#02. Drama Putri Tidur

581 113 69
                                    

Sudah 30 menit berlalu sejak bel pulang berbunyi namun Mark, Lucas, Tzuyu dan Mina tak lantas pulang ke rumah masing-masing, mereka memilih singgah di kelasnya untuk mendiskusikan tugas terakhir yang diberikan oleh guru seninya maklum ada si serius Mark jadi apa-apa harus beres, entah untung atau rugi tapi mereka oke oke saja.

Jadi, tugas kelompoknya adalah menampilkan drama nostalgia waktu kecil misalnya Cinderella atau Bawang Putih Bawang Merah dan lain sebagainya tapi harus dibuat berbeda, dipaksa berinovasi ini namanya. Lucas sok sebal bilang buat apa diubah nanti malah menghilangkan unsur ekstrinsik serta intrisiknya, apasih maksudnya saya pun tak paham.

Satu kelompok terdiri dari empat orang anggota, jadilah kelompok ini terbentuk karena pemilihan teman kelompok berdasarkan absen ganjil atau genap. Mereka kelompok ganjil, absennya maksud saya bukan otaknya.

Keempatnya hening sampai Mina berteriak senang,

"Aku dapat ide nih, Mark!" ketiganya langsung berkumpul mendekati Mina, "Ambil dongeng putri tidur aja."

"Terus? Kita kan diminta ngubah itu cerita, inovasi Min" Tzuyu memutar bola matanya kecewa.

"Apelnya ubah jadi pisang aja kan gampang" seru Lucas yang dibalas dengan dengusan tak setuju dari Mark.

"Alur ceritanya ya sama aja, percuma dong." Mark memilih mundur duduk di meja guru.

"Minta anak teater aja"

"Siapa? Udah kosong kelas sebelas sama dua belas jam segini"

"Ada anak kelas sepuluh kan?" Mina naik darah juga lama-lama

"Mana ada sih, Min. Anak kelas sepuluh rata-rata mana ada yang keterima kemaren" Mark menerawang.

Mina senyum mencurigakan, "Ada tau."

----

Mark, Tzuyu dan Lucas memperhatikan anak laki-laki didepan mereka yang berdiri menyandar papan dengan pandangan tidak yakin sama sekali, Mina disebelah cuman senyum-senyum sok menjadi pahlawan kesiangan.

"Yakin nih si Haechan?"

"Ya pantes deh masuk drama, idupnya dia aja macam drama" setelah bilang begitu, Mark mendapat cubitan manja dari laki-laki di depannya, Haechan namanya adik kelas sepuluh mereka.

"Sembarangan ya kakak-kakak mulutnya." Haechan langsung mengambil posisi duduk di atas meja guru bersikap selayaknya bos. "Apa yang bisa echan bantu nih buat kakak kakak sekalian?"

Mina maju untuk menjelaskan, yang lain udah capek soalnya sejak ngeliat alisnya Haechan apalagi batang idungnya, "Jadi kita dapat tugas drama nih, Chan. Tapi gurunya banyak akal minta dibuatin plot twist gitu."

"Hm hm begitu rupanya."

"Kita milih dongeng putri tidur, Chan."

"Gampang tuh!" keempatnya membulatkan mata tak percaya, yakin manjur gak sih ini? "Mark jadi pangeran ya, terus kak Mina jadi putrinya gak usah kak Tzuyu soalnya Mark pendek gak cocok." Mark hampir ngelempar meja gak sabar.

"Lucas aja jadi pangeran, Chan!" protes Lucas yang malah dibalas dengan gelengan angkuh Haechan, sok dia emang kalo dikasih hati.

"Gak boleh, kak Lucas suka nyengir bukannya pangeran entar dikira kuda berpakaian pangeran, ogah!" giliran Lucas yang mau banting meja tapi dilarang oleh Mark, rusak entar lantainya. "Kak Lucas jadi nenek sihir aja, kak Tzuyu jadi ibu tirinya nah."

Mereka berempat angguk-angguk paham, udah macam rapat PBB ini dari macam-macam Negara China, Canada dan Korea yang ngebahas gimana cara memusnahkan gen sejenis Haechan.

"Gimana terus alurnya, Chan?"

"Gini suatu hari kak Mina diusir dari kerajaan yang akhirnya terdampar di hutan, di hutan itu ada rumah kecil yang ditinggalin sama pemuda."

"Loh siapa pemudanya? Gak mungkin peran ganda kan kita?"

"Boleh minta bantuan anak teater kok, tadi sebelum kelas selesai, Mina langsung nanya sama bu guru."

"Ya siapa anak teaternya? Masa Haechan sih?" Lucas gak terima, Mark malah ngangguk pasrah aja.

"Haechan jadi pemudanya ya hehe." Haechan nyengir sambil ngeliatin Mina, ada apa apa nih pasti.

"Lanjut udah cepet, laper nih ah"

"Terus ternyata kak Mina jatuh cinta sama echan ehehe."

"Maunya kamu aja itu Chan" semprot Mina

"Pas ada nenek sihir yang nawarin apel beracun Mina beli buat echan."

"Bagus deh, biarin aja tidur selamanya dia. Good job, Chan! Bangga deh!" Mark nepuk bahu Haechan bangga, Haechan jadi sebal sendiri.

"Belum selesai ah. Entar Mark datang selametin echan pake ciuman mautnya ehehehehe." Pelan pelan Mark ngelepasin pegangan di bahu Haechan, wajah Mark jadi menggelap jijik apalagi Haechan udah siap-siap dengan basahin bibirnya.

Ujung-ujungnya malah Mark sama Haechan kejar-kejaran keliling lapangan. Gak ada yang selesai kalau sama Haechan ini mah.

Modus sama Mark ujung-ujungnya si bangcul.

Modus sama Mark ujung-ujungnya si bangcul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


---

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

---

Wkwkwk apa ni apaa))): imajinasi ku akan markhyuck semakin menggilaaaa tidaaaaaa))))):

L U L L A B Y [ ✔ ] •OOLine•Where stories live. Discover now