"Parah, di read doang." Protes Cici.
Cici tidak habis pikir sama kelakuan kakaknya yang benar-benar mengemaskan itu. Nata selalu seperti itu kalau dengan Cici. Dia selalu manja dan juga memanjakan Cici sama seperti kakak dan adek kebanyakan.
Nata dan Cici tidak bisa terpisahkan dari kecil. Seperti perangko dan kertas.
Pada saat Nata harus pergi ke Australia saja Cici sampai nangis tiga hari tiga malam. Dia benar-benar tidak bisa jauh dari kakak kesayangan nya itu. Dia juga selalu membujuk Rania agar dia dipindahkan juga ke Australia.
Tetapi, sia-sia saja. Rania tetap tidak mengizinkan Cici pindah ke Australia. Dan tidak terasa, ternyata Nata sudah jauh dengan Cici selama dua tahun.
Cici tidak yakin kalau Nata akan banyak perubahan, melihat dari sikap acuh tak acuhnya Nata terhadap dirinya sendiri. Tetapi, tetap saja menurut Cici, Nata merupakan cowok terpede nomor satu di dunia.
Nata selalu menganggap dirinya tampan dan gagah. Walaupun sebenarnya hal itu tidak bisa dipungkiri.
Cici melirik jam dinding rumahnya, dan langsung beralih untuk menelpon Rania.
"Assalamualaikum. Ma, abang udah take off. Kuy jemput! Oke, aku ganti baju dulu ya. Oke siap, bos!"
Cici menutup telponnya dan langsung berlari menuju kamarnya dilantai atas.
-
"Kamu ga mau pake tulisan gitu, Ci? Biar kayak fans-fans EXO gitu. 'Welcome Oppa Nata'."
"Ish, Mama apaan sih. Nanti bang Nata malah makin kepedean." Cici menerima saran Rania dengan ogah-ogahan. Tidak terima.
Rania terkekeh pelan. "Ya kan manatau."
Cici tidak menjawab. Dia melirik papan jadwal penerbangan yang terletak di bagian kiri atas pintu keluar. Tertera bahwa Pesawat Nata sudah landing 15 menit yang lalu.
Berarti sebentar lagi Nata dan Omanya akan keluar. Cici adalah keturunan Asli Australia. Omanya lahir disana dan bertemu dengan Opa Cici yang merupakan asli Indonesia. Makanya, wajah Cici ada sedikit terbawa dengan gen Omanya.
Cici melirik jam tangannya dengan tidak sabar. Dia benar-benar sangat merindukan kakaknya yang satu itu. Dia sesekali merapikan bajunya dan membenahi rambutnya yang di kuncir satu itu.
Cici menghela nafas panjang. Dia merasa sepertinya waktu berjalan sangat lambat sekali.
"Cici!" Suara bariton khas Nata terdengar dari belakang Cici.
Dengan cepat Cici membalikkan badannya dan langsung melihat Nata yang setengah berlari kearahnya. Betapa bahagianya Cici saat ini, dia langsung berlari dan memeluk erat kakaknya itu.
Nata terlihat lebih gagah dengan rambut nya yang bewarna hitam gelap.
Cici benar-benar merindukan sosok Nata. Dia juga merindukan parfum yang selalu dipakai Nata. Rania melihat mereka tidak kuat menahan haru.
Nata yang menyadari Cici menangis langsung menokok kepalanya.
"Woi! Kok lo nangis?" Nata agak sedikit terkekeh pelan.
"Ish, sakit tau!" Cici melepas pelukannya dan mencubit lengan Nata yang membuat Nata meringis kesakitan.
Rania hanya tertawa kecil melihatnya. Mereka berempat pun akhirnya bergegas menuju mobil dan pulang. Saat Rania menjalankan mobil, tanpa sengaja Cici melihat sekilas bayangan Divo yang juga tengah menjemput seseorang.
Cici hanya melihat nya dari balik jendela mobil sambil berpikir.
Kayaknya gue ketemu dia terus, deh. Ah! Mungkin cuma kebetulan. Cici menggelengkan kepalanya untuk menghapus bayangannya.
"Kenapa lo?" Tanya Nata yang melihat tingkah Cici.
"Gapapa."
-
Divo berjabat tangan dengan seorang lelaki. Akrab sekali. Lelaki itu tersenyum ramah sekali.
"Hai Divo. Apa kabar? Sepertinya kau baik baik saja. Sudah lama tidak berjumpa." Lelaki itu menepuk pundak Divo. Bahasa yang digunakan sangat baku, mungkin karena sudah terlalu lama di luar negeri jadi untuk berbahasa Indonesia sudah agak sedikit kaku.
Divo tertawa kecil, hingga menampakkan lesung pipinya. "Alhamdulillah, Dokter Faiz. Sepertinya kau juga sehat, aku yakin timbangannya juga mengatakan yang sebenarnya Dok."
Lelaki yang dipanggil Dokter Faiz itu tertawa terbahak-bahak.
Divo mengangkat koper lelaki tersebut. Dan mereka pun masuk kedalam mobil, lalu pergi dengan Divo yang menyetir.
------
YOU ARE READING
AURORA♕[ON GOING]
Teen Fiction⚠️FOLLOW SEBELUM BACA!!!⚠️ Takdir memang suka bermain dengan kehidupan, seperti takdir Cici yang bertemu kembali dengan Divo diwaktu yang tidak disangka. Mereka kembali bertemu dan masih dihantui oleh masa lalu yang kelam. Divo berusaha mencari seb...
♕Two♕
Start from the beginning
![AURORA♕[ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/60544432-64-k75216.jpg)