Baru hari itu Harris mengetahui, bahwa Erika melihat Donna di apartemennya saat Marsya putri kecilnya ada di sana.

Harris semakin terlihat konyol di depan istrinya. Adakah kejadian lain yang istrinya tahu? Ia jadi teringat foto-foto yang dikirimkan orang tidak dikenal padanya. Yang Harris takutkan, akan tamat riwayat pernikahannya jika Erika sampai melihat foto-foto itu.

Erika terlihat semakin tak terkendali. Mungkin tak kuat lagi menahan beban yang selama ini ditampung sendiri. Ia menangis sambil memukul lengan dan dada Harris. Harris pasrah asalkan bisa membuat lega perasaan istrinya.

Tak lama kemudian, Erika  keluar dari mobil untuk menjauhi suaminya. Kemarahan dan kebenciannya kian memuncak. Erika berlari semakin jauh meninggalkan Harris di mobil sendirian.

"Erika, jangan pergi! Maafkan Aku, sayang. Kamu tidak boleh kemana-mana."

Harris bergegas menyusul istrinya yang berlari di pinggir jalan Ringroad. Setelah bisa meraih tangan istrinya, ia coba mendekap erat untuk menahannya agar Erika tidak berlari lagi.

Erika berontak mencoba melepaskan dekapan suaminya.

"Lepaskan aku, Mas. Aku benci, Kamu! Sudah puas menghancurkan perasaanku. Kita pisah saja jika Kamu ingin bebas."

Erika tetap berusaha keras melepaskan dekapan suaminya. Namun apa daya, lengan yang kekar dan dada Harris yang bidang membuatnya tak bisa bergerak. Erika yang mulai lelah, pasrah dalam rengkuhan suaminya.

Sore itu pinggiran jalan Ringroad mulai ramai. Banyak bapak-bapak dan ibu-ibu bersepeda satu arah seperti rombongan. Mereka menuju arah pulang setelah seharian bekerja di kebun tebu. Tak dielakkan lagi, semua mata yang lewat di situ menyaksikan Harris  tengah memeluk istrinya yang sedang menangis.

Tak ingin berlama-lama menjadi pusat perhatian, Harris membimbing Erika untuk masuk ke dalam mobil kembali. Langkah Erika mulai gontai.
Harris tiba-tiba merasa khawatir dengan kondisi kesehatan istrinya. Erika terlihat pucat dan tubuhnya sedikit lunglai. Harris merebahkan posisi jok mobil depan dan memundurkannya. Ia ingin Erika merasa nyaman dan bisa sedikit rileks dengan posisi setengah tiduran atau berebah.

Erika pasrah, ia hanya ingin memejamkan matanya. Harris menciumi dan membelai rambut istrinya. Ia terus berbisik pada Erika, memohon maaf atas apa yang terjadi.
Harris menyesalkan kejadian hari ini. Jika tahu akan begini, leboh baik mereka ribut di rumah saja. Lebih nyaman untuk istrinya.

Dengan hati-hati ia menyalakan mobil. Ia ingin segera membawa Erika pulang ke rumah Ayahnya di Kaliurang. Harris tak ingin sesuatu yang buruk terjadi di jalan, mengingat hari sudah beranjak malam.

Harris memilih tetap melewati jalan  Ringroad agar terhindar dari kemacetan dan bisa lebih cepat sampai rumah. Sudah banyak yang berubah. Ia sedikit bingung denfan rute jalan saat itu.

Tangan kirinya selalu menggenggam jemari istrinya saat tidak sedang mengoper gigi mobil.
Harris merasakan ada yang aneh. Tangan Erika layu tak merespon genggamannya.  Kulitnya juga mulai terasa dingin. Sesekali ia menoleh ke arah wajah istrinya yang  tampak semakin pucat.

"Erika! Sayang, Kamu tidak apa-apa? Jawab, sayang."

Harris menepuk-nepuk pipi istrinya dengan penuh kecemasan. Rasanya ingin berhenti untuk memastikan keadaan Erika. Namun laju kendaraan cukup ramai. Dan ia belum menemukan pembatas jalan yang terbuka untuk masuk lajur lambat.

Kembali Harris berusaha membangunkan istrinya. Ia ingin memastikan bahwa Erika baik-baik saja kondisinya. Kali ini Harris tampak panik. Ia tidak konsentrasi mengendarai mobilnya. Bahkan sempat mengerem mendadak saat nyaris menabrak mobil di depannya. Akibatnya,  kepala Erika terjatuh dari sandarannya. Erika tidak juga bangun untuk membetulkan posisi duduknya. Tidak juga terdengar keluhan sakit, saat kepalanya sempat terbentur.

Harris berteriak lagi memanggil istrinya. Beruntung di depan ada perempatan. Saat trafict light berwarna merah, mobil bisa ia hentikan sebentar. Harris langsung  berusaha mengangkat kepala istrinya yang jatuh diantara jog kursi depan.

Keringat dingin mulai keluar dari tubuh Harris. Tidak ada tanda-tanda Erika akan bangun. Ternyata apa yang Harris  khawarirkan terjadi. Erika tidak sadarkan diri. Entahlah, pingsan atau apa. Yang jelas, Erika tak bergerak sama sekali.

"Erika!! Erikaaa ...!!! Tidaak, stay with me Erika. Apa yang terjadi denganmu?"

 Apa yang terjadi denganmu?"

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.


###

Saya ucapkan terima kasih banyak kepada semua yang telah mampir untuk membaca, vote dan komen di novel ini ⚘⚘😍😍

Semoga hari kalian indah selalu, Aamiin❤

Tunggu lanjutannyaa... 🤗



Heart BreakerHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin