"Anjing!"
Reno mengelus bokongnya yang di yakininnya langsung tepos. Padahal dia selalu membanggakan bokongnya yang seperti buah apel itu.
"Mampus, tepos tuh pantat!" Galang memegang perutnya sambil tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Revan menangis bahagia karena temannya yang satu itu menderita. Dia tidak bisa tertawa karena luka lebam diwajahnya masih nyeri. Setidaknya impas menurut dia.
"Hilang deh buah apel nya!" Galang menambahkan.
"Sialan lu ye, kampret!"
Dengan suasana yang seharusnya semua orang tertawa, tampak Divo yang dari tadi hanya diam. Dia tidak menghiraukan ketiga temannya yang saat ini tertawa riang.
Divo memikirkan hal lain, hal yang selalu menghantuinya. Hal yang sampai saat ini belum ada jawabannya. Bahkan Faiz selaku dokter yang handal belum menemukan jawabannya.
"Cici mana?" Divo mulai bersuara. Mereka yang mendengar Divo berbicara langsung diam.
"Dia tadi pamit. Katanya mau ke ruang melukis." Jawab Galang sekenanya.
Divo menghela napas pendek."Bisa tolong panggilin Cici, lang? Gue mau ngomong sama dia."
Galang mengangguk cepat, kemudian langsung berlari keluar UKS menuju ruang melukis.
-
Galang berlari untuk mempersingkat waktu. Tujuan utamanya adalah mencari Cici. Ruang ekskul masih tiga gedung lagi dari UKS.
Galang berhenti sebentar untuk mengatur napasnya yang terengah-engah. Sesekali mengedarkan pandangannya, mana tahu dia melihat Cici.
Pandangannya jatuh kepada Cici yang sedang berdiri menatap pohon Sakura yang berada di taman sekolah.
"Cici!" Galang berteriak sampai membuat dua orang sekaligus menoleh. Cici dan Nata.
Galang berlari menghampiri Cici yang menatapnya dengan tanda tanya. Galang memegang lututnya sekaligus mengantur napasnya.
"Kenapa kak?"
"Divo, dia mau bicara sama lo. Dia masih di UKS, baru aja siuman."
Cici membulatkan matanya. Tidak percaya dengan apa yang di dengarnya. Dia menggigit bibir bawahnya.
Ya ampun, kenapa mesti sekarang sih batin Cici.
Divo ingin bicara dengan dia. Dia belum siap untuk disuruh berbicara dengan Divo saat ini. Baru saja Cici ingin menolaknya suara bariton mendahuluinya.
"Bicara aja dek. Jangan ditolak." Nata menatap Cici lembut.
Cici tidak bisa menolaknya, dia pun mengangguk perlahan. Dengan langkah ragu Cici berjalan menuju UKS.
Bang Nata benar, gue harus bicara sama dia. Harus! Batin Cici dengan memantapkan hatinya dan dengan percaya diri dia berlari.
Tok tok tok
"Permisi kak!" Cici mengetuk pintu UKS. Tiga pasang mata langsung melihat kearahnya. Cici salah tingkah mendapat tatapan threesome seperti itu.
"Eh, masuk Ci." Reno menyambut Cici pertama kali.
"Iya kak." Cici tersenyum kikuk, mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kami keluar ya, mau cari Galang dulu." Reno langsung pamit saat Cici sudah berada tepat disebelah ranjang Divo.
Revan melambaikan tangannya dengan maksud: kami pergi dulu yaa, bye!!
Cici mengangguk begitu pula dengan Divo.
Hanya tersisa Cici dan Divo di ruangan ini. Mereka masih bermain dengan pikirannya masing-masing. Tidak ada yang berani memulai percakapan duluan. Sampai tiba saat Divo memutuskan berbicara duluan.
"Lama tak jumpa." Divo menghela napas pendek sambil menatap Cici dalam-dalam.
Cici tidak bisa berkata, seakan mulutnya di kunci untuk tidak berbicara. Dia benci saat dia tidak bisa berkata apa-apa.
Cici hanya menatap lamat-lamat Divo. Dia seakan berbicara lewat tatapannya itu. Bagi Divo, Cici seperti buku, mudah sekali untuk di baca. Tatapan Cici dalam namun sangat sendu.
Divo beranjak dari tempat tidurnya menghampiri Cici yang sedang duduk dikursi yang berada tepat disebelah Divo.
"Lama tak jumpa." Divo mengulang kembali kalimat itu, kali ini dengan lembut dan tulus. Cici masih tidak bergeming. Dia tidak tahu harus berbuat apa.
Divo menarik tangan Cici sehingga membuatnya berdiri. Kemudian Divo membekapnya ke dalam pelukan hangatnya. Cici tidak menolak, dia malah membalas pelukannya.
"Lama tak jumpa, Cici leslie Dania." Divo kembali mengulang kalimat yang sama ditambah dengan menyebut nama lengkap Cici. Dan kali ini Cici menjawabnya.
"Iyaa, lama tak jumpa. Dianda Divo."
♕♕♕♕♕
Udah sampai part 5 nih:))
Semoga bisa membuat readers betah yaa:) saran yang membangun sangat membantu dan jangan lupa comment:))
Terimakasih;)
YOU ARE READING
AURORA♕[ON GOING]
Teen Fiction⚠️FOLLOW SEBELUM BACA!!!⚠️ Takdir memang suka bermain dengan kehidupan, seperti takdir Cici yang bertemu kembali dengan Divo diwaktu yang tidak disangka. Mereka kembali bertemu dan masih dihantui oleh masa lalu yang kelam. Divo berusaha mencari seb...
♕Five♕
Start from the beginning
![AURORA♕[ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/60544432-64-k75216.jpg)