Chapter 23

60.7K 2K 222
                                    

3 bulan kemudian…

FREYA POV

Hah! Apa-apaan itu Raditya Verinno Adirangga?! Sudah tiga bulan tak menghubungiku?? Kemana saja dia? Kemana perginya kata-kata manis yang dilontarkannya di coffee shop waktu itu? Katanya mau ngomong sama aku?! Cih! Omongannya, bisa banget membuatku melambung tinggi. Cih! Menyebalkan! Menyebalkan!

Dia bilang dia tak punya hubungan dengan wanita itu?? Iya, oke, aku mencoba percaya. Kemudian aku meminta waktu padanya untuk menenangkan pikiranku dan berlalu meninggalkannya. Dan dia mengiyakan dengan begitu saja?? Melepasku pergi?? Tanpa berusaha menahanku?? Apa sih yang ada di pikirannya?! Mustinya kalau dia cinta sama aku, dia menahanku pergi! Kalau perlu sampai mohon-mohon kan? Katanya juga mau datang ke rumah untuk menemuiku malam itu! Mana buktinya? Ini udah 3 bulan! 3 bulan dia nggak ada kabar! Papa sama mama juga kenapa santai-santai aja ngeliat anaknya digantung gini? Aku udah kayak istri Bang Toyib! Ditinggal 3 bulan nggak ada kabar! Uh!

“Errrrgh!” pekikku sambill menyumpal wajahku dengan kertas-kertas HVS yang dari tadi hanya kupegang.

“Hey, anak Papa, ayo belajar yang bener, besok bakalan jadi hari besar kamu kan?” ucap Papa yang melintas di depan pintu kamarku. Sementara itu aku hanya memasang wajah memelas.

“Papa aku capek belajar mulu dari tadi.”

“Kamu capek atau kamu lagi kangen berat sama Radit?” goda papa.

“Iiiiiiiih! Papa apaan sih!” teriakku sambil bersiap-siap melemparkan bantal.

“Hahahaha…” Papa hanya tertawa dan langsung menutup pintu kamarku dari luar. Selanjutnya sayup-sayup kudengar papa bersiul-siul sementara mama ikut mengomeli beliau.

“Papa ini, anaknya lagi belajar kok malah digangguin.”

“Kenapa memangnya? Mama mau digangguin juga? Hahaha..” Lalu keduanya terlarut dalam perdebatan kecil dan entah apa lagi yang mereka bicarakan aku tak mendengarkan lagi, pikiranku kembali terlarut pada tumpukan skripsi dan kertas-kertas catatanku. Aku tak boleh malas-malasan, besok adalah hari pentingku, hari dimana aku harus menuntaskan studyku. Besok adalah hari siding skripsiku. Dan itu nggak boleh menjadi hari yang gagal. Aku harus berhasil. Sekalipun pikiran tentang Radit selalu menggangguku. Tapi… Kenapa Papa sama Mama nggak khawatir ya sampai sekarang aku digantung begini? Apa Radit lagi di luar negeri? Makanya Papa sama Mama nyantai begitu. Iya kan? Atau.. Papa sama Mama memang memutuskan untuk memisahkan aku dan Radit selamanya? Bercerai perlahan??? Nggak mungkin. Ah nggak mungkin ini. Ngaco Ah!

Huh, dasar! Bahkan lewat pikiranpun dia masih bisa menggangguku!

AUTHOR POV

“Hello Wednesday! Please be nice!” gumam Freya sambil membenarkan kerah bajunya. Hari ini ia diantar ayahnya.

“Hey princess, good luck ya!”

“Thanks Dad.” Ucap Freya sambil mengecup pipi ayahnya lalu bergegas turun dari mobil. “Pa, nanti aku ngga usah dijemput ya. Aku mau makan siang bareng Claire sama Raihan.”

“Alright, princess.” Jawab Gibran sambil membentuk gerakan hormat. Freya tersenyum melihat tingkah ayahnya. Freya kemudian berbalik sambil menenteng berkas-berkasnya ke sebuah ruangan di lantai tiga.

“Sepi banget..” gumamnya.

Tak berapa lama kemudian dua orang dosen pengujinya datang dan masuk ke dalam ruangan. Keringat dingin mulai membasahi telapak tangannya. Kakinya gemetaran. Perutnya bergejolak. Untung ia tak sampai memuntahkan sarapannya.

“Freya!” panggil seseorang.

“Claire!” panggil Freya. Di samping Claire juga ada Raihan ikut menemani. “Syukurlah kalian datang. Gue gugup banget.”

Lesbian Kissed a GayWhere stories live. Discover now