10. Ah, Why Me?

2.2K 119 0
                                    

Pagi lagi. Siap berangkat lagi. Jadwal hari ini tidak terlalu padat. Alhamdulillah... Mengucap syukur kepada Yang Menciptakan, karena sudah boleh bernapas satu hari lagi.

Fahri sudah 2 hari ini dinas luar kota, Anna dititipkan di rumahku seperti biasa. Akhir-akhir ini Fahri sibuk sekali. Aku mengerti, mungkin berkaitan dengan posisinya sekarang. Dia baru saja dipromosikan lagi.

Aku sudah duduk di commuter line, menikmati pemandangan biasa. Manusia berdesakan, menuju tempat tujuan hari ini, mencari nafkah, mengejar mimpi, atau sekedar ingin pergi.

Kunyalakan HP, dan terbaca beberapa pesan masuk sejak semalam.

[Rei, besok ketemuan yuk!] Diny

[Jangan lupa bahan presentasi besok] Pak Bos

[Rei, bagi duit dong] Rafi (Hahahaha, apa sih?]

[Woy, gue balik Jakarta hari ini, langsung jemput lo ke kantor ya!] Fahri

[Rei] Adam

Dadaku berdegup kencang saat membaca pesan yang terakhir. Rei. That's it? Cuma manggil? Aku penasaran.

Kuputuskan membalas pesan Adam terlebih dahulu.

[Om Ayam]

[Rei] jawabnya masih begitu. Aku jadi curiga jangan-jangan Adam mengigau.

[Ya, ini dengan Rei, anda siapa?] Kuputuskan untuk bercanda.

[Saya Adam] jawabnya, lempeng.

[Ada apa, Pak Adam? Apa yang bisa saya bantu?]

[Saya bingung]

[Pegangan]

[Udah]

Krik. Krik. Krik.

Adam is typing....

[Makan siang bareng ya nanti] katanya mendadak.

[Maaf, saya cek jadwal dulu, ya Pak] jawabku asal.

Tiba-tiba layar HP menyala, panggilan masuk. Dari Adam. Perutku mendadak mulas.

"Halo," kumerdu-merdukan suara menjawabnya.

"Hari ini, jam 12.15, Kafe Menteng," suaranya datar.

Nuuutt... Nuuut.. Telepon terputus.

Kutatap layar HPku tak percaya. Aku seperti habis ditelepon penculik anak yang mau minta tebusan. Lalu aku tertawa, tak tertahankan. Beberapa penumpang lain menatapku sebal. Biarlah.

Berikutnya kubalas pesan Diny, [Hayuk, jam berapa, di mana?]

[Kafe Menteng, jam makan siang. Aku ada cerita seruuuu!] Aku nyaris bisa membayangkan Diny dengan wajah cantiknya, sumringah sekali.

[Mmm... Jam pulang kantor aja, gimana? Aku ada janji lunch sama teman lain] jawabku.

[After office? Woookey! Jam setengah 5 di kedai kopi lobi kantormu saja kalo gitu.] Sahutnya riang.

Kucatat kedua janji itu di aplikasi jadwal yang ada di HPku.

Makan siang sama Adam. Kafe Menteng. 12.20.

Ngemil sama Diny. Kedai kopi lobi lantai dasar. 16.30.

Oh, nyaris lupa... Pesan Fahri belum kubalas.

[Ok, Boy. Jemput yaa, tapi gue ada janjian ketemu temen dulu after office]

[Adam?] HUH. Pasti Fahri sedang menyeringai saat mengirim pesan ini.

[Bukan. Cewek]

[Cantik?] Ih, ganjennya.

[Ngga, kan temen gue ngga ada yang cantik, kata seseorang...]

KISAH WANITA BIASAWhere stories live. Discover now