Aku hanya bisa menangis dalam kamar dan memegangi lutut ku yang bergetar akibat tangisan ku ini. Aku mendengar suara pintu terbuka, dan ternyata ada Jordan.

"Kau akan baik-baik saja Zoe. Biarkan bajingan itu pergi. Kita tak butuh dia, kita bisa hidup bahagia tanpa bajingan brengsek itu!" Aku yang menangis dalam pelukan Jordan, hanya bisa mengangguk lemah.

Setelah beberapa bulan sejak kejadian itu, keluarga kami semakin hancur. Mom sudah tak mempedulikan ku dan Jordan lagi. Mom sekarang sudah memiliki kerjaan yang sangat menjanjikan.

Mom menjadi jalang di suatu club. Aku sedih ketika mendengar itu dari Jordan. Mom tak pernah bicara pada kami, namun sifat nya sudah berbeda.

"Zoe, ayo ikut dengan ku. Kita pergi dari wanita menjijikkan itu!" Ujar Jordan yang menarik tangan ku dari kamar.

"Tidak Jordan, kita harus menasehati mom. Kita tak boleh meninggalkan nya." Jordan yang mendengar ucapan ku, hanya tertawa hambar.

"Aku sangat tak sudi Zoe, memiliki mom jalang seperti nya. Sudah lebih baik kita pergi saja, toh jalang itu sudah tak membiayai kebutuhan kita. Dan aku masih bisa mencari kerja untuk kehidupan kita."

Ku lepaskan tangan ku dari Jordan yang sedari tadi menarik tangan ku. "Tidak, aku tak ingin ikut dengan mu. Aku ingin disini, bersama mom!" Ujar ku menahan tangis ini.

"Oh begitu, baiklah aku akan pergi sendiri. Ku harap kau bisa bertahan hidup dengan jalang itu. Aku pergi!"

"Setelah kejadian dimana Jordan pergi dari rumah, aku sudah tak mendengar kabar nya lagi. Dan setelah kejadian itu pula, mom pergi dari rumah dan aku harus bekerja memenuhi kebutuhan ku sendiri."

"Dan ya, kau sudah baca surat ku bukan?" Ku lihat Harry yang mengangguk dalam tangis yang ia tahan sedari tadi.

"Setelah 2 tahun dimana aku menulis itu, aku mendengar kabar dari temannya bahwa kakak ku sudah meninggal. Aku sangat terpukul saat itu Harry."

Melihat tangisan ku, Harry langsung membawa ku kedalam pelukan hangat yang sudah tak kurasakan bertahun-tahun. Aku merindukan pelukan hangat seperti ini.

"Ada aku Zoe, kau tak perlu khawatir. Aku janji akan menjaga mu." Ucap Harry dalam pelukan. Mendengar itu, aku langsung melepaskan pelukannya.

"Ka-kau, bahkan aku baru mengenal mu Harry." Ujar ku seraya menghapus air mata yang sedari tadi mengalir deras.

"Kau bisa memegang janji ku nona Zoe Alice McAvoy."

Tau dari mana ia nama lengkap ku? Bahkan kami baru bertemu kemarin. "Tau dari mana kau?" Harry yang mendengar pertanyaan ku hanya terkekeh.

"I know all about you."

Aku pun mengedikan bahuku lalu berjalan menuju pintu kamar untuk ke dapur. Mengingat aku dan Harry belum makan apapun sejak tadi.

"Kau ingin kemana?" Tanya Harry yang melihat ku dengan mengangkat alisnya.

"Memasak, kita belum makan apapun sejak tadi." Harry mengangguk. Beberapa detik kemudian dia sudah berada di samping ku.

"Aku ikut membantu." Aku hanya mengangguk dan berjalan menuju dapur meninggal kan nya.

****

Kami sudah selesai makan dan sekarang aku sedang mencuci piring bekas kami makan tadi. "Hm Zoe, sebaiknya aku pulang. Ini sudah jam 9 malam."

Mendengar ucapannya, aku menoleh melihat ke arahnya yang sedang meminum airnya. "Hm, baiklah. Ayo ku antar sampai depan pintu."

Aku berjalan mendahului Harry dan membuka pintunya. Harry yang sudah berada di samping ku pun menggenggam tangan ku.

"Aku akan pulang Zoe, kau sudah punya nomor ku kan? Jika kau butuh apa-apa, kabari aku. Dan besok aku akan mengantarmu bekerja."

Mengantar bekerja lagi? Apakah ini tak merepotkan nya? "Apakah tak merepotkan mu Harry? Kau sudah bolak-balik sedari tadi mengantar ku."

Harry pun terkekeh lalu menggeleng. "Tidak Zoe, aku tak keberatan. Aku sangat senang membantu mu. Aku sangat merasa senang jika membantu mu."

Cup

Harry mengakhiri perkataan nya dengan mencium pipi ku. "Pipi mu memerah Zoe, kau bulshing?" Aku langsung memegangi pipinya ku dan menggeleng cepat.

"Baiklah, kalau begitu aku pulang. Sampai jumpa!"

Aku pun menutup pintu ini dan berlari menuju kamar. Entah mengapa saat kejadian tadi Harry mencium pipi ku, aku merasa bahagia.

Apa aku menyukai nya?

Tidak-tidak mungkin, aku dan Harry baru mengenal dan tidak mungkin aku langsung suka padanya. Tidak, itu tidak benar.

Kring kring..

Jeslyn is calling

"Halo Jes?"

"Halo Zoe. Aku sangat bahagia untuk mu, sayang!"

"Bahagia? Kenapa?"

"Kau sudah memiliki kekasih, ah kau harus mentraktir ku dan mengenal kan ku pada kekasih mu itu!"

"Kekasih? Tidak aku tak mempunyai kekasih?"

"Jangan berbohong. Tadi saat kau keluar caffe bersama seorang lelaki kau di rangkul oleh nya Zoe. Ah Zoe ku sudah besar."

Kekasih? Rangkul? Caffe?

Apa kah yang di maksud kan oleh Jeslyn itu Harry? Sebentar, kenapa aku bahagia mendengar itu? Tidak-tidak mungkin.

"Halo Zoe? Kau masih disana?"

"Ah iya aku masih disini."

"Itu kekasih mu bukan?"

"Nanti aku ceritakan padamu, selamat malam Jeslyn!"

Tut Tut Tut.

Ah kenapa aku begini? Apakah benar aku menyukai Harry? Tapi itu tidak mungkin, mengingat kami baru saling mengenal kemarin.

Tapi ia membuat ku nyaman akan perlakuan nya padaku. Apa kah aku sudah gila? Astaga ada dengan ku!

🤔🤔🤔

Wayolo Harry, anak orang lu bikin baper! Gak gue doang ternyata! Hahahaha.

Haii gais, balik lagi dengan gue... Gimana-gimana? Aneh gak? Pasti iya, tapi pas Zoe ceritain masa lalu nya, itu sepenuhnya gak jelas. Muehehehe.

Oh iya, selamat hari raya idul Fitri semua yang ngerayain. Hehehe, bagi-bagi ya kalo thr nya banyak.

Jangan lupa

Vomment++++

Ayaflu.

Half A Heart [Harbara] ✓Where stories live. Discover now