Chapter 16

40.8K 1.5K 94
                                    

Aaaaa... maaf untuk keterlambatan upload chapter ini.. akhir2 ini jadwalku padaaaaaaattt banget. sampe-sampe hari sabtu ama minggu juga full.. duh, jadi curhat.. hehehe..

tapi untunglah, akhirnya disela-sela kesibukanku, aku bisa ngetik dan upload cerita ini.

happy reading ya teman-teman. hope y'all like it.


_____________________________________________________________________________

AUTHOR POV

                “Aku akan berangkat ke Thailand minggu depan.” Ucap Radit saat mereka sedang makan malam.

                “Oh ya???” tanya Freya tak dapat menyembunyikan kegembiraannya.

                “Kenapa kau begitu senang?”

                “Ah.. itu artinya aku bebas. Kau tau? Beeeee…. Baaaasssss…” terang Freya dengan cengiran lebar yang menghisasi wajahnya.

                Radit tersenyum kecut. Sebahagia itukah ia jika aku tak berada di sisinya? Pikirnya.

                “Kapan kau akan berangkat?” tanya Freya yang kali ini terlihat lebih semangat menyendok sayur asem buatannya.

                “Besok.” Jawab Radit singkat seraya meletakkan sendok dan garpunya di atas piring. Ia sudah tak nafsu lagi untuk menyantap sayur asem itu. Padahal masakan tersebut adalah salah satu favoritnya, tapi entah kenapa selera makannya menguap ketika menyaksikan kegembiraan Freya ketika ia harus terpisah jauh dengannya.

                “Oke, aku akan membantumu packing!” seru Freya. Mau tak mau ucapan Freya tersebut membuatnya terhibur. Yah, meskipun sebenarnya ada perasaan antara sedih dan senang. Sedih karena harus berpisah dengan Freya dan kegembiraan Freya yang keterlaluan. Senang, karena baru kali ini ia merasakan bahwa ia memiliki seorang istri. Siapa sih yang nggak bahagia kalo biasanya mau kemana-mana Cuma packing sendiri, tapi sekarang malah ada yang bantuin. Hehehe…

 ***

                “Aku akan mengurusi pakaian-pakaian kerja dan santaimu, dan tugasmu cukup mengurusi yang lainnya. Oke?” Freya membagi tugasnya. Semangatnya benar-benar tak dapat dikendalikan.

                “Mengurusi yang lain? Ini sepatu sama surat-surat kan sudah kubereskan. Tinggal pakaian-pakaian saja yang perlu dipacking.”

                “Maksudku perlengkapanmu yang sangat sakral, Radit.” Jawab Freya sambil memutar bola matanya.

                “Sakral?”

                “Pakaian dalammu, Radit! Celana dalam dan kaus dalam!” terang Freya frustasi.

                “Oooo.. bilang dong dari tadi. Pakai sakral-sakralan segala…” ucap Radit sambil mencibir.

Lesbian Kissed a GayWhere stories live. Discover now