Chapter 17

40.1K 1.4K 75
                                    

RADIT POV

                Haaaah? Apa itu tadi maksudnya? Tunggu.. tunggu..

                “Merindukanmu itu menyebalkan.” Ulangku lagi.. Apa.. Apakah itu artinya…

                Buru-buru aku mengambil kembali gagang telepon. Menekan nomor telepon apartemenku. Dan menunggu seseorang mengangkatnya.

                Satu nada sambungan…

                Dua nada sambungan..

                Tiga nada sambungan..

                Dan selanjutnya…

                Dan selanjutnya…

                Aaaaah! Freya! Ayolah angkat telponnya!

                Suara panggilanku terputus. Aku kembali menghubungi nomor yang sama. Dan hasilnya sama, tak ada jawaban dari sana.

                Sial! Kenapa nggak diangkat sih! Apa maunya dia? Kenapa dengan kejamnya membuatku bingung seperti ini!

                Dengan frustasi aku meletakkan kembali gagang telepon itu. Pikiranku berkecamuk tak menentu. Aku mencoba mencerna kembali maksud perkataannya tadi. Dia merindukanku? Benarkah? Atau.. Ia hanya merasa kesepian? Merindukanku ya? Hmmm.. Bagaimana rasanya merindukanku itu Freya? Apakah semenyebalkan itu? Atau kau hanya merasa kesepian? Ah.. Kasihan sekali dia kalau begitu. Pasti tak ada yang menemaninya mengobrol.. Tapi.. benarkah merindukanku itu begitu menyebalkan? Menyebalkan bagaimana maksudmu?

                “Aaaargh!” aku mengacak-acak rambutku lalu merebahkannya ke sofa. Pikiranku melayang ke apartemenku. Sedang apa dia sekarang? Apakah dia baik-baik saja? Apa dia sudah makan malam? Kenapa tadi suaranya terdengar begitu lelah? Apa dia mencari kesibukan untuk menghilangkan rasa menyebalkan itu? Oh tidak! Itu tak boleh terjadi! Dia sudah terlalu sibuk dengan segala urusan kampusnya, penelitiannya, ujiannya. Oh? Apakah ia sudah selesai ujian?

                Aku mengusap wajahku dengan kedua telapak tanganku.

                Kau tau Freya? Merindukanmu itu lebih menyebalkan lagi.

                Aku menghembuskan nafasku frustasi.

                Kriiiiiiing!

                Telepon di kamarku tiba-tiba berdering. Itu pasti Freya!

                “Freya?!” panggilku begitu aku mengangkat gagang telepon.

Lesbian Kissed a GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang