. Perbuataan yg di lakukan Zea justru membuat hasrat kelakian Sean melambung tinggi dan siap untuk berperang.

" Shit! Aku tak bisa menahannya lagi sayang dan kau harus menyelesaikan apa yg telah kau mulai. " Sean menggeram sembari berbisik tepat di telinga Zea dan sesekali menjilat bahkan pria itu juga menggiggit daun telinga Zea.

Ciumannya turun ke leher jenjang Zea yg tak terbalut sehelai kain sedikitpun. Sean mendaratkan sebuah kecupan basah di sekitar leher jenjang Zea dan sesekali menjilatinya dengan benda tak bertulang yg membuat tubuhnya merasakan sensasi geli namun juga sangat nikmat. Zea tak henti-hentinya mendesah tatkala lidah Sean terus saja menari di ceruk leher jenjangnya dan perlakuan Sean membuat tubuhnya seakan terbakar.

Mereka sama-sama tenggelam dalam gairah malam yg telah mereka ciptakan. Desahan demi desahan lolos dari bibir mereka tatkala sensasi mengelitik yg kian menjalar ke seluruh tubuh namun sedetik kemudian kenikmatan itu menguap entah kemana. Tiba-tiba saja Sean menghentikan aktifitas liarnya tatkala pria itu mengingat keberadaan mereka yg saat ini di tempat terbuka dan siapapun bisa melihat aktifitas mereka.

Sean mengusap lembut tengkuk Zea sembari bergumam. " Kita selesaikan kenikmatan ini di atas ranjang sayang. " Jangan heran saat mendengar perkataan Sean yg terkesan vulgar. " Kali ini kau tak bisa lari ataupun menghindar karena aku tak akan melewatkan kesempatan emas seperti saat ini. " lanjutnya dan secepat kilat Sean membopong tubuh Zea masuk ke dalam kamar atau lebih tepatnya kamar Zea sendiri karena saat ini mereka masih berada di kerajaan Lioncourt.

Sean membanting tubuh Zea ke atas ranjang. Sean menyeringai puas tatkala ia melihat dengan jelas kabut gairah di mata Zea. Malam ini akan menjadi malam terindah yg pernah ada dalam hidup Sean karena malam ini ia akan membuat Zea terbelenggu takdir sehidup semati dengannya. Dengan begitu maka tak akan ada orang yg bisa mengambilnya dan selamanya Zea akan mejadi milik seorang Sean Alistair Ruthven.

" Maafkan aku yg tak bisa lagi menahan hasratku sayang. Kau yg membuatku selalu hilang kendali dan malam ini kau akan menjadi milikku. " Sean berkata sembari melepas jubah kerajaannya ke sembarang arah. Zea hanya bisa menunggu apa yg akan pria itu perbuat padanya dan jujur saja ia tak akan bisa lari lagi malam ini.

Malam panjang akan mereka lalui bersama dengan desahan dan juga lenguhan akan kenikmatan. Gairah seakan membuat ruangan tersebut mendadak panas. " Kau akan selalu mengingat setiap setuhanku pada tubuhmu sayang. " Sean berkata sembari menaiki ranjang dan hal hal itu membuat tubuh Zea seketika meneggang.

Sean menyeringai sembari terus merangkak dan memposisikan tubuhnya di atas tubuh Zea. Mata mereka saling beradu tatkala posisi mereka yg terlihat begitu intim dan mampu membuat Zea meremang. Nafas hangat Sean berhembus menerpa wajahnya dan sedangkan tangan Sean mulai menjalar ke seluruh tubuh gadis yg kini berada dalam kungkungan tubuhnya.

Mereka hanya saling menatap satu sama lain dan hal itu berlangsung beberapa menit saja karena sedetik kemudian Sean mendaratkan sebuah ciuman di bibir ranum Zea yg selalu menjadi candunya. Awalnya hanya sebuah kecupan namun lama kelamaan berubah menjadi ciuman panas yg menggairahkan dan lebur dalam kehangatan lidah yg saling membelit. Lenguhan keluar dari bibir Zea tatkala ciuman mereka semakin menggila bahkan Zea hampir tak bisa mengimbangi ciuman panas yg di berikan Sean.

" Eghhh... "

Desahannya tak mampu lagi ia tahan karena ciuman Sean begitu nikmat dan tubuh Zea juga sangat menginginkan lebih dari sekedar ciuman panas. Sean tersenyum di sela-sela lumatan lidah yg masih asyik beradu dan terlihat enggan melepaskan satu sama lain. Sean mulai menjalarkan tangannya ke seluruh tubuh Zea dari perut naik ke atas hingga berhenti tepat di gundukkan kembar yg masih terbalut dress berwarna merah darah.

" Manis, bibirmu sangatlah manis hingga membuatku hampir hilang akal karena terlalu mendambakan manisnya bibirmu lagi dan lagi. " bisik Sean tepat di bibir Zea dan sesekali melumat bahkan juga menjilatnya tanpa henti.

Zea hanya menjawab perkataan Sean dengan desahan dan lenguhan yg keluar dari bibirnya. Kenikmatan yg di berikan Sean pada tubuhnya membuat Zea tak bisa mengatakan sepatah katapun dan ia hanya mampu pasrah di bawah kungkungan tubuh kekar yg selalu di dambakannya setiap saat, detik maupun menit. Sean meneggakkan tubuhnya dari atas tubuh Zea lalu kemudian pria itu merobek paksa dress merah yg di kenakan Zea dan membuangnya kesembarang arah.

Matanya kian menggelap penuh gairah tatkala melihat Zea yg kini telah telanjang dengan hanya memakai bra dan celana dalam saja. Setelah itu Sean kembali menelanjangi tubuh Zea hingga tak ada sehelai kainpun yg tersisa di tubuhnya. Matanya terus saja menelusuri setiap inci tubuh Zea sembari melepas celananya sendiri hingga akhirnya mereka sama-sama telanjang bulat tanpa ada sehelai kainpun yg melekat di tubuh mereka.

Sean kembali menindihi tubuh Zea sembari bergumam. " Apa kau sudah siap sayang? " Sean bertanya dengan suara parau akibat gairah yg tak bisa ia tahan dan ia harus segera menuntaskan gairahnya agar tak terus menerus menyiksa tubuhnya. Sedangkan gadis yg ia tanya hanya mampu mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun.

" Ini akan menyakitimu namun percayalah kau akan merasakan kenikmatan saat setelahnya dan aku janji akan melakukannya selembut mungkin. " kata Sean sembari memposisikan diri tepat di atas tubuh Zea yg kini tengah terbaring terlentang dengan kaki sedikit terbuka. Zea menatap pria yg kini berada di atas tubuhnya dengan mata sayu akibat gairah lalu kemudian mereka melakukan hal yg di inginkan.

Berbeda halnya dengan Zee dan Irish yg kini justru menghabiskan waktu bersama di dalam kamar sembari berbincang atau bahkan berciuman penuh kerinduan. Zee dan Irish tak melakukan apapun karena mereka hanya ingin lebih dekat satu sama lain dengan cara mengobrol maka mereka berdua akan semakin dekat.

Malam semakin larut membuat kedua pasangan tersebut lebur dalam aktifitas mereka masing-masing tanpa adanya gangguan atau larangan dari siapapun. Kini mereka telah menambah daftar kenangan yg akan selalu mereka ingat sampai kapanpun dan tak akan pernah ada yg bisa memisah belah pasangan yg telah di takdirkan untuk bersama-sama.

●●●●🌷●●●●

Hallo semua maaf ya update kali ini lambat banget karena aku akhir2 ini menghabiskan waktu dengan jalan bareng keluarga dan juga teman2ku jadi gak sempat ngetik cerita. Aku harap chapter kali ini bisa membuat kalian suka tapi bagi yg di bawah umur diharapkan mengerti dan menjauhi cerita sedikit vulgar ini ya meskipun gak ada adegan yg berlebihan tapi tetap aja harus menjauh 🤗

》 Always Love You All (Dian Ratna/Ian) ❤

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now