"Serius? Kok gue gatau?"
"Gue kira lo lama ke kelas gara-gara habis ngantar biodata ke TU." Zena memiringkan kepalanya.
Cici menggembungkan pipinya kesal. "Yaudah istirahat nanti deh gue anter." Cici menoleh kearah Zena yang dipandang balik oleh Zena," apa lo liat liat."
Zena hanya terkekeh pelan melihat Cici.
***
"Permisi bu Redni. Ini bu biodata saya." Cici menyodorkan map merah yang berisi biodata pribadinya, sambil tersenyum simpul.
"Kenapa baru sekarang? Tadi kamu tidak ngumpulin bareng David ya?" Bu redni menoleh kearah Cici yang menggaruk-garuk tengkuknya.
"Tadi saya datangnya agak telat bu, jadi ya gitu.. "
Bu Redni hanya mengangguk."Kamu tunggu situ bentar ya."
"I-iya bu."
Bu Redni bangkit dari duduknya dan berjalan kearah ruang Kepala sekolah. Ruang Kepala sekolah sama dengan ruang guru, hanya pintu kecil yang memisahkan antara ruang guru dan ruang kepala sekolah.
Cici menggoyangkam badannya sambil melihat ke sekitar. Dan pandangannya jatuh kepada seorang siswa yang tak lain adalah Divo.
Divo sedang berbincang dengan guru musik. Dia memegang sebuah alat musik, biola lebih tepatnya.
Dia bisa main biola?sugoi batin Cici takjub.
Cici mengedipkan matanya berulang kali. Tiba-tiba tatapan mereka saling bertemu. Cici hanya memantung melihat tatapan biasa Divo yang menurutnya sangat menusuk. Biasa namun menusuk sampai Cici sesak napas.
Cici membuang pandangannya. Tidak berani menoleh lagi. Saat bu Redni datang, Cici langsung segera berpamitan dan berlari kecil keluar dari ruang guru.
Divo masih saja memandangnya sampai dia benar-benar keluar dari ruang guru. Dan saat itu pula senyuman Divo merekah simpul.
"Lo ga ikut?" Tanya seorang siswa yang di almamater tertera nama Galang Hendra.
"Ga, gue sama Divo mau latihan musik. Dia udah dapat biolanya." Siswa satunya yang bernama Reno Putra menjawab dengan gelengan kepala.
"Beneran udah dapet?"
Divo menoleh,"udah, tadi gue dipanggil sama pak Devit buat tes biolanya."
"Yes, ga sia-sia lo buat proposal sampai tengah malam, bro!" Reno ber-high five dengan Divo.
"Revan mana nih? Kok ga nonggol sih. Dia kan harusnya yang ngisi vokal." Galang memanjangkan lehernya untuk mencari keberadaan orang yang dicarinya-Revan Demian.
Divo merongoh ponselnya dan mencoba menghubungi Revan, tetapi tidak diangkat. Dia terus menghubungi Revan dan tidak juga diangkat.
"Ga diangkat." Divo berpaling dari ponselnya dan menoleh kearah Galang dan Reno.
"Kenapa ya? Ga biasanya gini." Kali ini Galang mencoba untuk mengirim pesan Line kepada Revan. Dan nihil, tidak ada jawaban setelah 5 menit.
YOU ARE READING
AURORA♕[ON GOING]
Teen Fiction⚠️FOLLOW SEBELUM BACA!!!⚠️ Takdir memang suka bermain dengan kehidupan, seperti takdir Cici yang bertemu kembali dengan Divo diwaktu yang tidak disangka. Mereka kembali bertemu dan masih dihantui oleh masa lalu yang kelam. Divo berusaha mencari seb...
♕Four♕
Start from the beginning
![AURORA♕[ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/60544432-64-k75216.jpg)