1. Aku Reina, Janda 2 Anak

5.8K 212 4
                                    

Pukul 23.00. Aku baru saja tiba di rumah. Pekerjaan hari ini biasa saja, pulang selarut ini karena hang out dengan para sahabatku, becanda seolah malam takkan pernah berakhir. Aku segera pamit pulang, di rumah ada si kecil Arya dan Salsa yang menungguku.

Huft... lelahnya. Besok Sabtu, libur. Bisa hibernasi, istirahat. Sekarang mandi, sholat, lalu tidur menyusul para malaikat kecilku. Kuciumi wajah kecil mereka, bau khasnya menyenangkan sekali. Wajah-wajah kecil yang damai. Aku merindukan mereka.

"Bundaaaa... udah pulang?" Salsa kecil menggeliat lalu bangun sambal mengerjapkan mata bulatnya. Kuciumi dia sambil berbisik "Ssshh, iya Bunda sudah pulang, adek tidur lagi ya..". Dipeluknya tubuhku, lalu kembali terlelap. Hangat.

---

Hari ini tepat 1 tahun setelah perceraian dengan ayah anak-anakku, kami bertiga hidup baik-baik saja. Hanya saja aku bekerja lebih keras dari biasanya, maklum, single mom harus mampu mandiri, menjadi tulang punggung keluarga. Saat kutahu suamiku berselingkuh dengan teman kerjanya, saat itu juga aku mengajukan cerai, dan membuatnya angkat kaki dari rumah pemberian orang tuaku.

Tepat 4 bulan setelah akta cerai disahkan, kudengar mantan suamiku sudah menikah lagi dengan selingkuhannya, sang pelakor teman sekerja di bank ternama di Jakarta. Tak ada bantuan finansial darinya, kalaupun ada, sudah pasti akan kukembalikan. Tak sudi rasanya menerima uang dari lelaki pengkhianat itu. Aku mampu membiayai hidupku dan anak-anak.

Ya itulah aku, janda cerai beranak dua. Status yang tak mudah disandang wanita manapun. Anehnya, status duda bisa disandang dengan bangga oleh para lelaki, sementara janda selalu dicap negatif. Gatel. Pelakor (eh, btw pelakor yang bisa mengambil hati ayah anak-anakku itu janda beranak satu lho.. hahaha..).

Karena ingin menjauhi cap pelakor itulah, maka aku berusaha hidup baik-baik. Beberapa teman (laki orang, pastinya) terlihat berusaha mendekatiku. Mereka rata-rata tertarik dengan penampilanku yang cantik, ceria, mandiri, dan tidak suka drama. Karirku pun melesat cepat.

Di usiaku yang ke-30, banyak teman yang bilang aku terlihat lebih muda. Ya iyalah, pasca bercerai aku malah punya banyak waktu mengurus diriku sendiri. Ke salon, liburan bersama kakak adik, kedua orang tua dan anak-anakku, bersenda gurau bebas dengan para sahabatku. Berusaha hidup bahagia, walau sebenarnya ada luka yang besar di dalam hatiku.

Setiap ditanya para sahabat, kapan akan menikah lagi, aku akan melengos sambil bilang "tergantung, lelaki mana yang mampu mengobati lukaku, menerima anak-anakku, dan mampu membuatku kembali jatuh cinta seutuhnya". Syarat yang berat ya.... Some of them think that I will not re-marry. Hmm..

---
Pagi menjelang, Sabtu pagi yang malas. Arya dan Salsa sedang sibuk bermain dengan kucing kecil di ruang tamu. Aku melanjutkan tidurku setelah sholat subuh. Layar HP berkedip. Ada WA masuk.

[Rei, udah bangun?] Mataku langsung menyala.

Pesan dari Fahri, sahabat masa SMP yang selalu menjadi sahabatku hingga sekarang.

[Hai, Fahri. Gue masih tidur....]

[Hahahaha... Tidur kok bisa nyaut. Sholat Subuh udah belom?] Kubayangkan tawanya di ujung sana.

[Udeh subuhan. Ngapain lo pagi-pagi, ganggu aja..]

[Hahahaha... Jogging trus sarapan bareng yuk!]

[Ogah, ntar lo bawa bini dan anak lo, trus gue disuruh nungguin barang, kalian jogging..]

Lama tak dijawab... lalu terlihat 'Fahri is typing.....'

[Istri sama anak gue lagi nginep di rumah mertua, gue sendirian di rumah]

[Oh..]

[Rei, yuk.. setengah jam lagi gue jemput, ke stadion, ya! Bawa aja anak-anak lo sekalian..]

KISAH WANITA BIASAWhere stories live. Discover now