Tok! Tok! Tok!

"Nona"

"Iya"

"Nona, Nyonya dan Tuan sudah pulang nona. Dan mereka menyuruh anda untuk sarapan bersama dibawah"

"Baiklah. Bilang saja sebentar lagi aku turun" jawab Jiyeon dari dalam kamarnya.

"Nee, algesseumnida" lalu pelayan itu pun kembali turun setelah menyampaikan pesan dari sang majikan kepada nona mudanya.



***

"Dimana Jiyeon?" Kata Tae hee ibu dari Park Jiyeon ketika ia melihat sang pelayan yang ia suruh untuk memanggil putrinya telah kembali.

"Nona bilang akan turun sebentar lagi Nyonya" kata pelayan tadi.

Tak lama setelah pelayanan tadi selesai berbicara Jiyeon pun terlihat sedang menuruni tangga.

"Eoh, itu Jiyeon. Kau boleh kembali bekerja" kata Tae hee. Pelayanan tadi itupun menunduk memberi hormat lalu permisi untuk kembali ke pekerjaannya.

"Chagi, kemarilah kita sarapan bersama" ajak Tae hee tersenyum ketika melihat putri cantiknya. Jiyeon pun membalas senyuman ibunya dan berjalan ke arah meja makan.

Krieet...

Jiyeon menarik kursinya dan mendudukkan dirinya tepat di depan kursi yang menghadap ke arah ibunya. Ny.Park menyodorkan sebuah mangkuk yang sudah ia isi dengan nasi kepada Jiyeon. Jiyeon menerimanya sambil tersenyum simpul.

"Gomawo eomma" ucapnya.

"Eum, bagaimana sekolahmu chagi?" Tanya Tae hee.

"Sama seperti biasa. Tidak ada perubahan. Wae, eomma?" Kata Jiyeon sambil memasukkan sesendok nasi ke dalam mulutnya.

"Apa kau masih melakukan penyamaran itu?" Kata Tae hee tiba-tiba. Seketika tangan Jiyeon yang tengah memasukkan nasi kembali ke dalam mulutnya pun terhenti.

"Eoh, penyamaran?" Bingung Yoochun dengan pembicaraan sang istri dan juga putrinya. Lantas ia pun memandang Jiyeon dengan tatapan bertanya.

"Eum, masih" jawab Jiyeon seadanya.

"Apa maksudnya dengan penyamaran?" Tanya Yoochun yang tengah makan tiba-tiba menghentikan kegiatannya. Lalu ia pun memandang istrinya untuk meminta penjelasan karena ia memang tidak tau jika selama ini Jiyeon ke sekolah menggunakan penyamaran.

Ny.Park menceritakan semuanya dari mana putrinya mulai berpura-pura menjadi yeoja kutu buku di sekolahnya. Dan tanpa sengaja ia memergoki putrinya yang sedang menggunakan penyamarannya ke sekolah. Dengan seragam yang lengkap namun tidak lupa dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya. Ia sempat terkejut mendengar penjelasan putrinya yang mengatakan tidak ingin mengungkapkan jati dirinya kepada orang luar. Cukup ia dan orang-orang terdekat saja yang tau kata Jiyeon waktu itu.

***

"Apa itu benar Yeonie?" Tanya Yoochun setelah mendengar cerita istrinya itu.

"Hm, itu benar appa" kata Jiyeon pada akhirnya diketahui oleh ayahnya juga.

"Wae?" Tanya Yoochun masih pada sikap halusnya.

"Miane appa. Aku hanya tidak suka menjadi sorotan orang banyak seperti ketika aku masih di Junior high school" sesal Jiyeon menundukkan kepalanya.

"Itukah alasanmu menyamar selama ini di belakang appa, tanpa appa tau sedikitpun?
Karena kau tidak ingin menjadi sorotan seluruh murid di sekolahmu saat ini?" Tanya Yoochun sedikit tegas namun tidak marah. Jiyeon hanya menunduk lalu menggangguk mengiyakan.

"Miane appa"

"Aigoo... Putri appa memang berbeda" ucap Yoochun mengelus surai Jiyeon penuh kasih sayang. Jiyeon mendongak memandang wajah ayahnya.

"Appa tidak marah padaku?" Tanya Jiyeon mengerutkan keningnya.

"Ani. Untuk apa appa marah pada putri appa yang sangat cantik ini hum...
Itu adalah hakmu, jadi appa tidak bisa melarangmu jika kau memang tidak suka ataupun tudak ingin orang lain tau tentangmu" kata Yoochun tersenyum kepada Jiyeon. Jiyeon pun tak kalah tersenyum mendengar ucapan ayahnya yang sama sekali tidak marah padanya karena telah membohonginya. Ia pikir ayahnya akan marah, tapi dugaannya salah. Ayahnya justru mendukung keputusannya.

"Gomawo appa" kata Jiyeon berdiri dan memeluk ayahnya karena bahagia.

"Eoh, kajja kita makan lagi" ajak Yoochun. Jiyeon mengangguk dan kembali ke kursinya.

Jiyeon tau meskipun kedua orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya, tapi bukan berarti kedua orang tuanya tidak peduli padanya. Jika kalian berpikiran seperti itu maka kalian salah. Yoochun maupun Tae hee begitu menyayangi Jiyeon putri mereka melebihi apapun itu. Ya meskipun kita tau kedua orang tuanya sangat sibuk, tapi mereka sering meluangkan waktunya untuk Jiyeon disaat-saat kesibukan keduanya. Mereka bahkan tau sifat dingin putri mereka yang sering ia tunjukkan kepada orang asing. Namun mereka bisa mengerti karena Jiyeon memang tidak terlalu menyukai hal-hal seperti berbaur. Karena mereka tau Jiyeon lebih suka untuk menyendiri dari pada ia harus berkumpul dengan orang-orang belum lama ia kenal. Tapi ada hal yang membuat Yoochun dan Tae hee senang, setidaknya Jiyeon tidak menunjukkannya kepada orang-orang rumah dan bisa menjaga sifatnya itu.







_______
~TBC~
Huwaa gaje ya mian..
Maaf juga author lama updatenya hehe...
Buat kalian yang udah mau baca sama vote makasih ya...
Oh iya... Yg umurnya di atas 18 tahun atau kebawah sebaiknya jangan manggil author ya. Soalnya aku masih 17 tahun dan gk terlalu berpengalaman dalam membuat cerita. Jadi enaknya manggil kakak/adek aja ya buat di atas 18 sama kebawah nya ke aku. Sekian ya..
Vote dan coment dibutuhkan 😊😊

LOVE IN THE SCHOOL [END] ✔Where stories live. Discover now