Adena dan Ardora 0.3

31 5 2
                                    

Ceritanya aneh ya, maafin ya semua masih belajar jadi kalo banyak yang kurang nyambung maafin yah hehe.. okedeh kita lanjut saja.
Enjoy!

🌹🌹🌹

"Lah lo?" Ujar Dena dan cowok itu bersamaan, dengan wajah yang bisa dibilang ekspresinya tak jauh berbeda. Sama konyolnya.

"Heh! lo mau culik adek gue ya!" Sungut cowok berperawakan tinggi itu sembari mengambil alih Athala dari pegangan Dena. Sementara Athala, anak kecil itu malah sibuk memainkan ponsel Dena yang tadi dipinjamnya

"Enak aja! ngapain gua nyulik Athala, yang ada lo tuh jadi abang ngga bener, bukannya di jagain malah pergi." Cerocos Dena tak mau kalah.

"Abang, Athala tuh ngga di culik, acapiloh." Ujar Athala kecil sambil memberi ponsel bercase pink pada pemiliknya.

"Lo dengerkan?" Kata Dena sarkas sembari tersenyum miring.

"Pokoknya lo culik adek gue!" kata cowok itu, egonya terlalu tinggi untuk mengalah dari cewek semacam Dena yang menurutnya harus dihindari.

"Bodo anjung!" Umpat Dena yang akhirnya jadi sebel sendiri.

Cowok itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Btw, nama lo siapa?"

"Kepo amat sih lo." Jawab Dena jutek.

"Nama kakak cantik itu, ka Dena bang." Ujar Athala polos.

"Oh, Dena." Katanya tersenyum puas.

"Atha kok ngasih tau nama aku ke dia!" Ujar dena sembari mengerucutkan bibirnya, tangannya ia silangkan di depan.

Cowok bernama Reyhan itu tertawa geli, lalu mengacak rambut adiknya gemas. "Bagus, Atha tim abang." Ujarnya puas.

"Ketawa lo!" Jutek Dena, mukanya ia buat sejutek mungkin.

"Bodo." Ujar Reyhan tak peduli, badannya membungkuk untuk membawa Athala pada gendongannya.

Reyhan mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat. "Nama gue Reyhan, pake ganteng juga boleh." Ujarnya penuh percaya diri.

"Jijik gue."

"Atha, ka Dena pulang dulu ya. Udah sore, besok kita main lagi oke?" Ujar Dena menatap Athala dengan senyuman terukir di bibir pinknya.

Athala tersenyum senang, lalu mengangguk antusias. "Oke! besok kita main di taman lagi!" Setelah melambaikan tangannya, Dena berjalan santai ke arah sepedanya lalu membawanya pergi.

🌻🌻🌻

Setelah sampai di mansion yang umumnya berwarna putih polos, Dena memberi sepedanya pada supir. Setelahnya ia langsung naik ke kamarnya yang ada di lantai dua, tepat di seberang kamar Ardora.

Dena berganti pakaian dengan cepat. Takut-takut ia masuk angin karna tadi sempat kehujanan.

Selesai berbenah diri, Dena membaringkan tubuhnya di spring bed berukuran queen size berwarna pink, kesukaannya. Tanpa sadar, matanya memejam memulai alam mimpinya.

Saat waktu makan malam, Dena berjalan dengan gontai menuju ruang makan. Mau tidak mau peraturan tidak tertulis di rumahnya adalah selalu mengikuti acara makan. Sementara di meja makan makanan sudah lengkap, tetapi ada yang beda di meja makan. Yang dena liat tidak hanya Dora, mama, papanya, tapi ada Bang Alex. Fyi, Alex itu anak dari tante Dena yang sekarang tinggal di luar negeri.

"Wih, Dena sekarang sudah besar, not my was little girl." Ujar Alex jahil. Dena langsung memasang wajah masamnya, sementara Ardora malah terlihat menahan tawanya.

Adena dan ArdoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang