LIST - Part 6

Mulai dari awal
                                    

Ralat...

Bukankah dari awal Jiyeon memang mengatakan bahwa ia memang tidak menyukai sekolah elit itu yang terkenal akan murid-muridnya yang luar biasa membuatnya ingin menyumpal mulut berisik mereka itu satu-persatu. Tapi apa bisa di kata, ia pada akhirnya masuk juga di sekolah itu karena paksaan dari ayahnya dan juga sahabatnya.



***

"Apa yang kalian lakukan disini?
Cepat kembali ke pekerjaan kalian masing-masing" perintah Kim Minsoo kepala pelayan disana.

"Nee" kata mereka bertiga lalu beringsut pergi dari sana untuk melanjutkan pekerjaan mereka.

"Ku harap nona Jiyeon tidak mendengar apa yang mereka katakan tadi" kata pelayan Kim lalu meninggalkan tempat itu.

Pelayan Kim salah jika Jiyeon tidak mendengarnya. Jiyeon mendengar semuanya dari balik atas tangga. Ia berhenti ketika ia tidak sengaja mendengar namanya disebut oleh para pelayan-pelayannya. Dan ia juga bisa mendengar jika salah satu dari pelayannya itu membelanya.
Jiyeon hanya tersenyum simpul mendengar pujian itu, tapi itu tidak lama setelah ia mendengar lagi pembicaraan yang mengatakan jika ia terlalu dingin.

"Apa aku sedingin itu?" Batinnya.

Lalu Jiyeon pun kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar miliknya.




Love In The School

Ceklek!

Jiyeon membuka pintu kamar milik dan berjalan menuju ranjang king size miliknya, lalu merebahkan tubuhnya yang terasa begitu pegal dan letih.
Jiyeon memandang langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong entah apa yang saat ini ada di pikirannya. Pikirannya tiba-tiba penuh dengan perkataan para pelayannya tadi mengenai dirinya. Karena terlalu lelah dan banyak pikiran Jiyeon pun memejamkan matanya. Jiyeon juga tidak mau ambil pusing dengan perkataan para pelayannya itu. Hingga pada akhirnya Jiyeon tertidur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dulu. Untuk yang pertama kalinya dalam hidup Jiyeon, hari ini adalah hari yang paling melelahkan baginya. Ia tidak pernah merasakan selelah ini sebelumnya dengan begitu banyak pikiran di dalam otaknya.
_
_
_

Tepat pukul setengah 5 sore Jiyeon terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan diri dengan cahaya matahari sore yang tiba-tiba menyerang rentina matanya.

"Jam berapa ini?" Kata Jiyeon dengan suara serak sehabis bangun tidur. Ia melirik meja nakas di samping ranjangnya guna melihat alarm miliknya.

"17:00 kst" gumam Jiyeon terduduk di ranjangnya guna mengumpulkan nyawanya kembali yang pergi entah kemana bersama mimpinya tadi. Setelah ia merasa nyawanya sudah kembali Jiyeon pun beranjak turun dari ranjang king size miliknya menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya itu.

Lima belas menit kemudian Jiyeon keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang sudah sangat segar. Ia menggosok-gosokkan handuk kecil yang ia bawa pada rambutnya yang terlihat basah sehabis keramas. Tak lupa dengan pakaian sekolah yang sudah ia ganti dengan kaos oblong dan celana jeans pendek sepaha yang terlihat pas di tubuh idealnya. Lalu Jiyeon pun berjalan menuju meja riasnya yang tak jauh dari tempat tidurnya. Jiyeon mendudukkan tubuhnya di kursi meja riasnya dan memandang pantulan wajahnya sendiri. Tiba-tiba kata-kata para pelayannya pun terngiang kembali di telinganya. Jiyeon pun kembali tersenyum.

"Kenapa wajah secantik ini kau sembunyikan Ji?" Gumam Jiyeon pada dirinya sendiri setelah melihat pantulan wajahnya di meja kaca riasnya. Entah kenapa Jiyeon mengatakan itu kepada dirinya sendiri yang terdengar begitu konyol baginya. Setelah ia mengatakan itu Jiyeon pun merunduk menyembunyikan wajahnya hingga suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

LOVE IN THE SCHOOL [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang