Chapter 15

41.7K 1.4K 52
                                    

AUTHOR POV

            “Sinting!” maki Freya begitu mereka sampai di parkiran. Ia berjalan cepat-cepat menuju lift.

            “Siapa yang sinting hmm?” tanya Radit pura-pura tak mengerti. Kali ini mereka sudah berada di dalam lift. Untunglah di dalam lift tersebut hanya mereka berdua saja.

            “Kau!”

            Hening… Mereka berdua seperti sedang mencari alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Lift itu kini terbuka. Keduanya sama-sama berbelok ke arah kanan dan menuju apartemen mereka.

            “Dimana letak sintingnya. Kita ini kan suami istri. Wajar dong. Lagian kan aku hanya memintamu untuk tidur di kamarku saja, nggak lebih.” Jelas Radit. Begitu mereka berdua telah berada di dalam apartemen.

            Freya mendengus kesal. Memang benar apa yang dikatakan Radit, tapi toh nggak musti tidur sekamar kan. Memangnya nggak ada permintaan lain apa?

            “Pokoknya aku nggak mau!” bantah Freya.

            “Harus. Kau harus mau. Bertemu Super Junior itu nggak gratis, Freya.” Ucap Radit sambil menaikkan sebelah alisnya, seolah menagih hutang budi yang harus dibayar Freya.

            “Pokoknya nggak mau!” kali ini Freya tak dapat menahan emosinya. Ia menghentakkan kakinya persis seperti anak kecil yang menolak untuk diajak imunisasi.

            “Ya sudah. Kalau kau menolak.” Ujar Radit seraya mengedikkan bahunya.

            Freya terlihat menghembuskan napas lega.

            “Tapi jangan salahkan aku jika suatu pagi nanti kau mendapati tubuhmu dalam keadaan polos di sampingku ya.” Lanjutnya. Ia tersenyum angkuh dengan jari telunjuk dan jempolnya di dagu. Masih dengan tatapan menggoda.

            “A.. Apa?!”

            “Ya, jangan salahkan aku jika nanti aku berbuat nekad. Haaah.. Kau tau kan Freya bagaimana naluri seorang lelaki. Lagi pula sepertinya aku sudah lama tak bersenang-senang.” Radit kemudian menghempaskan tubuhnya di atas sofa.

“K.. Kau!” Freya tak tau harus mengatakan apa lagi.

“ Sekarang silakan pilih, tidur sekamar denganku tanpa berbuat apapun, atau terbangun di pagi hari dengan keadaan polos? Ha ha ha..” cecar Radit tanpa memedulikan wajah Freya yang kian memucat.

“Uuuuurrrghhh!”

RADIT POV

Hey hey hey. Jangan berprasangka buruk begitu. Aku mengajaknya untuk tidur sekamar denganku bukan karena untuk mengambil kesempatan. Semesum atau senakal apapun diriku, aku tak akan pernah berbuat demikian. Ha ha.. Ya, jangan mentang mentang aku ini adalah pria yang suka bermain-main, bukan berarti dengan gampang aku melakukan hubungan sex sembarangan. Tidak. Asal kau tau, sebejat apa pun aku bermain-main dengan seorang wanita, aku tak pernah sampai pada tahap itu. Aku masih punya pemikiran yang waras. Huh, kenapa si bodoh Freya ini nggak pernah berpikiran sampai ke situ ya? Dasar otak mesum!

Lesbian Kissed a GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang