18

2.9K 241 4
                                    


(Y/n) pov

Hari ini, aku diajak oleh Wonwoo kerumahnya.
Ia sengaja cepat-cepat mengenalkanku kepada kedua orangtuanya. Lantaran ia yang tak mau dijodohkan.
Wonwoo berkata jujur alasan ia mendekatiku, awalnya aku merasa kecewa.
Kurasa, seperti dimanfaatkan agar ia bisa terhindar dari perjodohan kedua orangtuanya.

Namun Wonwoo mencoba menyakinkanku, bahwa sebenarnya ia memang mencintaiku.

Dari awal kami masuk sebagai murid baru, ia memang sudah sering memperhatikanku.
Mingyu pun berkata hal serupa, perihal ia yang sering ku hujat diam-diam bahkan Wonwoo tahu sendiri.

Aku merasa bersalah, ia kembali jujur kenapa ia bisa bersikap dingin disekolah padahal nyatanya ia orang yang ramah dan baik.

Hhh~ aku benar-benar minta maaf Jeon Won Woo.

"Sudah sampai." Wonwoo menyadarkan dari lamunanku, ia lalu keluar terlebih dahulu.
Aku masih berusaha menetralkan degupan jantung ini, Wonwoo tiba-tiba membukakan pintu disampingku dan mengulurkan tangannya.

"Aku bisa sendiri Won, jangan berlebihan begini."
"Agar ayah dan ibuku yakin, kalau kau memang kekasihku. Bukan kekasih palsu seperti di drama-drama."
Aku hanya terkekeh pelan, lalu menyambut uluran tangan Wonwoo.

"Jangan gugup, santai saja. Jika nanti kau di beri banyak pertanyaan oleh ibuku, maka berusahalah untuk tenang.
Aku akan membantumu."
Wonwoo meremas tanganku didalam genggamannya, aku kembali tersenyum.

Baiklah, aku harus mengikuti saran Wonwoo.
Agar bisa terlihat lebih tenang.

"Appa eomma. Aku pulang."
"Oh Won kau sud-ahh siapa gadis ini?" Kulihat raut wajah ibunya Wonwoo berubah jadi ceria.
Lalu ia berjalan mendekati kami,
"Annyeonghaseo, perkenalkan nama saya Song (Y/n). S-saya--"
"Dia kekasihku eomma."

Kenapa tiba-tiba aku gugup begini?
Beruntunglah Wonwoo mengerti keadaan, jadi cepat-cepat ia membantu.

"H-hah? P-pacar? Oh Tuhan, kalian duduklah dulu eomma panggilkan appamu dulu."




Author pov

Wonwoo dan (y/n) lalu duduk di sofa ruang tengah, Wonwoo kembali menggenggam tangan (y/n).
Ia tahu, bahwa kekasihnya itu benar-benar gugup.
Jadilah Wonwoo mengusap bahu kekasihnya agar merasa sedikit tenang.

Tak berapa lama, datanglah kedua orang tua Wonwoo.
Melihat itu membuat (y/n) kembali gugup dan dengan susah payah ia menelan salivanya sendiri.

Keduanya pun duduk, senyuman telah dilontarkan untuk (y/n).
Melihat itu, (y/n) pun jadi ikutan tersenyum.

"Jadi… ini kekasihmu Won?"
"Ne appa, dia kekasihku. Song (Y/n) namanya."
"Sudah berapa lama kalian kenal?"
Kali ini (y/n) yang menjawab.

"Sudah setahun, tapi kami baru menyatakan perasaan sekarang."
"Wah sudah lama juga ternyata."

Wonwoo lalu beralih menatap ayahnya.
Dengan sedikit deheman, Wonwoo berusaha menetralkan degup jantungnya juga.

"Jadi… appa akan membatalkan perjodohan itu kan?"
"Haha, tentu nak. Appa akan membatalkannya karena kau sudah menemukan pasanganmu sendiri sesuai janji kita kemarin."
"Tapi…"

Oh Tuhan, apalagi yang diinginkan orangtua ini? Wonwoo membatin sambil meremas tangannya sendiri.
Semoga tidak aneh-aneh dan masih bisa diterima oleh otaknya.

"Secepatnya kalian harus bertunangan."

"APA?!" Wonwoo memekik kaget sedangkan (y/n) disampingnya hanya diam membatu.
Haruskah secepat ini?

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang