•GOD {Help&Promise}

21 0 0
                                    

~1

Kehidupan menyedihkan seorang gadis remaja berumur empat belas tahun, yang berhasil merubah hidupnya sendiri lewat kuasa doa.

Gadis ini hidup dengan kemiskinan, kekerasan, dan ketidakpercayaan diri. Dia terus menutupi diri dan jarang berbaur dengan teman teman kelasnya.

Suatu hari pada saat gadis ini ingin kesekolah tiba tiba terdengar keributan diluar kamarnya. Ia keluar dengan kegelisahan perasaannya kacau saat terdengar suara ibunya.

"Apa salah anakku?! Kau terus membencinya! Bahkan sekarang dia sudah tidak tinggal bersama kita lagi tapi kau terus menyalahkannya!!" Teriak ibunya kepada ayahnya.

"Memang anakmu lah yang salah, kalau kau tidak memberikannya uang maka kita tidak akan kesusahan seperti ini, kau terus memberinya uang dan memanjakannya!" Balas ayahnya.

Gadis ini terus memandang mereka dengan pandangan menyedihkan dia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini namun tetap menyakiti hatinya. Ayahnya begitu membenci kakaknya laki laki, entah dendam apa yang ayahnya tanam kepada kakaknya laki laki.

Air matanya jatuh yang sedari tadi menampung, ayahnya terus membenci kakaknya sejak ibunya menikah dengan ayahnya. Bahkan sampai kakaknya sekarang kuliah yang sedikit lagi lulus, namun ayahnya bersikap kepada kakaknya bagai musuh terbesarnya.
Sikap ayahnya sangat bertolak belakang dengan anak dari sahabatnya, ia memperlakukan anak sahabatnya layaknya anaknya sendiri.

Pada saat ia berulang tahun ayahnya bersikap biasa saja sedangkan pada saat anak dari sahabatnya ulang tahun ia pergi mengajak mereka makan bersama dan membayarnya, ia berpikir hal seperti itu tidak apa apa karena ayah mereka atau sahabat ayahnya itu sudah meninggal, namun ia hanya berharap dan meminta bahwa ia ingin ayahnya mengutamakan dahulu keluarga dan kemudian orang lain.

Dia segera beranjak dari situ dan pergi mengambil tas dikamarnya dan pergi keluar rumah tanpa mengucapkan salam ia terlalu sakit untuk berbicara.

Dia tidak terus pergi kesekolah namun dia pergi ketempat yang sepi yaitu pantai. Dia terlalu lelah jika pelajaran terus menambah bebannya tentang keluarganya. Ia mempunyai seorang kakak perempuan namun ia tidak mau mencurahkan isi hatinya kepada kakaknya perempuan.

Dia pergi ke pantai untuk mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan. Ia tidak yakin hatinya akan membaik jika mencurahkan isi hatinya kepada saudara perempuannya.
Dia mengambil kertas dan pulpen dari tasnya dan mulai menulis disana.

' detik demi detik berlalu, waktu semakin hari semakin cepat berlalu namun masalah keluargaku belum juga selesai tapi lebih bertambah. Aku ingin hidup dengan kasih sayang utuh. Begitu juga kedua kakakku dan ibuku. Kenapa uang terus menghambat segalanya? Yang kutahu selama ini mereka bertengkar karena terus memikirkan uang uang dan uang. Aku tahu uang memang dibutuhkan tapi aku tahu Tuhan akan menyediakan yang lebih dari semua bahkan uang. Aku ingin menjadi seperti Air dia lembut namun terkadang mematikan. Dia mampu membuat batu yang keras hancur, dia berjalan selalu satu arah tidak berlawanan arah. Dia mengalir mengikuti arus membawanya. Dia tenang meski bisa berbahaya. Besi dibuatnya berkarat sampai habis. Sama seperti Tuhan aku tahu dia tidak akan diam dia akan memberi keluargaku berkat seperti air yang mengalir. Aku hanya tinggal menunggu keajaiban Tuhan yang akan tiba. Hari ini tujuh belas maret tepat hari ulang tahunku yang kelima belas, aku dipantai yang tenang dan indah ini mengungkapkan isi hatiku kepada Tuhan. Tuhan adalah idolaku ia begitu baik sehingga patut untuk diidolakan dan dicontohi.'

Beautifull Castle {GOD} Kingdom Of Heaven [About CHRISTIAN]Where stories live. Discover now