01. Dewi yang di asingkan

ابدأ من البداية
                                    

Hanya Ayahnya,  Raja Elios yang benar-benar mencintainya. Konon itu di sebabkan karena Raja Elios sangat mencintai ibu nya,  Ratu Cansandre. Juga rasa bersalah yang menggeroti sang raja di mana kutukan yang di terima Hamerra karena ulahnya, tapi Hamerra tidak pernah menyalahkannya, karena Hamerra sangat mencintai ayahnya tersebut.  Selain Raja Elios, yang sudi memberinya secuil Cinta adalah Fidonia, wanita paruh baya mantan pendamping Ratu Casandre. Dan Eshia, gadis kecil berusia 7 tahun,  cucu dari Fidonia.

Di istana nya sendiri, Hamerra terkadang seperti makhluk kasat mata yang tidak di anggap oleh semua orang atau seperti makhluk menjijikan yang akan di pandang aneh oleh para penghuni istananya sendiri termasuk para pelayan dan prajurit istana, meskipun tidak menunjukannya secara terang-terangan.

Sejak kecil Hamerra menggunakan cadar untuk menutupi kecantikannya sesuai titah raja Elios.  Raja khawatir akan ada korban seperti dahulu ketika Hamerra kecil sedang bermain,  dimana seorang tamu kerajaan dengan sengaja menyentuh sang putri karena terpana oleh kecantikan nya,  dan tamu tersebut pun mengalami sesak nafas berat sampai harus di larikan ke rumah sakit kerajaan.

Jadi para penghuni istana hampir tidak ada yang mengetahui kecantikannya selain Raja Elios, Ratu Antonite, 2 kakak tirinya pangeran Argus, Putri Harmonia,  dua pendamping nya Fidonia dan Eshia, paman Adolf yang merupakan perdana mentri dan kepercayaan sang Raja dan putra nya panglima kerajaan, panglima Aresh. Hanya harum semerbak di tubuh sang putri yang bisa mereka cium,  yang sebagian berpendapat itu adalah efek dari kutukan yang putri Hamerra terima. 

Dan Hamerra pun sudah dengan ikhlas nasib mengerikan yang harus ia jalani. 
Hamerra membalikan tubuhnya menuju ranjang untuk merebahkan dirinya. 
Ia sangat berharap bisa bermimpi Indah karena kehidupan nyata yang ia jalani seperti mimpi buruk untuk nya. 

******

Tok.   Tok.  Tok. 

Hamerra bergegas membuka pintu kamarnya dengan memakai cadar terlebih dahulu. Dan ketika pintu terbuka,  disana sudah berdiri seorang pria jangkung dengan perawakan tegap, dari belakang pun bisa menebak kalau pria ini sangat lah rupawan. Tubuhnya bersinar memancarkan karisma nya. 

"Aresh..." panggil Hamerra dengan lembut. 

Pria itu pun membalikan tubuhnya dengan senyum hangat begitu rupawan dari bibir nya. 

"Bagaimana kabarmu?"

"Tak ada perubahan." jawab Hamerra apa ada nya dengan senyum manis dibalik cadarnya.

Aresh terkekeh mendengar jawaban ambigu dari Hamerra. 

"Kapan kau kembali?" tanya Hamerra,

"Subuh tadi. Kita sarapan bersama?"

"Tidak, Fidonia sudah membawakan sarapan untuk ku."

Aresh menghela nafasnya berat. 

"Hari ini aku baru kembali dari tugas, dan lusa aku harus kembali bertugas ke luar istana. Ayolah sarapan bersama."

"Tapi---"

"Jangan khawatir,  ada aku."

Hamerra tersenyum mendapati raut meyakinkan dari Aresh. Salah satu penghuni istana yang menganggap keberadaannya. Aresh juga merupakan salah satu teman terbaiknya. 

Dewi Hamerraحيث تعيش القصص. اكتشف الآن