14

2.5K 257 3
                                    

Author pov

Ketika jam istirahat tiba, (y/n) bukannya pergi ke kantin.
Ia malah pergi ke rooftop, mengabaikan perutnya yang berbunyi sejak tadi. Ia juga tak berniat untuk makan siang, menurutnya perut berbunyi itu belum tentu menandakan kalau kau lapar, melainkan ususmu yang bergeser satu sama lain.

Jadilah (y/n) saat ini pergi ketempat yang jarang di jamahi oleh orang orang itu, setelah sampai tujuan, (y/n) pun langsung duduk pada bangku bekas disana.
Ia mengabaikan angin kencang siang ini, angin itu menandakan akan turunnya hujan.
Terlihat awan hitam diatas langit sedang bergerak, rintikan air pun tak ayal lagi meresak turun.

"Hhh~ kenapa aku jadi kelihatan menyedihkan begini sih, ayolah aku tak mungkin kan mengharapkannya terus?" omel (y/n) kepada dirinya sendiri.
Lalu dengan santainya ia malah berbaring pada bangku kotor tersebut.. tak perduli apabila seragamnya nanti akan terlihat kotor. Ia membutuhkan ketenangan dan kenyamanan saat ini.

Sembari melihat awan yang terus bergerak, (y/n) sesekali menghela napas panjang dan kasar.
Apakah Mingyu sudah tahu bahwa Son Hee itu dijodohkan dengan mantan kekasihnya itu, Jisoo?

"Apakah ini yang membuat anak itu terlihat frustasi dulunya, ck sungguh. Kalau sempat ia tahu bahwa Son Hee itu sudah dijodohkan dengan Jisoo, kenapa ia juga tidak memberi tahuku sejak awal?"
"Dan apakah ia tak marah atau kesal ketika laki-laki itu masih bersamaku padahal sudah ada calonnya? Aku harus mempertanyakan ini semua kepada Mingyu."

"Mencariku?"
"Oh astaga kaget aku, kau ini. Seperti hantu saja, datang tiba-tiba tanpa di undang."
"Memangnya ada hantu tampan seperti aku ini?"
(Y/n) memutar bola matanya jengah, si tiang listrik satu ini sungguh mempunyai percaya diri yang teramat tinggi.

"Terserah mu saja. Aku ingin menanyakan sesuatu padamu, kemarilah!" perintah (y/n) kepada Mingyu. Yang disuruh langsung mendekati dan duduk disampingnya. Pandangan Mingyu lurus kedepan.

"Aku tanya padamu, kau sudah tahu bahwa Jisoo dijodohkan dengan Son Hee, mantan kekasihmu itu?" tanya (y/n) to the point tanpa basa basi lagi.

"Jisoo hyung sudah memberi tahumu?"
"Bukan dia.. melainkan ibunya langsung?"
"APA?!" Pekik Mingyu dan langsung berdiri dari duduknya.

(Y/n) langsung menutup kedua telinganya mendengar suara nyaring dari seorang Kim Min Gyu itu. Jarang-jarang manusia satu itu bisa berteriak atau memekik histeris.

"Aku pikir Jisoo hyung langsung yang memberi tahumu."
"Kau tahu, bahkan Jisoo berusaha mengagaglkan rencana pernikahan itu."
"Itu semua karena dia sudah sangat mencintaimu, namun sayangnya orang tua dia sudah menjodohkannya dengan gadis lain.
Dan gadis itu adalah mantanku, dunia memang sempit ya. Mantanku dan mantanmu akan menikah, hahahah." Mingyu tertawa miris, diikuti dengan kekehan kecil dari (y/n), benar apa kata Mingyu barusan.
Kenapa dunia bisa sesempit ini?

"Lalu kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal kalau kau sudah tahu terlebih dahulu?"
"Jisoo hyung yang memintaku untuk tidak memberitahumu, ia berjanji padaku bahwa ia sendiri yang akan langsung memberi tahumu nanti. Tentu saja aku percaya."
"Tapi kenyataannya malah ibunya yang lebih dulu memberi tahuku, bukan dia. Cih, menyebalkan." desis (y/n), Mingyu tersenyum samar lalu ia merangkul pundak sepupunya itu dan kembali berkata.

"Kita kan sekarang sama-sama single, dan karena kita juga sudah kenal lama bagaimana kalau kita juga menjalin hubungan?"

Pletak!

"Jaga ucapanmu Kim Min Gyu, kau ini berbicara apa sih?"
"Aduh, sakitnya. Yak, aku kan hanya bercanda tadi. Berusaha menghiburmu, malah aku mendapatkan jitakan mutlak darimu." Sungut Mingyu selaku korban penjitakan, ia mengelus jidatnya yang jadi sasaran jitakan. Ada bekas memerah yang terpatri jelas disana.
Sungguh malang nasibmu Mingyu.

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ