Chapter 17 : Kecerobohan Irish

Start from the beginning
                                    

" Ck, teriakkan itu mengganggu aktifitasku saja. " Zee berdecak kesal sembari meneggakkan tubuhnya. Jangan harap Zee mau menolong perempuan yg mungkin saja membutuhkan bantuannya. Zee tak suka mencampuri urusan orang lain dan ia juga tak berniat menjadi pahlawan kesiangan.

Ernest yg melihat guratan kesal di wajah pangerannya pun hanya bisa menahan tawa. Pria itu mengingat kembali di mana Lord sekaligus teman masa kecilnya itu akan memperlihatkan wajah yg sama jika aktifitasnya tengah di ganggu seperti ini. Kadang kala Zee akan terlihat kejam seperti ayahnya namun terkadang juga akan terlihat dingin seperti ibunya.

" Pangeran tunggu! " Ernest berseru membuat langkah Zee berhenti seketika. Zee menolehkan wajahnya ke arah Ernest sembari mengangkat satu alisnya tanda ia tak mengerti. Ernest yg melihat pangerannya bingung pun langsung saja menjelaskan maksud perkataannya yg menggantung.

" Dengarkan baik-baik teriakkan gadis itu pangeran dan sepertinya tak asing di telingaku. Mohon maafkan atas kelancangan perkataan hamba namun tak ada salahnya jika pangeran mengeceknya terlebih dahulu. " jelas Ernest membuat Zee menghela nafas berat sebelum akhirnya menyetujui saran pengawal pribadi ayahnya itu.

" AAAAAAA... AKU MOHON SIAPAPUN TOLONG AKU!!! "

Teriakkan gadis itu semakin terdengar jelas tatkala langkah kaki Zee dan Ernest semakin mendekat. Zee mengumpat bahkan memaki dirinya sendiri karena kesal saat tiba-tiba tubuhmya terasa sakit di area leher, lengan, kaki dan perutnya. Entah apa yg terjadi namun yg pasti hatinya gelisah saat ini.

" BRENGSEK! " Makinya dalam hati. Pria itu marah saat ia mengetahui siapa gadis yg sedari tadi tengah berteriak meminta tolong. Kini ia tahu kenapa tubuhnya terasa sakit dan itu karena matenya yg entah bagaimana caranya bisa ada di sini.

Seharusnya gadis itu tak ada di sini karena wilayah ini bukanlah kerajaannya melainkan hutan dimana akan ada banyak vampire berkeliaran. Hutan ini masih termasuk milik bangsa vampire jadi jika ada makhluk lain yg masuk ke area hutan ini, bisa di pastikan mereka akan mati terbunuh.

" Pangeran itu- " Ernest berkata dengan suara tercekat karena terkejut mendapati mate pangerannya berada di hutan ini. Seharusnya gadis itu tak kemari seorang diri karena akan membahayakan nyawanya dan jika ia ingin datang ke hutan ini maka lebih baik meminta salah satu keluarga kerajaan yg memiliki darah bangsawan untuk menemaninya.

" GADIS BODOH!!! " teriak Zee sembari menggeram marah dan dengan cepat ia melesat ke gadis itu untuk membantu, di ikuti Ernest yg telah siap membunuh musuhnya.

●●●●🌷●●●●

Irish POV

Aku baru saja tiba di istana kerajaan Lioncourt. Aku kemari tentu saja bersama mommy Ciel dan juga daddy Zeldric yg tadi pagi tengah berkunjung ke istana kerajaan Blackwood. Aku berniat menemui Zee namun aku tak menemukan keberadaan pria itu di istana ini. Aku mencari Zea tapi tak juga menemukannya dan salah satu pelayan istana ini berkata bahwa Zea tengah berada di istana kerajaan Ruthven sedangkan Zee sedang berburu di hutan bersama paman Ernest.

Aku sangat merindukan Zee dan ingin segera menemuinya namun pria itu sangat lama hingga membuatku bosan menunggunya. Maka dari itu aku bermaksud mencarinya di hutan, berharap bisa segera bertemu dengannya. Tanpa membuang-buang waktu langsung saja ku langkahkan kakiku ke tempat di mana aku bisa menemukannya.

Tak butuh waktu lama akhirnya aku sampai di hutan. Ku langkahkan kakiku masuk kedalam hutan lebih dalam lagi. Aku baru ingat bahwa aku sama sekali belum pernah datang ke hutan ini. Aku tak tahu jalan mana yg harus aku tuju dan di saat itulah aku terjebak dengan makhluk penghisap darah yg berkeliaran di hutan ini.

Tubuhku membeku saat mata merah mereka menatap ke arahku seolah-olah ingin membunuhku. Aku takut namun tak ada siapapun di sini yg bisa aku mintai bantuan, sendirian melawan mereka berenam oh ayolah aku masih berpikiran waras dan lebih baik melarikan diri sebelum mereka berhasil menangkapku. Sialnya salah satu dari mereka berhasil memotong pergerakkanku hingga terpaksa harus menghentikan langkahku.

" Well, tak ku sangka ada makhluk lain yg berani memasuki hutan ini. " kata pria di hadapanku.

Mereka berenam bergerak mengepungku agar aku tak bisa melarikan diri. Aku menyesali kecerobohanku yg memasuki hutan ini sendirian untuk menemui Zee dan berakhir bertemu makhluk menjijikan seperti mereka. Dalam hati aku terus memanggil nama Zee berharap pria itu mendengar panggilanku namun aku tak kunjung melihat sosoknya di sini.

Aku mulai menangis dan takut sesuatu yg buruk akan terjadi padaku. Mereka pasti akan menyentuh tubuhku terlebih dahulu sebelum berakhir dengan membunuhku. Tidak, aku menepis pikiran buruk dalam kepalaku dan aku yakin dia pasti akan datang menyelamatkanku.

" Kau cantik juga, tak sia-sia kami bertemu denganmu manis. " kata salah satu di antara mereka sembari mencolek daguku.

Menjijikan! Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu. Tanpa berpikir panjang aku mulai merapalkan sebuah mantara dan tak lama kemudian tumbuhan berduri mengelilingi tubuhku namun tak sampai menggoreskan luka di kulitku karena ini hanya bentuk perlindungan diri. Tumbuhan ini akan semakin tumbuh apa bila mereka memotongnya.

" Ayolah sayang, bersenang-senanglah dengan kami dan kami akan memberikanmu kenikmatan yg tak pernah kau rasakan sebelumnya. " mereka terus saja mengatakan hal yg membuatku jijik. Jangan harap kalian bisa menyentuh tubuhku dan lebih baik aku mati bunuh diri dari pada harus berakhir di tangan kotor kalian.

" HAHAHAHA!!! " tertawalah sepuasnya sebelum kematian menjemput kalian sebentar lagi.

Mereka mulai bergerak ke arahku dan berusaha mematahkan mantraku. Perisai ini tak akan kuat jika ku gunakan terus-menerus maka dari itu sebelum mantranya hancur maka aku akan menggunakan kesempatan ini sebisa mungkin untuk melukai mereka. Ku rapalkan mantraku kembali dan kali ini aku menggunakan tongkatku agar seranganku lebih kuat.

" BRENGSEK GADIS SIALAN KU BUNUH KAU!!! " teriaknya marah saat kekuatanku mengenainya. Jantungku berpacu lebih kencang dari biasanya saat ketika salah satu dari mereka berhasil menghancurkan perisai yg ku buat.

Aku harus menjaga jarak ketika merapalkan mantra karena jika terlalu dekat maka mereka akan dengan mudahnya menyerangku. Namun belum sempat aku melangkah tiba-tiba saja salah satu di antara mereka menarik pergelangan tanganku dan menancapkan kukunya di sana hingga kulitku mengeluarkan darah. Aku merintih kesakitan karena goresan lukanya terlalu dalam.

" Sayangnya aku tak tertarik dengan darah makhluk selain manusia jadi mari kita bersenang-senang saja menggunakan tubuhmu. " kata pria yg berhasil melukaiku dengan seringaian licik tercetak jelas di wajahnya.

Aku bergerak mundur dan mengarahkan tongkatku ke arahnya hingga mengeluarkan cahaya hijau kehitaman dan sedetik kemudian tubuhnya terpental membentur pohon. Aku berhasil melukainya namun karena terlalu fokus padanya membuatku tak menyadari serangan beruntun dari berbagai arah.

Salah satu di antara mereka mencengkram leherku hingga membuat tubuhku terangkat sedikit dari tanah. Sedangkan pria di samping kiriku telah berhasil menggoreskan luka di lenganku. Darah merembes keluar di bagian lengan dan leher. Amarahku tak bisa ku tahan saat ketika salah satu di antara mereka sengaja menjilati darah yg keluar dari lenganku.

Namun aku tak bisa bergerak dan aku hanya bisa menangis sembari menjerit meminta tolong agar siapapun menolongku. Salah satu di antara mereka kembali menyerangku dan kali ini perutkulah yg terluka. Rasanya aku ingin mati karena tak bisa melawan. Mataku mulai mengabur karena cengraman tangan pria di leherku semakin kuat hingga membuat pandanganku tak jelas.

" GADIS BODOH!!! " Teriakkan seseorang yg sangat aku rindukan terdengar jelas di telingaku. Namun aku tak bisa melihatnya bahkan pandanganku semakin menipis dan pada akhirnya kegelapan menyelimutiku. Aku pingsan, sebelum tubuhku jatuh seseorang telah berhasil menangkapku.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now