-1- Their new live

995 89 16
                                    

-1-

Musim Panas, Juni

"Kau janji padaku untuk tidak mencampuri urusan pekerjaan, tapi bulan madu hanya ke Jeju saja." Eunha mencibir pada Baekhyun yang masih menggenggam tangannya erat, sementara yang dicibir hanya memaklumi sikap anak muda calon istrinya yang akan menjadi istrinya pada dua hari ke depan.

"Kau mau kita hanya ke Bucheon saja? Baiklah, itu lebih menghemat uangku dan menghemat waktu pula."tawar Baekhyun yang membuat Eunha makin memanyun ria dan menatap Baekhyun dengan mendelik. "Aku baru sadar bahwa kau pelit sekali, Tuan Byun." Eunha tertawa renyah, lantas langkah mereka terhenti. Ah, lebih tepatnya Baekhyun yang lebih dulu berhenti melangkah begitu mendapati seorang wanita keluar dari gerbang rumah Miyeon. Mereka memang pulang ke rumah Miyeon, karena rumah baru mereka masih berantakan dan belum bisa dijadikan tempat untuk istirahat. Eunha yang tadinya menatap Baekhyun menjadi ikut mengalihkan bola matanya menuju apa yang Baekhyun tatap.

Eunha ingin melepas tangannya dari genggaman Baekhyun, namun lelaki itu tak melepaskannya. Justru, lelaki itu malah semakin membawa Eunha ikut serta untuk mendekat pada wanita itu yang menyambut kedatangan Baekhyun dan Eunha dengan senyum cantiknya. Untuk persekian detik, matanya sempat melihat pada tangan kedua insan itu yang tertaut erat. Namun setelahnya, ia menatap wajah kedua insan itu yang sumringahnya mereka tutupi, tapi tetap bagaimana pun juga dia tahu bahwa keduanya sedang berbahagia. Dan, dirinya sendiri turut senang untuk itu. Meski, agak aneh karena dirinya merasakan seperti ada jarum yang menusuk hatinya saat ini. Rasa sakitnya tak hebat, namun tetap terasa.

"Lama tak bertemu kalian, aku kemari untuk menitipkan Yunheo lagi. Tidak apa,kan?"tanya Aeri berharap mendapat sambutan positif dari mereka. Eunha melepaskan genggaman tangannya dari Baekhyun, "T-tidak masalah unni. Itu lebih baik daripada tidak ada yang menjaganya, iyakan ahjussi."

Eunha menyenggol lengan Baekhyun hingga lelaki itu menoleh lalu menatap Aeri lagi. "Itu juga maunya Ibu, aku tidak bisa membantahnya dan aku mendukung keputusannya dan keputusanmu. Tidak baik meninggalkan Yunheo sendirian, dia masih butuh pengawasan dan perhatian dari orang dekat."

Baekhyun menjawab dengan nada yang membuat Eunha merasa bicara dengan Baekhyun yang dulu. Sebelum menghilang dari pandangannya selama lima tahun. Aeri hanya tersenyum, senyum yang begitu kaku dan miris. "Pasti kalian ingin bicara banyak,kan? Aku tinggal dulu kalau begitu." Eunha pamit undur diri, namun Baekhyun menariknya kembali untuk berdiri di sisinya. "Bukan Tuan Byun –' Aeri terlihat tergesa dengan tutur katanya, "Aku ingin bicara denganmu, Eunha-ssi."lanjutnya lagi.

Eunha menunjuk dirinya sendiri, dan Baekhyun yang meninggalkan mereka untuk memberi ruang bagi keduanya berbincang. Namun, baru mau membuka pintu masuk rumahnya, Baekhyun menoleh pada kedua wanita yang pernah ia cintai dan yang sedang ia cintai.

"Ibunya Yunheo –' Yang dipanggil menoleh, dan yang tidak dipanggil juga ikutan memandang Baekhyun, lalu bergantian menatap Aeri yang dipanggil oleh Baekhyun. Eunha merasa bahwa, sebutan itu hanya untuk membuat perasaannya tak memburuk. Eunha manusia, dan ia wanita ditambah ia sedang jatuh cinta. Jadi, adalah hal wajar baginya untuk merasa cemburu bukan?

"Aku harap kau baik-baik saja, dan jangan khawatir tentang putramu. Banyak orang yang akan menerimanya dengan tangan hangat mereka, ada Eunha, Ibuku dan Aku. Jadi, jalani semuanya dengan tenang."

Mendengar itu, Aeri tersentuh bahkan mata cantiknya sudah berlinang air mata yang masih ia tahan karena berada di hadapan calon istrinya Baekhyun. Dirinya hanya tersenyum lalu mengangguk, dan setelahnya Baekhyun masuk ke dalam rumah Miyeon hingga hanya menyisakan Aeri dan Eunha saja di luar pekarangan rumah Miyeon.

"Jadi, perlukah kita bicara di tempat lain unni?"

Aeri menggeleng cepat, "Tidak perlu, di sini saja." Eunha mengangguk sementara Aeri merogoh sesuatu dari dalam tas, "Aku akan menitipkan ini padamu."katanya seraya memberikan sebuah buku ukuran A5 semacam buku jurnal berwarna biru dan coklat. Namun, yang warna coklat sudah agak usang dan biru yang masih baru. "Apa ini?"

【On Show】Book 3 : After Then : Little Bit Longer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang