Preface | Suddenly

924 68 6
                                    

Ketika pilihan yang sudah dipilih olehnya harus membawanya pada pilihan yang lain hingga membuatnya tak bisa memilih salah satu di antara keduanya.* (AFTER THEN, 2018)


BAEKHYUN

"ahjussi," suara lembutnya memecahkan lamunanku kala aku dan Eunha memutuskan untuk makan di salah satu minimarket yang tak jauh dari rumahku dan Eunha. Kami baru pindah rumah hari ini dan hari ini adalah minus dua hari sebelum upacara pernikahan. Makan di minimarket? Iya, keinginan Eunha hanya sebatas sesederhana itu.

Hanya ada dua mangkuk ramyun yang asapnya sudah mengepul dan juga dua botol cola yang menjadi favoritnya sejak lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya ada dua mangkuk ramyun yang asapnya sudah mengepul dan juga dua botol cola yang menjadi favoritnya sejak lama.

"setelah lima tahun kau menghilang dari hidupku, aku pernah bertemu di bandara denganmu untuk pertama kalinya. Kau sadar tidak?" Eunha bertanya seperti itu membuatku teringat dengan apa yang aku lamunkan sebelum dia bersuara dan memanggilku dengan sebutan kesukaannya. Dan itu hanya berlaku bagi seorang Baek Eunha seorang.

"Menurutmu bagaimana?"

"Tidak tahu, makanya aku tanya padamu."

"Bagaimana jika itu bukanlah yang pertama setelah lima tahun?"

Pertanyaan balikku sukses membuat kening Eunha memunculkan kerut kentara yang menandakan ia bingung, namun ia masih sibuk menyeruput kuah dari ramyun miliknya. "Jika itu bukan yang pertama, lalu kapan?"

"Pada waktu di mana kau paling merindukanku?"tanyaku terkekeh namun tidak dengan ekspresi Eunha yang menanggapiku dengan wajah serius. Entah dia sedang sibuk dengan isi ramyunnya yang sudah mau habis, atau dia sedang dalam masa akhir menstruasinya.

"Jangan bercanda, ahjussi."

Tidak ada alasanku untuk tidak tertawa setiap kali Eunha berada di dekatku. Dia seperti energi positif yang memancarkan kebahagiaan. Apa hanya aku yang merasa begitu? Entahlah, aku tidak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang dia. Lantas, tanganku spontan memegang pucuk kepalanya, rambutnya sangat lembut begitu telapakku menyentuhnya, dan sebuah belaian lembut dan gemas aku berikan padanya membuat Eunha justru memanyunkan bibirnya.

Ia adalah tipikal yang benci diganggu ketika sedang makan. "Atau aku yang merindukanmu tanpa sadar?"

"huh?"

Dan, seperti biasa kini bisa aku lihat pipinya merona begitu aku usai mengatakan hal yang sebenarnya masih sedikit aneh. Perasaan yang hadir, keinginan yang hadir begitu aneh. Karena meski aneh itu semua tentangnya. Tentang Baek Eunha.

Suatu hari jauh sebelum pertemuan mereka di bandara. .

Kepulangan Baekhyun ke Korea adalah sesuatu yang memang dirinya sendiri tunggu - tunggu. Namun, kepulangan dirinya tak jarang membawa Baekhyun pada perasaan bosan dan juga bingung. Bosan karena ia ke Korea hanya akan bertemu orang - orang dekatnya, menghadiri rapat, lalu kembali lagi pulang ke rumah. Dan bingung karena setelah melakukan semua itu ia tidak tahu harus melakukan apa.

【On Show】Book 3 : After Then : Little Bit Longer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang