19. Is it all over?

3.1K 173 5
                                    

I'm back guys.
Vote before reading

Happy Reading📚📚📚

Dalam sebuah pertemuan pasti ada perpisahan. Namun, perpisahan yang terindah adalah ketika kita saling bergenggam tangan, dan berjanji, "Kita untuk selamanya, walaupun jarak menjauh, waktu memisahkan kita, namun dirimu akan tetap terkenang dalam sanubariku"

*********************************

Jangan. Tolong jangan pergi. Temani aku. Aku butuh kau untuk melalui semua masa kelam ini. Aku tidak bisa melalui ini semua, sendiri. Orang bilang, seorang sahabat tidak akan pernah meninggalkan sahabatnya yang sedang kesulitan. Buktikan jika kata-kata itu benar. Buktikan padaku kalau kau akan selalu berada di sisiku selalu. Buktikan Chim buktikan-kth

-♡- FRIEND -♡-

Suara isakan tangis Taehyung memenuhi ruangan UGD. Dia tengah menagis sambil memeluk tubuh kaku dan pucat seseorang yang sudah terbaring lemah diatas ranjang rumah sakit dengan selimut rumah sakit yang menutupi seluruh tubuhnya.

Kalian pasti sudah dapat menebak siapa orang yang sedang Taehyung peluk. Ya. Dia.... Park Jimin. Korban dari penganiayaan Jeon Jungkook yang aksinya itu dilakukan didalam sebuah gedung tua.

Dokter sudah benar-benar menyatakan jika Jimin sudah tidak ada. Dalam kata lain. Meninggal.

Taehyung memeluk tubuh Jimin dari atas kursi rodanya dengan eratnya. Seakan tidak akan pernah mau melepas tubuh sahabat tercintanya itu. Ini yang Taehyung takutkan. Benar-benar kehilangan semua orang yang dia sayang. Taehyung sudah tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan saat ini. Sudah tidak ada siapa-siapa dalam hidupnya. Semuanya pergi.

"Jebal hiks... bangun Chim..." lirih Taehyung dengan wajah yang dibenamkan diatas dada Jimin yang tenang. Sudah tidak ada lagi suara detak jantung disana.

"Kamu gak rindu aku eoh? Kamu udah lama gak liat aku hiks. Sekarang buka. Buka hiks mata kamu. Liat aku. Aku ada didepanmu. Buka mata kamu Chim hiks buka"

Dokter yang melihat kejadian memilukan itu pun hanya dapat menunduk dengan mata yang juga sudah mulai berkaca-kaca. Dokter itu mengurungkan niatnya untuk memindagkan Jimin ke kamar mayat setelah melihat Taehyung yang begitu merasakan akan kepergian Jimin. Sungi juga hanya dapat berdiri dibelakang Taehyung dengan air mata yang sudah mengalir deras dipipinya.

"Bangun Chim. Kamu... kamu kalau tidur jangan kelamaan. Itu gak baik buat kesehatan, kamu tau? Kamu juga harus ngubah diri kamu. Jangan susah dibangunin terus. Bangun Chim bangun. Hiks.... bangun" setelah itu Sungi menyentuh pundak Taehyung. Membuat Taehyung langsung menengok kebelakang. Kearah Sungi.

Sungi menganggukan kepalanya pelan. Seakan dia ingin bicara 'kamu pasti kuat Tae'. Tapi Taehyung tak menghiraukannya. Ia malah meyakinkan Sungi kalau Jimin masih ada.

"Sungi. Jimin sebentar lagi pasti bangun. Dia cuma kecapean. Kita tunggu ya. Pasti nanti dia bangun. Iya kan Jim?" Taehyung menatap tubuh Jimin didepannya.

Tak ingin berlama-lama dengan keadaan ini, dokter pun memerintahkan suster untuk memindahkan Jimin ke kamar mayat.

"Kalian mau apa?" Tanya Taehyung saat suster mulai mendekat.

"Nak tolong mengertilah. Jimin sudah tidak ada. Anda harus menerima kenyataan ini. Kami harus membawanya ke kamar lain" kata dokter. Merasa Jiminnya ingin dibawa pergi, Taehyung langsung memeluk Jimin lagi.

[1]✔ FRIEND『VMIN』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang