5

3.2K 311 11
                                    

Author pov


Hari ini adalah hari penyambutan murid baru di Andromeda High School.
Semua murid baru segera menuju ruang aula sekolah yang terletak dilantai 3.

Selama upacara penyambutan siswa baru.. (y/n) hanya memandang dari kejauhan.
Didepannya terdapat puluhan murid baru yang sibuk berkenalan satu sama lain dan membuat suasana aula menjadi ramai.

"(Y/N)!" sentak Mingyu disaat sepupunya itu sedang asik memandang kedepan.
"Kkamjagiya",seru (y/n) sambil memegangi dadanya. Ia terkejut bukan main dengan sapaan Mingyu yang secara tiba-tiba dan itu membuat jantungnya berpacu 2x lebih cepat.

"Aish kau mengagetkanku saja Kim."
"Hehe maaf. Setelah acara ini selesai maukah kau menemaniku ke perpustakaan sekolah?"
"Untuk apa?"
"Nanti kau akan tahu sendiri."

Setelah itu.. Mingyu pun berlalu meninggalkan (y/n).

"Heol, dia sudah membuatku terkejut dan hanya ingin memberitahu itu?"
(y/n) kesal setengah mati.






At library school


"Heh, kau mengajakku kesini hanya ingin membantumu mencarikan sebuah gelang?
"Yak, kau tahu itu adalah kenangan terakhir dari Son Hee."

Seketika (y/n) menghentikan aktivitasnya dan menengok ke arah Mingyu.
"APA KAU BILANG?! SON HEE?
PEREMPUAN YANG SUDAH MEMBUATMU SEMPAT MENANGIS SELAMA 3 HARI 2 MALAM ITU?!!"
"Aish jangan keras-keras bicaranya. Ini perpustakaan (y/n) ingat!"

Son Hee.
Mantan kekasih Mingyu yang secara tiba-tiba memutuskan sepupunya itu dan mencampakkannya. Lalu membuat Mingyu galau luar biasa sampai ia tidak keluar kamar meski hanya untuk makan minum.

Selama kejadian itu, (y/n) pun datang kerumah Mingyu dan mencoba menenangkannya.
Berbagai cara (y/n) membujuk Mingyu untuk makan atau hanya sekedar minum susu.
Namun Mingyu selalu menolaknya dan itu membuat (y/n) sangat kecewa dan marah kepada Son Hee.
"Berani-beraninya ia membuat Mingyu menjadi gila seperti ini. Awas saja kau Son Hee!" seru (y/n) kala itu di dalam hatinya.




"Sudahlah. Dia mempunyai alasan khusus kok telah memutuskanku waktu itu."
"Alasan khusus apa memangnya?" lalu mereka melanjutkan aktivitas mencari benda tersebut yang sempat terhenti tadi.

"Karena ia dijodohkan dengan seseorang."

(Y/n) paham kini kenapa Mingyu berusaha mati-matian untuk melupakan mantan kekasihnya itu. Rupanya sudah di jodohkan dengan orang lain.

"Kau tahu dengan siapa ia dijodohkan, Kim?"
"Aku tidak tahu." seru Mingyu dengan nada yang lemas.
(Y/n) lalu menghampiri sepupunya itu dan menepuk pundaknya pelan sambil berujar,
"Sudahlah lupakan saja, masih banyak gadis diluar sana untukmu. Ingat hilang satu tumbuh seribu." ujar (y/n) dan memberikan senyuman terbaiknya.

"Tapi bukankah semua wanita itu sama saja?"
Mendengar penuturan Mingyu, (y/n) lalu mengelak dan membela.

"Yak Kim Mingyu. Tidak semua wanita itu sama. Mereka tidak sepenuhnya jahat.
Kau lihat saja eomma, memangnya ia pernah jahat kepada appamu?"
"Ya kalau itu kan--"
"Beda? Hei dengar, jika kau bicara seperti ini didepan ratusan kaum wanita.
Maka pasti setengah dari mereka akan membela diri bahwa perkataanmu itu tidak benar."

"Apa kau juga wanita jahat?"
"Kutanya? Memangnya aku pernah menyakiti laki-laki? Jisoo oppa saja tidak pernah kubuat marah selama ini."
"Jika kau berbeda, kenapa aku tidak berpacaran denganmu saja?"

Tak!

(Y/n) menjitak jidat Mingyu dengan keras dan menimbulkan suara yang menggema.

"Akh~ ini sakit (y/n). Aku hanya bercanda."
"Tidak lucu Kim!"
(Y/n) lalu pergi meninggalkan sepupunya itu sendirian di perpustakaan dan setelah keluar dari sana, ia mendumel sepanjang jalan menuju kelas.





Mingyu pov



Andai kau tahu dengan siapa Son Hee dijodohkan, kau pasti akan melakukan hal yang sama denganku.
Menangis.


Aku tidak tahu apa reaksinya nanti ketika ia tahu.
Aku telah berbohong kepada (y/n) mengenai dengan siapa Son Hee dijodohkan.
Kupastikan ia akan terlihat tidak berbeda jauh seperti keadaanku waktu itu. Terlihat kusut dengan mata sembab, tidak ada nafsu makan sedikitpun.





(Y/n) pov


Ketika sampai diruang kelas, aku kembali dikejutkan dengan kehadiran seseorang.
Ia berbalik ke arahku dan tersenyum dengan hangat.

Oh Tuhan kenapa ia bisa berada disini?
Jeritku di dalam hati kala ia melambai kepadaku.

"Hello dear."
sapanya dan itu membuatku terlonjak kaget.

"Jisoo oppa, kenapa kau bisa berada disini?" tanyaku kebingungan.
"Aku mengantarkan bekal untukmu baby, kau lupa membawa uang sakumu bukan?"

Eh?

Aku lalu segera mengecek kantong seragamku dan--
Benar!

Ah kenapa aku bisa lupa membawa uang sakuku dan kenapa pula aku tidak menyadarinya?

"Darimana oppa tahu bahwa aku tidak membawa uang saku?
"Eomma mu yang memberi tahu. Ia melihat uang sakumu di atas sofa ruang tengah. Lalu beliau memintaku untuk membawakan bekal saja kesekolahmu."
jelasnya panjang lebar dan duduk disalah satu kursi didekat bangkuku.

"Terima kasih oppa sudah mengantarkan bekal untukku. Eum, tapi kenapa bisa oppa tahu ruang kelasku?"
"Tentu saja eomma mu. Kau tidak lapar, ini sudah masuk jam makan siang." aku melirik jam tangan yang melingkar indah pada pergelangan tanganku dan lagi-lagi ia benar.

Ini memang sudah masuk jam makan siang.. kenapa aku bisa tidak menyadarinya?
Oh Tuhan, ada apa denganku hari ini?

"Ekspresimu lucu sekali (y/n), makanlah jangan sampai sakit. Aku pulang dulu."
Pamitnya kepadaku dan sebelum itu ia memelukku dan menciumi puncak kepalaku.

Ahh~ kenapa rasanya nyaman sekali? Aku tidak ingin berpisah dengannya Tuhan

"Eum hati-hati dijalan oppa, sekali lagi terima kasih."
"Apapun untukmu baby."

Oh sial, kenapa hanya dengan kata-kata itu membuat pipiku sampai merona begini?
Tetap bersikap tenang (y/n) jangan terlalu kentara.

Jisoo oppa lalu pergi keluar kelasku.
Akupun langsung mengambil kotak bekal yang ia bawakan tadi lalu memandangnya dengan perasaan kagum.

"Eomma terima kasih sudah menyuruhnya untuk membawakan bekal ini kepadaku."

Akupun dengan girangnya memeluk kotak bekal itu.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?"
"Eomma kkamjagiya."

Lagi!

Kim Mingyu sialan. Kenapa ia selalu muncul tiba-tiba, sudah seperti hantu saja.
"Aish Kim. Kau ini selalu membuatku terkejut."
"Apa?Aku?Tidak. Kau saja yang terlalu asik dengan pikiranmu itu sampai-sampai tidak mendegar suara ketukan pintu dariku."

Dia pasti berbohong. Sesenang-senangnya aku tak mungkin tidak mendegar suara dibelakangku kecuali--

"KAU PASTI TADI MENGETUKNYA SANGAT PELAN. TIDAK PAKAI TENAGA, MAKANYA AKU TIDAK DENGAR."
"Demi apapun Song (y/n), jangan meninggikan suaramu. Jika nanti fansku tahu kau menggertak idol tampan mereka ini. Pasti mereka tak akan segan mem-bully mu."
"Cih,tampan pantat panci. Kulitmu saja lebih gelap dari pada kulitku."

Mingyu lalu memasang wajah kesal yang dibuat-buat. Aku tidak akan tertipu Kim.

"Tapi justru karena kulitku yang eksotis inilah menambah kadar ketampananku."

"(Y/n)-ssi, bisa ikut aku sebentar?"

Eh?

Siapa itu, sepertinya suara itu pernah kudengar sebelumnya.

"(Y/n)?" panggilnya lagi. Akupun menoleh ke arah pintu luar kelas dan--

"Jeon Wonwoo?!"





Maafkan gue yang baru memunculkan Wonwoo 😢 lama baru buat ia muncul lagi karena harus menunggu waktu yang tepat. Banyak moment (y/n)-Mingyu yaa 😂 udah bisa ketebak pasti gimana part selanjutnya kan?

                      이유진

My Boyfriend Jeon Wonwoo ✔Where stories live. Discover now