-+22+-

2.5K 93 10
                                    

"Ze tunggu, jangan cepet-cepet jalannya," panggil Cara sambil berusaha mengikuti Zea yang dengan cepat berjalan ke arah rumahnya.

"Bukan aku yang cepet, tapi kamu yang lama," protes Zea

"Lomba lari yuk! Yang sampe ke rumah duluan-"

"Habis makan. Nanti giliran masuk rumah sakit, nangis," Zoe memotong kalimat Cara karena tidak setuju. Tapi hal itu tidak membuat Cara putus asa

"Kalo gitu jalan cepet, mau gak?"

"Gak" jawab Zea dan Zoe bersamaan

"Jalan lambat?"

"Itu sih lo sekarang" sindir Zoe

Saat Cara ingin memberi usul lagi, Zea menyela lebih dulu, "Udah! Udah sampe!"

Cara yang menyadari bahwa mereka sudah sampai pun memasang ekspresi sedih.

***

Zea, Zoe dan Cara menghabiskan waktu di rumah Zea dengan menonton beberapa film dan membicarakan hal-hal yang tidak begitu penting. Seperti, 'Siapa artis yang sedang populer belakangan ini' atau 'Makanan apa yang terakhir kali mereka makan sebelum berkunjung ke rumah Zea' dan anehnya hal-hal seperti itu cukup menghibur mereka.

Setelah Zoe dan Cara puas bersenang-senang di rumah Zea, mereka pulang. Tentunya tidak dengan tangan kosong. Mereka membawa beberapa makanan dari rumah Zea dengan alasan di rumah mereka tidak ada makanan.

***

"Lea. Kantin yuk!" ajak Clairine

Lea mengangguk dan berjalan mengikuti Clairine.

"Rine, kok lo gak ajak kita?" tanya Cara

"Hehe! Habisnya biasa tanpa diajak kalian udah ikut"

"Eh Le, ajak pacar lo dong," lanjut Clairine

"Siapa?" pikir Zea

Zea menatap Cara dan untungnya Cara mengisyaratkan nama 'Leo'

"Kenapa? Gak enak ya? Gak juga gakpapa kok"

"Oh! Boleh kok, boleh. Kita ke kelas dia dulu aja," balas Zea

***

Floyd dan Rayzo terlihat kebingungan mencari kursi kosong di kantin yang penuh dengan orang kelaparan dari semua kelas. Tetapi untungnya Leo menawarkan mereka untuk bergabung bersamanya.

Suasana di meja mereka sangat ramai, bahkan dapat disebut sebagai pasarnya sekolah.

Tetapi diantara keramaian itu, terdapat Zea yang hanya berdiam dan menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadaya seadanya. Berusaha untuk tidak menonjol.

Selama kediaman itu, ia merasa ada yang menatapnya terus-menerus dengan tidak biasa. Perasaanya menebak orang itu adalah Floyd atau Rayzo atau mungkin mereka berdua menatapnya dengan aneh. Tanpa rasa curiga sedikit pun ia terus melanjutkan kegiatan makannya.

Jam istirahat akan berakhir dalam beberapa menit lagi. Tetapi Rayzo memilih untuk mengeluarkan dirinya dari group dengan mengajak Zoe. Hal itu tentu membuat semua orang memiliki pemikiran yang sama, pemikiran bahwa Rayzo menyukai Zoe. Saat Rayzo bangkit dari tempat duduknya, Floyd menatap Rayzo dengan curiga. Entah apa yang ia pikirkan sampai hatinya merasa tidak nyaman membiarkan Rayzo dan Zoe pergi berdua. Tetapi ia tidak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa menatap kepergian mereka dengan keadaan khawatir.

***

"Ray!" Floyd memanggil Rayzo yang berjalan di depannya menuju ruang tamu sehabis pulang sekolah.

Beautiful Nerd CEO (Slow Update)Where stories live. Discover now